INDONEWS.ID

  • Minggu, 07/08/2022 16:21 WIB
  • Bocoran dari IMF, Jokowi: Tahun Ini Akan Sangat Sulit, Tahun Depan Akan Gelap

  • Oleh :
    • very
Bocoran dari IMF, Jokowi: Tahun Ini Akan Sangat Sulit, Tahun Depan Akan Gelap
Presiden Jokowi. (Foto: Presideninfo)

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Joko Widodo mengatakan tahun ini dunia menghadapi situasi yang sulit. Bahkan, kata dia, semua negara akan menghadapi situasi yang semakin sulit pada 2023 akibat krisis ekonomi, pangan, dan energi.

Presiden Jokowi mengatakan hal itu dia dapatkan saat berbincang dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dana Moneter Internasional (IMF), dan Kepala Negara G7 terkait kondisi dunia pada 2023.

Baca juga : Pulihkan Pasokan Air untuk Sentra Pangan di Sigi, Presiden Jokowi Didampingi Menteri Basuki Resmikan Bendung dan Jaringan Irigasi Gumbasa

"Beliau-beliau menyampaikan `Presiden Jokowi, tahun ini kita akan sangat sulit`. Terus kemudian seperti apa? Tahun depan akan gelap. Ini bukan Indonesia, ini dunia. Hati-hati, jangan bukan Indonesia, yang saya bicarakan tadi dunia," kata Jokowi saat menghadiri Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) di Sentul Bogor Jawa Barat, Jumat (5/8).

Berdasarkan prediksi PBB, IMF, dan Bank Dunia, kata Presiden Jokowi, akan ada 66 negara yang ekonominya akan ambruk. Tak hanya itu, dia menyebut sebanyak 320 juta penduduk dunia sudah mengalami kelaparan akut.

Baca juga : Jokowi Lantik Menko Polhukam dan Menteri ATR/BPN Rabu, Beredar Nama Hadi Tjahjanto dan AHY

"Sekarang sudah mulai satu per satu (negara ambruk). Angkanya adalah 9 lebih dulu, kemudian 25, kemudian 42, mereka detail mengkalkulasi. Apa yang dikhawatirkan betul-betul kita lihat dan sekarang ini 320 juta orang di dunia sudah berada pada posisi menderita kelaparan akut. Ini saya sampaikan apa adanya," ujar Jokowi seperti dikutip Merdeka.com.

Menurut Presiden Jokowi, pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara seperti Singapura, Eropa, Australia, hingga Amerika anjlok. Kondisi ini akhirnya menyebabkan inflasi dan membuat harga barang menjadi naik.

Baca juga : Tanggapi Hasil Hitung Cepat Pemilu, Presiden Jokowi: Sabar, Tunggu Hasil Resmi dari KPU

"Pertumbuhan ekonomi turun tapi inflasi naik, harga-harga semua naik. Ini kondisi yang sangat boleh saya sampaikan dunia pada kondisi yang mengerikan," ujar Jokowi.

Dia mengatakan, inflasi di Amerika mencapai angka 9,1 persen sehingga harga bensin naik dua kali lipat. Jokowi mengatakan pemerintah berusaha mengendalikan harga bensin dengan mengeluarkan anggaran subsidi mencapai Rp502 triliun.

"Tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia," pungkas Jokowi. ***

Artikel Terkait
Pulihkan Pasokan Air untuk Sentra Pangan di Sigi, Presiden Jokowi Didampingi Menteri Basuki Resmikan Bendung dan Jaringan Irigasi Gumbasa
Jokowi Lantik Menko Polhukam dan Menteri ATR/BPN Rabu, Beredar Nama Hadi Tjahjanto dan AHY
Tanggapi Hasil Hitung Cepat Pemilu, Presiden Jokowi: Sabar, Tunggu Hasil Resmi dari KPU
Artikel Terkini
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi Teknis Kesehatan TNI Tahun 2024
Terinspirasi Langkah Indonesia, Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR
Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi
Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi
Semangat Kartini dalam Konteks Kebangsaan dan Keagamaan Moderen
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas