INDONEWS.ID

  • Kamis, 03/09/2020 16:30 WIB
  • Bantah Gunakan Buzzer, KSP: Kami Hanya Pakai Influencer

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Bantah Gunakan Buzzer, KSP: Kami Hanya Pakai Influencer
Plt Deputi V Kantor Staf Kepresidenan, Jaleswari Pramodhawardani (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Deputi V Kantor Staf Presiden Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM Jaleswari Pramodhawardani membantah kabar yang menyebutkan pihaknya menggunakan pendengung (buzzer) untuk menyampaikan program-program Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kami sama sekali tidak menggunakan buzzer," Jaleswari dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9)

Baca juga : Hardiknas, KSP: Momentum Percepatan Sertifikasi Guru

Jalesweri melanjutkan, KSP hanya memanggil narasumber berpengaruh atau lebih dikenal dengan influencer sebagai narasumber diskusi. Influencer yang digunakan adalah tokoh yang memiliki latar belakang pengetahuan, yang mungkin saja dalam konteks media sosial, memiliki pengikut (followers) jutaan atau ratus ribuan orang.

Menurut Jaleswari, influencer berbeda dari pendengung. Pendengung atau dikenal dengan sebutan buzzer lebih anonim karena bisa siapa saja, serta ikut-ikutan mendengungkan isu yang sudah ada, bukan isu baru, berdasarkan pesanan. "Bukan siapa-siapa, dan anonim, dan dia bergerak berdasarkan pesanan," ucapnya.

Baca juga : SiCepat Ekspres Optimis Hadapi Lonjakan Paket Ramadan

Sementara influencer, kata Jaleswari, merupakan person yang memiliki kecakapan untuk berdiskusi dengan KSP dan membicarakan isu-isu strategis. Misalnya, akademisi.

"Influencer ini, sesekali KSP menggunakan. Misalnya, kami mendiskusikan tentang isu-isu strategis. Misalnya, akademisi seperti bapak Faisal Basri, saya rasa di media sosial, dia adalah influencer untuk memberi masukan terkait ekonomi," ujar Jaleswari.

Baca juga : Satu Dekade Bersama SiCepat Ekspres, Bukti Konsistensi Perusahaan Bantu Masyarakat dan UMKM

Ketika influencer mencuit di Twitter-nya terkait kegiatan diskusi bersama KSP terkait program-program Presiden tersebut, Jaleswari mengatakan KSP tidak menyediakan bayaran untuk mencuit itu.

"Pembayaran yang diberikan sesuai budget narasumber biasa. Kami menggunakan prinsip-prinsip transparan dan akuntabel sembari tidak melunturkan sikap pemerintah bahwa boleh kita berbeda pendapat. Artinya kalau influencer dipanggil pemerintah, lebih kepada (menjadi) karakter narasumber," tutur Jaleswari.*(Rikard Djegadut).

 

Artikel Terkait
Hardiknas, KSP: Momentum Percepatan Sertifikasi Guru
SiCepat Ekspres Optimis Hadapi Lonjakan Paket Ramadan
Satu Dekade Bersama SiCepat Ekspres, Bukti Konsistensi Perusahaan Bantu Masyarakat dan UMKM
Artikel Terkini
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tumbuh Untuk Menginspirasi: PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Strategi Sukses dalam Mengimplementasikan HRIS di Perusahaan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas