INDONEWS.ID

  • Sabtu, 11/04/2020 20:15 WIB
  • FAO Indonesia Tegaskan Tidak Pernah Keluarkan Data Pasien Corona Berdasarkan Kelas Ekonomi

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
FAO Indonesia Tegaskan Tidak Pernah Keluarkan Data Pasien Corona Berdasarkan Kelas Ekonomi
Logi Badan Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Badan Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengelurkan data golongan pasien terinfeksi covid-19 berdasarkan kelas ekonomi. 

Selain itu, FAO juga menegaskan bahwa pihaknya tidak berafiliasi dengan Program Pangan Dunia (WFP). Keduanya merupakan dua badan PBB yang independen satu sama lain. WFP mempunyai mandat dan otoritas berbeda dengan FAO.

Food and Agriculture Organization (FAO) menegaskan pihaknya tidak pernah mengeluarkan data terkait Virus Corona. Hal tersebut menyusul pemberitaan di beberapa media yang menyebutkan FAO dan WFP (World Food Program), mengeluarkan laporan hasil analisis golongan pasien covid-19 .

Demikian disampaikan National Communication Advisor, FAO Indonesia Siska Widyawati menyusul adanya pemberitaan di beberapa media yang menyebutkan FAO dan WFP (World Food Program) berafiliasi dan mengeluarkan laporan hasil analisis golongan pasien covid-19 berdasarkan kelas ekonomi.

"Berkaitan dengan berita elektronik yang berjudul "Data FAO: virus corona lebih banyak menginfeksi kaum kelas menengah atas" diterbitkan oleh kantor berita detik tanggal 10 April, dengan ini FAO Indonesia menegaskan bahwa berita itu tidak benar," tegas Siska dalam keterangan tertulis yang diterima INDONEWS.ID pada Sabtu, (11/4/2020).

Siska menegaskan, pihak FAO baik Kantor Pusat di Roma dan Kantor Perwakilan Indonesia tidak pernah mengeluarkan laporan data mengenai dampak Virus Corona.

"FAO adalah Badan Pangan dan Pertanian PBB yang berfokus pada peningkatan kapasitas petani, nelayan, pembudidaya dan peternak di dunia dan memberikan advokasi kebijakan pembangunan pertanian," pungkas Siska.

Di Indonesia, FAO bermitra secara teknis terutama dengan Kementrian Pertanian, Kementrian Kelautan dan Perikananan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan maupun Kementerian Perencanaan Pembangunan (Bappenas).

"FAO telah memiliki kantor perwakilan di Indonesia sejak tahun 1978 dan telah menjalankan lebih 650 program dan proyek di Indonesia sampai hari ini," terang Siska.

Diketahui, dalam pemberitaan sebelumnya, WFP mencatat bahwa berdasarkan data masyarakat terinfeksi Virus Corona di seluruh dunia, terdapat klasifikasi pasien Covid-19 berdasarkan empat kelas pendapatan yang berbeda.

Klasifikasi itu terdiri atas kelas atas (high income), kelas menengah atas (upper middle income), kelas menengah bawah (lower middle income), dan kelas bawah (low income).

Data yang dihimpun WFP hingga Kamis (9/4/2020) pukul 23.59, menunjukkan pasien Covid-19 didominasi masyarakat pendapatan kelas atas dan kelas menengah atas.

Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan data kasus terkonfirmasi, WFP mencatat sebanyak 1.292.025 pasien merupakan masyarakat pendapatan kelas atas.

Berikutnya, sebanyak 269.284 pasien merupakan masyarakat pendapatan kelas menengah atas.

Kemudian, sebanyak 30.672 pasien merupakan negara dengan masyarakat pendapatan kelas menengah bawah dan 2.452 pasien merupakan negara dengan masyarakat pendapatan kelas bawah.

Klasifikasi WFP merujuk pada pembagian pendapatan negara berdasarkan tahun fiskal 2020 oleh Bank Dunia atau World Bank. Bank Dunia melakukan penghitungan menggunakan metode Atlas Bank Dunia.

Kelas bawah didefinisikan sebagai negara yang memiliki pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita sebesar atau kurang dari 1.025 dollar Amerika Serikat pada 2018. Kelas menengah bawah adalah negara yang memiliki PNB per kapita antara 1.026 dollar AS dan 3.995 dollar AS. 

Berikut adalah klarifikasi lengkap dari FAO Indonesia

Berkaitan dengan berita elektronik yang berjudul "Data FAO: virus corona lebih banyak menginfeksi kaum kelas menengah atas" diterbitkan oleh kantor berita detik tanggal 10 April, dengan ini FAO Indonesia menegaskan bahwa berita itu tidak benar dengan alasan:

1. FAO baik Kantor Pusat di Roma dan Kantor Perwakilan Indonesia tidak pernah mengeluarkan laporan data mengenai dampak virus corona seperti yang diberitakan dalam artikel tersebut oleh detik.com

2. FAO (Food and Agriculture Organization) dan WFP (World Food Program) adalah dua badan PBB yang independen satu dan lainnya. WFP mempunyai mandat dan otoritas berbeda dengan FAO.

3. FAO meminta redaksi Detik.com untuk mencabut pemberitaan tersebut dan memuat ralat dan klarifikasi kami.

4. FAO adalah Badan Pangan dan Pertanian PBB yang berfokus pada peningkatan kapasitas petani, nelayan, pembudidaya dan peternak di dunia dan memberikan advokasi kebijakan pembangunan pertanian. Di Indonesia, FAO bermitra secara teknis terutama dengan Kementrian Pertanian, Kementrian Kelautan dan Perikananan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan maupun Kementerian Perencanaan Pembangunan (Bappenas). FAO telah memiliki kantor perwakilan di Indonesia sejak tahun 1978 dan telah menjalankan lebih 650 program dan proyek di Indonesia sampai hari ini.

Demikian surat pernyataan klarifikasi ini dibuat dengan penuh tanggung jawab.

Terimakasih

 

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Tiga Warga Meninggal Imbas Longsor dan Lahar Dingin Gunung Semeru
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi di Kemenkopolhukam Bahas Situasi di Papua dan Permasalahan Tanah di Sumsel
Cegah Perang yang Lebih Besar, Hikmahanto Sarankan Menlu Retno untuk Telepon Menlu Iran Agar Tidak Serang Balik Israel
Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional
Pj Bupati Maybrat Sidak Kantor Distrik Ayamaru Jaya, Ini yng Dijumpai
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas