INDONEWS.ID

  • Selasa, 18/02/2020 09:01 WIB
  • Lab di China Bantah Tudingan Jadi Sumber Virus Corona

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Lab di China Bantah Tudingan Jadi Sumber Virus Corona
Kota Wuhan dari salah satu sudut (foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Sebuah lembaga penelitian virus di China yang berlokasi di Wuhan, membantah tudingan yang menyebut bahwa institusinya merupakan sumber epidemi virus corona.

Melalui sebuah pernyataan, Institut Virologi Wuhan menyangkal salah satu karyawannya adalah pembawa virus corona.

Baca juga : Indonesia Buka Peluang Investasi Energi Terbarukan Miliaran Dolar di China RE Invest Indonesia 2024

"Baru-baru ini ada informasi palsu tentang Huang Yanling, lulusan dari institut kami, yang mengklaim bahwa dia adalah pembawa virus corona (patient zero)," kata institut tersebut sambil menegaskan bahwa klaim itu tidak benar.

Institut Virologi Wuhan menyebut Huang merupakan seorang mahasiswi pascasarjana di lembaga itu sampai 2015 lalu. Setelah lulus, Huang dikabarkan meninggalkan Wuhan dan belum kembali sejak itu.

Baca juga : Sambut Tahun Naga, DAAI TV Terus Menebar Kebaikan

Institut tersebut juga menjelaskan bahwa Huang dalam kondisi sehat dan tidak didiagnosis virus corona.

Dilansir dari South China Morning Post, Senin (17/2), hingga kini pihak berwenang China belum merilis identitas pasien pertama virus corona ke publik.

Baca juga : Berkat China, Iran dan Saudi Berdamai: Amerika semakin Kesepian

Pejabat Kementerian Sains dan Teknologi China Wu Yuanbin menuturkan para peneliti dan pejabat Negeri Tirai Bambu meyakini bahwa virus corona kemungkinan berasal dari konsumsi hewan liar seperti kelelawar.

Pihak berwenang China meyakini bahwa epidemi yang telah menewaskan 1.770 orang di seluruh dunia itu berasal dari pasar makanan laut di Wuhan.

Kesimpulan itu didapat setelah petugas mengidentifikasi sekelompok pasien positif corona pada Desember lalu memiliki keterkaitan dengan pasar tersebut.

Namun, sejumlah pihak mengklaim kemunculan virus corona berkaitan dengan salah satu laboratorium negara di Wuhan.

Pasien pertama yang terjangkit virus corona di China juga tidak pernah mengunjungi pasar tersebut menurut sebuah penelitian jurnal medis The Lancet pada 24 Januari lalu.

Seorang spesialis penyakit menular Universitas Georgetown di Washington, Daniel Lucey, menuturkan ada kemungkinan virus corona "masuk ke pasar tersebut sebelum menyebar keluar dari pasar itu."

Meski begitu, hingga kini tak ada bukti kuat yang mendukung klaim terhadap Institut Virologi Wuhan tersebut.

Namun, pada akhir pekan lalu, Kementerian Sains dan Teknologi China mengeluarkan arahan yang secara langsung menyerukan peningkatan manajemen virus di semua laboratorium biologi dan juga peningkatan keamanan biologis.

Artikel Terkait
Indonesia Buka Peluang Investasi Energi Terbarukan Miliaran Dolar di China RE Invest Indonesia 2024
Sambut Tahun Naga, DAAI TV Terus Menebar Kebaikan
Berkat China, Iran dan Saudi Berdamai: Amerika semakin Kesepian
Artikel Terkini
Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi
Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi
Semangat Kartini dalam Konteks Kebangsaan dan Keagamaan Moderen
Kementerian PUPR Tuntaskan Pembangunan Enam Titik Sumur Bor Bertenaga Matahari di Mamuju
Kemenangan Prabowo-Gibran Peluang Bagi Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Konektivitas Antarpulau
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas