INDONEWS.ID

  • Sabtu, 27/06/2020 08:01 WIB
  • Longsor di Kota Palopo Sulawesi Selatan, Sembilan Rumah Rusak Berat

  • Oleh :
    • Mancik
Longsor di Kota Palopo Sulawesi Selatan, Sembilan Rumah Rusak Berat
Bencana tanah longsor terjadi di Desa Battangbarat, Kecamatan Warabarat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, menyebabkan sembilan rumah warga rusak berat.(Foto:Dokumen BNPB)

Palopo, INDONEWS.ID - Bencana tanah longsor mengakibatkan sembilan rumah warga rusak berat di Desa Battangbarat, Kecamatan Warabarat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, pada Jumat (26/6), pukul 16.00 waktu setempat.

BPBD Kota Palopo melaporkan longsor dipicu oleh hujan intensitas tinggi dan struktur tanah labil.

Baca juga : Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut

Selain merusak rumah warga, longsor juga mengakibatkan akses Jalan Palopo dan Tanah Toraja terputus. BPBD setempat melaporkan longsor tidak mengakibatkan korban jiwa.

Insiden longsor serupa terjadi di wilayah yang sama seminggu yang lalu.

Baca juga : Tiga Warga Meninggal Imbas Longsor dan Lahar Dingin Gunung Semeru

Pascainsiden tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kota Palopo melakukan kaji cepat di lapangan. Tim juga melakukan evakuasi warga terdampak. Tim yang berada di lapangan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan darurat di wilayah itu.

Kota Palopo merupakan wilayah dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi untuk bahaya tanah longsor. Luas wilayah dengan tingkat kerentanan sedang seluas 5.272 hektar, sedangkan tinggi mencapai 11.994 hektar.Jumlah potensi populasi terpapar akibat bahaya tanah longsor mencapai 5.243 jiwa.

Baca juga : Sebanyak 14 Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja

Masyarakat setempat diharapkan mampu mengidentifikasi potensi ancaman bahaya di sekitar. Pada kondisi hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi lama dapat memicu terjadinya longsor tersebut.

Ini merupakan salah satu bentuk kesiapsiagaan berbasis komunitas menghadapi bahaya longsor atau gerakan tanah.

Di samping itu, kemampuan untuk menganalisis intensitas dan durasi hujan dapat menjadi peringatan dini masyarakat. Indonesia sendiri telah memiliki landslide early warning system (LEWS) namun belum semua wilayah terpasang sistem ini.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) mengeluarkan peta zona kerentanan gerakan tanah Juni 2020 yang menunjukkan bahwa wilayah Kota Palopo termasuk berpotensi menengah hingga tinggi.*

 

 

Artikel Terkait
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Tiga Warga Meninggal Imbas Longsor dan Lahar Dingin Gunung Semeru
Sebanyak 14 Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja
Artikel Terkini
Akibat Banjir Bandang Di Tanah Datar, 8 warga Tewas dan 12 Orang Masih dinyatakan hilang
Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
Pos Mahen Satgas Yonif 742/SWY Ajari Murid SDN Baudaok Cara Mengolah Sampah Plastik
Indonesia-Kazakhstan untuk Rampungkan Perjanjian Promosi dan Perlindungan Investasi
Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas