INDONEWS.ID

  • Kamis, 28/01/2021 12:15 WIB
  • Puncak dari Ilmu Adalah Toleransi

  • Oleh :
    • luska
Puncak dari Ilmu Adalah Toleransi
Puncak dari ilmu adalah toleransi

Penulis : Francisca Sestri Goestjahjanti (Wakil Ketua STIE & STMIK Insan Pembangunan)

Mengawali tahun 2021 yang masih ditandai dengan penanggulangan penyebaran pandemi Covid-19 oleh dunia.
Di Indonesia sendiri yang terindikasi positif telah menyentuh angka psikologis 1.000.000 pada minggu ini. Keadaan memprihatinkan itu, masih ada pihak- pihak yang memang sengaja melontarkan kontra terhadap upaya Pemerintah menghadirkan vaksin, bahkan secara blak-blak di media sosial menolak untuk divaksin. Lucunya dari parlemen ada yang menuding kalau ini hanya akan dipakai untuk kepentingan bisnis, dan lain- lain. Sikap demikian sudah terekam menunjukkan perpecahan dari pelaksanaan pilpres 2014 lalu.

Kampus IKIP Siliwangi Cimahi, memiliki pandangan yang mengedepankan Kebersamaan dan mendidik para calon pemimpin di bidang Pengembangan Pendidikan dalam bingkai Pancasila. Hal ini diwujudkan dalam sarasehan daring baik secara zoom meeting maupun youtube live straming beberapa bulan lalu dengan tema Pancasila dalam Reformasi Pendidikan Untuk Indonesia Emas 2045", yang dihadiri ribuan peserta, menampilkan tokoh nasional Yudi Latif, Hikmat Zakky Lemhanas dan ICMI Jabar dalam upaya mengembalikan Persatuan Indonesia dalam arti harfiah dan penuh toleransi.

Menurut Heris Hendriana pakar Marematika dan Rektor IKIP Siliwangi : Bahwa Puncak dari Ilmu itu adalah Toleransi" dimana kecerdasan seseorang dibentuk dan diawali oleh kearifan bukan oleh kesombongan dengan ilmu pengetahuannya tersebut. Maka ucapan orang berilmu dan cerdas akan menyejukkan dan menjadi solusi dari masalah bukan sebaliknya menambah masalah. Sebagai contoh : Ketika bangsa ini memiliki keyakinan mayoritas justru peran pemuka agama harus memberikan kesejukan. Oleh karenanya pada edisi awal tahun 2021di era penanggulangan pandemi Covid-19, Buletin bulanan mengangkat Topik "PERAN ULAMA DASYAT" ditulis oleh KH. Olih Komarudin secara runtut tentang peran pemimpin, pengajar dan 7 peran Ulama, intinya bahwa da`wah bukan untuk memukul tetapi merangkul.Bukan mengejek tetapi mengajak yang lain untuk saling bertoleransi.

Buletin itu mendapat tanggapan senada dari Francisca Sestri Goestjahjanti selaku Wakil Ketua STIE & STMIK Insan Pembangunan, bahwa intoleransi di negeri ini harus diakhiri, karena terbukti tidak membawa manfaat bagi pembangunan SDM yang Pancasilais. Apalagi atas nama demokrasi dengan gamang menghujat orang lain, jangankan kepada rakyat biasa, kepada presiden yang bukan pilihannya saja menyebut dengan rendah dan mengejek serta mempertontonkan arogansi yang tidak mendidik kepada masyarakat Archipelago ini,dan kedepan harus disudahi mulai dari lingkungan Kampus.

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Sudah Dibatalkan MK, Partai Buruh Akan Gugat Aturan Pencalonan Pilkada
Update Banjir Bandang di Agam, Korban Meninggal 19 Orang
KNKT Minta Semua Pihak Buat Rencana Perjalanan Wisata yang Baik dan Bijak
Akibat Banjir Bandang Di Tanah Datar, 8 warga Tewas dan 12 Orang Masih dinyatakan hilang
Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas