INDONEWS.ID

  • Jum'at, 24/12/2021 10:45 WIB
  • KH Yahya Cholil Staquf Unggul di Putaran Pertama Pemilihan Ketua Umum PBNU

  • Oleh :
    • very
KH Yahya Cholil Staquf Unggul di Putaran Pertama Pemilihan Ketua Umum PBNU
KH Yahya Cholil Staquf, Calon Ketua Umum PBNU. (Foto: Antara)

Lampung, INDONEWS.ID – KH Yahya Cholil Staquf atau yang biasa disapa Gus Yahya, memimpin perolehan suara dalam periode pertama pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam Muktamar NU di Lampung, Jumat dini hari, 24 Desember 2021.

Dalam pemilihan Ketua PBNU ini, Gus Yahya bersaing dengan dua kandidat lain yaitu Kiai Said Aqil Siroj dan As`ad Said Ali.

Baca juga : Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD

Seperti dikutip dari Seputarlampung.com, Gus Yahya mengantongi sebanyak 327 suara, sedangkan Kiai Said mendapatkan 203 suara, dan As`ad Ali meraih 17 suara.

Selanjutnya, KH Yahya Cholil Staquf dan KH Said Aqil Siradj akan maju ke putaran kedua dalam pemilihan Ketua Umum PBNU.

Baca juga : Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional

Dalam pemarapan visi dan misinya beberapa waktu lalu, Gus Yahya mengatakan, dirinya memang menawarkan diri untuk dipilih sebagai Ketum dalam Muktamar kali ini. “Saya melihat ada sejumlah hal penting yang harus dilakukan NU segera yaitu yang tema besarnya adalah transformasi konstruksi organisasi NU supaya NU ini bisa lebih optimal di dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya,” ujarnya seperti dikutip Tribunnews.com pada 5 Desember 2021.

Menurutnya, jumlah warga Nahdliyin sangat. Menurut sejumlah survei bahwa warga NU mencapai sekitar lebih dari 50 persen populasi penduduk muslim di Indonesia.

Baca juga : Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua

Karena itu, katanya, pengurus PBNU sangat berwibawa sekali. “Karena kita punya citra konstituen yang luas, cuma persoalannya kemudian wibawa itu hanya aktual di tingkat PBNU dan di daerah-daerah yang komunitas NU-nya tebal tapi di daerah yang komunitas NU-nya tipis ini tidak teraktualisasi kebesaran NU ini sehingga masih banyak bahkan sebagian besar karena daerah yang komunitas NU-nya tebal itu tidak terlalu banyak juga: Jatim, Jateng, jawa keseluruhannya mungkin,” ujar Gus Yahya.

Karena itu, Gus Yahya mengusulkan supaya pelaksanaan program untuk NU orientasinya dibalik. “Kasarnya dijungkir. Jadi pelaksanaan kegiatan janganlah di pusat, tapi di daerah,” tuturnya.

Dia mengatakan, tugas dari PBNU nanti mencarikan atau membangun program-program untuk dieksekusi di daerah di cabang-cabang. Kalau urusannya ekonomi ekonomi kerakyatan ibaratnya.

“Jadi ini nanti jelas bahwa ada kebutuhan untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain dengan pemerintah atau swasta untuk membangun program-program ini yang untuk sekali lagi dilaksanakannya di cabang-cabang,” ujarnya.

Hal ini, katanya, akan memicu konsolidasi struktural antara PBNU dengan jaringan PWNU dan PCNU di seluruh Indonesia, kalau sudah begitu kita bisa melihat suatu agenda nasional betul-betul digerakkan dibawa secara serentak karena NU ini punya sekitar 540 cabang di seluruh Indonesia.

Gus Yahya adalah pria kelahiran Rembang pada 16 Februari 1966 silam.

Di kalangan para santri Indonesia, nama Gus Yahya yang dikenal sebagai tokoh NU dan menjabat sebagai Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sudah cukup populer.

Gus Yahya adalah saudara dari Menteri Agama (Menag) KH. Yaqut Cholil Qoumas. Ia adalah putra dari KH. Muhammad Cholil Bisri, salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan ibunya bernama Muchisnah.

Selain itu, ia juga merupakan keponakan dari Pengasuh Pondok Raudlatut Thalibin, KH Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Gus Yahya pernah menjadi murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Gus Yahya ternyata pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah.

Gus Yahya pernah dilantik Presiden Jokowi menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) hingga 2019.

Terkait dirinya yang maju sebagai calon ketua umum PBNU, ia mengatakan telah mendapat dukungan mayoritas dari pengurus cabang NU (PCNU) dan pengurus wilayah NU (PWNU).

"Kalau dari penglihatan saya saat bertemu mereka, mayoritas setuju. Saya kira saya tahu, mana wajah yang setuju dan mana yang tidak setuju," kata Gus Yahya usai bedah buku Menghidupkan Gus Dur (Catatan Kenangan KH Yahya Cholil Staquf), sebagaimana yang dikutip Seputarlampung.com dari diberitakan Antara, pada Minggu, 19 Desember 2021.

Gus Yahya mengatakan bahwa ia sudah bertemu 474 cabang dan pengurus wilayah seluruh Indonesia, yang berlangsung secara pribadi, tanpa tim sukses, buat menyampaikan pemikiran dan visi sebagai calon ketua umum PBNU.

“Karena saya bertemu langsung dengan mereka, saya sampaikan tawaran-tawaran saya secara langsung dan saya dengarkan pikiran-pikiran dan keberatan mereka,” kata Gus Yahya. ***

Artikel Terkait
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Artikel Terkini
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas