INDONEWS.ID

  • Senin, 11/04/2022 11:42 WIB
  • Cak Nun: Presiden Saat Ini Belum Tepat untuk Peradaban Indonesia

  • Oleh :
    • very
Cak Nun: Presiden Saat Ini Belum Tepat untuk Peradaban Indonesia
Budayawan Muhammad Ainun Nadjib. (Foto: CNNIndonesia.com)

Jakarta, INDONEWS.ID --- Budayawan Muhammad Ainun Nadjib atau lazim disapa Cak Nun mengatakan bahwa Indonesia saat ini dipimpin oleh presiden yang belum tepat. Karena itu, Indonsia belum bisa melampaui negara-negara yang dianggap adikuasa, seperti Amerika dan Rusia.

Padahal, katanya, Indonesia bisa saja melampaui negara-negara itu. Sebab, peradaban di Indonesia negara terbangun dengan skala 18 generasi.

Baca juga : Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan

"Wahai Amerika, wahai Rusia, wahai semua negara yang merasa kuat dan adikuasa. Jangan pikir kalian benar-benar berkuasa karena kami adalah bangsa dengan peradaban dengan skala waktu 18 generasi. Sehingga ilmu kita, manajemen kita akan jauh melebihi kalian semua. Cuma sekarang belum tepat saja presidennya. Jangan marah," ujarnya saat mengisi ceramah `Sinau Bersama Cak Nun` di Masjid At-Taufiq, di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Minggu (11/4) malam.

Pernyataan Cak Nun itu langsung mendapat tepuk tangan dari peserta ceramah. Sementara Puan Maharani hanya melirik ke arah Cak Nun. Cak Nun duduk persis di samping dua elite PDIP, Hasto Kristiyanto dan Puan Maharani.

Cak Nun pun menegaskan bahwa dirinya tidak mengatakan presidennya salah, namun belum tepat. Oleh sebab itu, ia meminta agar tidak ada yang marah.

"Jangan marah. Saya tidak mengatakan salah loh ya. Belum tepat. Loh kalau bahasa Jawa itu ada bener, ada pener, Mbak Puan. Itu sudah bener tapi belum pener," ujar Cak Nun seperti dikutip CNNIndonesia.com.

Cak Nun mengatakan, bahwa dirinya mengatakan hal itu karena merasa penasaran kebesaran Indonsia belum bisa diwujudkan.

Baca juga : Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi

"Mohon maaf ya saya bukan mengkritik. Saya itu penasaran dengan kebesaran Indonesia yang tidak bisa kita wujudkan," ujarnya.

Karena itu, ia berharap pada 2024 mendatang akan ada pemimpin yang membawa kesadaran baru. Ia juga ingin pemimpin baru itu dapat membawa kelahiran Indonesia kembali.

"Aku ingin besok pagi, sebelum dan sesudah 2024 kita akan mengalami revolusi besar dari dalam diri kita. Bukan revolusi untuk menjatuhkan presiden dan penguasa," kata Cak Nun.

"Revolusi yang akan dipimpin oleh presiden dan para sesepuh lainnya. Mereka yang akan memimpin kesadaran baru. Mereka akan memimpin kelahiran baru Indonesia," pungkasnya. ***

 

Baca juga : Dewan Pakar BPIP Dr. Djumala: Pancasila Kukuhkan Islam Moderat, Toleran dan Hargai Keberagaman Sebagai Aset Diplomasi
Artikel Terkait
Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan
Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi
Dewan Pakar BPIP Dr. Djumala: Pancasila Kukuhkan Islam Moderat, Toleran dan Hargai Keberagaman Sebagai Aset Diplomasi
Artikel Terkini
Pemprov Papua Barat Daya Serahkan Bantuan Mobil Angkutan Umum untuk Pedagang Mama Papua di Maybrat
Rapat Koordinasi Nasional Bahas Netralitas ASN dalam Pilkada Serentak 2024
Evaluasi Penanganan Pengungsi di Maybrat Menunjukkan Kemajuan Signifikan
Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan
Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas