INDONEWS.ID

  • Senin, 03/02/2020 08:01 WIB
  • Larang Dikuburkan, Pemerintah China: Jenazah Korban Corona Harus Dikremasi

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
   Larang Dikuburkan, Pemerintah China: Jenazah Korban Corona Harus Dikremasi
Amerika Siap Pulangkan Warganya dari China

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) kemarin mengumumkan larangan korban meninggal karena virus corona dikuburkan dan segala kegiatan yang melibatkan jenazah korban.

Baca juga : Dubes RI Beberkan Cara Pemerintah China Sukses Bangkit dari Pandemi Covid-19

Dilansir dari laman Business Insider, Minggu (2/2), seluruh korban meninggal karena virus corona harus dikremasi di fasilitas krematorium terdekat.

"Seluruh upacara pemakaman untuk korban juga dilarang," kata NHC.

Baca juga : Jenazah Korban Corona Terus Naik, Tukang Gali Kubur: Kami Lelah

Menurut panduan yang baru dikeluarkan NHC kemarin, semua korban meninggal virus corona harus segera dikremasi secepatnya.

Pertama, petugas medis yang merawat korban hingga meninggal harus disemprot disinfektan dan jenazah harus ditutup. Dilarang membuka kantung jenazah jika sudah ditutup.

Baca juga : Keluarga Tahan Sedih! Begini Cerita Petugas Makam Soal Prosesi Pemakaman Jenazah Korban Corona

Kedua, petugas medis akan mengeluarkan sertifikan kematian dan mengabarkan keluarga. Petugas pemakaman setempat kemudian akan dihubungi.

Ketiga, petugas pemakaman lalu akan mengambil jenazah dan membawanya ke fasilitas krematorium untuk dikremasi. Surat sertifikat kremasi kemudian akan diterbitkan.

Tak seorang pun diizinkan melayat jenazah selama proses di atas berlangsung. Keluarga lalu akan diizinkan mengambil jenazah yang sudah dikremasi dan didokumentasikan.

Hingga hari ini seluruh korban meninggal karena corona di China sudah mencapai 304 orang dan 14.380 terinfeksi. Virus ini juga sudah menyebar ke puluhan negara.

Filipina hari ini mengumumkan satu korban terinfeksi virus corona meninggal, yang pertama di luar China.

Departemen Kesehatan Filipina mengatakan laki-laki 44 tahun asal China yang berasal dari Wuhan dirawat pada 25 Januari lalu setelah mengalami batuk-batuk, demam, dan sakit tenggorokan.

Dia menderita pneumonia akut dan dalam beberapa hari terakhir pasien menunjukkan kondisi stabil dan ada kemajuan, tapi kemudian dalam 24 jam terakhir kondisi pasien terus memburuk hingga meninggal kemarin, kata Departemen Kesehatan, seperti dilansir laman AP, Minggu (2/2).

"Ini yang pertama kali kematian terjadi di luar China," kata Rabrindra Abeyasinghe, perwakilan WHO untuk Filipina kepada wartawan.

Artikel Terkait
Dubes RI Beberkan Cara Pemerintah China Sukses Bangkit dari Pandemi Covid-19
Jenazah Korban Corona Terus Naik, Tukang Gali Kubur: Kami Lelah
Keluarga Tahan Sedih! Begini Cerita Petugas Makam Soal Prosesi Pemakaman Jenazah Korban Corona
Artikel Terkini
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi di Kemenkopolhukam Bahas Situasi di Papua dan Permasalahan Tanah di Sumsel
Cegah Perang yang Lebih Besar, Hikmahanto Sarankan Menlu Retno untuk Telepon Menlu Iran Agar Tidak Serang Balik Israel
Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional
Pj Bupati Maybrat Sidak Kantor Distrik Ayamaru Jaya, Ini yng Dijumpai
Bahas Inklusivitas Keuangan hingga Stabilitas Geopolitik, Menko Airlangga Berbincang Hangat dengan Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas