INDONEWS.ID

  • Selasa, 21/07/2020 10:18 WIB
  • Dokter Reisa: Mari Kita Kompak, Bersama-sama Lawan Covid-19

  • Oleh :
    • Mancik
Dokter Reisa: Mari Kita Kompak, Bersama-sama Lawan Covid-19
Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Gugus Tugas Nasional, dr. Reisa Broto Asmoro.(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Tim Pakar Gugus Tugas Nasional mencatat perkembangan zona merah di Indonesia sudah berkurang secara drastis. Dari jumlah 108 zona merah berkurang hingga 31 sampai 20 Juni.

Menurut Dokter Reisa, situasi seperti ini terus dipertahankan. Pemerintah Daerah bekerja sama dengan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dan memberikan sanksi bagi mereka yang tidak patuh.

Baca juga : Prof Tjandra Raih Rekor MURI Sebagai Penulis Artikel COVID-19 Terbanyak di Media Massa

"Resep sukses daerah-daerah ini hanya satu, bahwa semua komponen, pimpinan daerah, dan anggota masyarakat, sama-sama bekerja erat, menetapkan protokol kesehatan, baik secara individu ataupun kolektif, baik dalam edukasi, pemberlakuan sanksi, maupun penerapan protokol kesehatan," ujar Dokter Reisa saat konferensi pers Gugus Tugas Nasional di Graha BNPB, Jakarta, Senin (20/07/2020) kemarin.

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Gugus Tugas Nasional ini berpesan kepada orang-orang yang tinggal di zona hijau, untuk tetap taat peraturan dan melaksanakan protokol kesehatan. Mengingat, pandemi belum memberikan tanda-tanda untuk berakhir.

Baca juga : Menko Airlangga: Pandemi Covid-19 Sadarkan Pentingnya Kemandirian Sektor Kesehatan dan Penyediaan Sarana dan Prasarana Kesehatan

"Tetap praktekan jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan dengan sabun," ujarnya.

Virus SARS-CoV-2 ini tersebar di seluruh dunia serta tidak memilih korban. Penyebaran virus ini juga merupakan salah satu yang paling cepat di dunia, dalam kurun waktu 6 bulan virus ini sudah dapat ditemukan di lebih dari 200 negara dan telah mengakibatkan 500.000 orang kehilangan nyawanya.

Baca juga : Covid Berubah Status, Peralihan ke Endemi Kuncinya Partisipasi Masyarakat

Di Indonesia diperkirakan jumlah kasus Covid-19 mencapai 86.000 dan lebih dari 45.000 orang sudah berhasil sembuh dan pulih kembali. Namun, 4.000 orang di antara mereka tidak dapat diselamatkan.

Sejak Sabtu lalu (18/7), total kumulatif konfirmasi Covid-19 di Indonesia sudah melebihi China, yaitu tempat virus ini pertama kali ditemukan. Oleh sebab itu, kita harus bekerja lebih keras lagi.

"Kita harus kerja lebih giat lagi, seperti yang disampaikan oleh presiden Joko Widodo. Kita harus kerja ekstra keras, kita perlu makin rapatkan barisan, lebih solid lagi bersatu melawan Covid-19," ucap Dokter Reisa.

Reisa menyampaikan, cara terbaik untuk menang melawan Covid-19 bukanlah dengan membandingkan angka-angka yang cepat perubahannya, melainkan sikap optimis, kekompakan serta gotong royong.

"Masyarakat Aceh bisa, masyarakat Bintan bisa, Gorontalo bisa, DI Yogyakarta bisa, Maluku dan Papua pun memberikan contoh mereka bisa. Sebagian saudara kita bisa melindungi diri mereka dan wilayah mereka dengan menjadi kooperatif dan mendukung upaya pemerintah, lalu menerapkan disiplin protokol kesehatan dan kebijakan adaptasi kebiasaan baru," tambah Dokter Reisa.

Dokter Reisa kembali mengingatkan, upaya pencegahan yang paling efektif, yaitu, selalu jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan jadikan ini menjadi sebuah kebiasaan baru ditengah pandemi ini.*

 

Artikel Terkait
Prof Tjandra Raih Rekor MURI Sebagai Penulis Artikel COVID-19 Terbanyak di Media Massa
Menko Airlangga: Pandemi Covid-19 Sadarkan Pentingnya Kemandirian Sektor Kesehatan dan Penyediaan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Covid Berubah Status, Peralihan ke Endemi Kuncinya Partisipasi Masyarakat
Artikel Terkini
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Mendagri Tito Lantik Sekretaris BNPP Zudan Arif Fakrulloh Jadi Pj Gubernur Sulsel
Perayaan puncak HUT DEKRANAS
Kemendagri Tekankan Peran Penting Sekretaris DPRD Jaga Hubungan Harmonis Legislatif dengan Kepala Daerah
LPER Dilibatkan BNPT Berikan Kuliah Umum Kepada Peserta Didik di Penajam, dan Kutai Kertanegara, Kaltim
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas