INDONEWS.ID

  • Rabu, 01/02/2023 15:20 WIB
  • Dewan Pakar BPIP Kutuk Keras Bom Masjid Peshawar, Pakistan

  • Oleh :
    • luska
Dewan Pakar BPIP Kutuk Keras Bom Masjid Peshawar, Pakistan

Jakarta, INDONEWS.ID - Bom bunuh diri memporak-porandakan sebuah masjid di kota Peshawar, Pakistan, Selasa, 31 Januari 2023. Masjid yang berada di kompleks kantor kepolisian Pakistan saat itu dipadati sekitar 400 orang yang sedang melaksanakan sholat berjamaah. Berita terakhir mencatat tak kurang dari 100 orang tewas dan 217 orang luka berat dan ringan. Otoritas keamanan Pakistan belum dapat mengkonfirmasi siapa yang bertanggung jawab atas perbuatan biadab tsb. Mulanya kelompok Islam garis keras Taliban cabang Pakistan, Tehrik-i Taliban Pakistan (TTP), mengklaim bertanggung-jawab atas aksi teror tsb. Namun belakangan justru dibantah oleh juru bicara kelompok tsb.

Dimintai tanggapannya atas kejadian tsb., Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Dr. Darmansjah Djumala, mengatakan apapun alasannya dan siapapun pelakunya, tindakan teror yang memakan korban jiwa adalah tindakan biadab yang tidak bisa dijustifikasi. Tidak ada alasan pembenar atas tindakan pengecut itu. Dirinya mengutuk dengan keras tindakan biadab tsb. Ditegaskan, tindakan teror yang berlatar agama tidak saja merobek rasa kemanusiaan, tapi juga akan mengerdilkan peradaban dalam jangka panjang. Dr. Djumala menyatakan keprihatinannya atas tindakan teror tsb. yang justru dilakukan oleh kelompok yang perjuangannya berbasis agama.  Agama apa pun tidak ada yang mengajarkan kekerasan dan pembunuhan. Apalagi tindakan keji itu dilakukan kepada sesama Muslim di tempat suci. 

Baca juga : Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik

Pada bagian lain Dr. Djumala mengatakan bangsa Indonesia bisa mengambil pelajaran dari tindakan teror yang dilakukan oleh kelompok radikal Taliban di Pakistan. Diungkapkan, Pakistan sejatinya adalah negara Islam dengan penduduk Muslim terbesar nomor dua setelah Indonesia. Di Pakistan Islam adalah agama negara. Sementara Taliban Pakisan (TTP) adalah pejuang Islam garis keras yang misi perjuangannya membentuk negara Islam juga.

Meski sama-sama membawa aspirasi negara Islam, tapi karena ada kepentingan politik dan kekuasaan, perseteruan antara Pemerintah Pakistan dan Taliban mengakibatkan sesama bangsa bisa saling bunuh. Kepentingan politik dan kekuasaaan mengatasi rasa persatuan dan persaudaraan  sesama Muslim. Dalam konteks inilah, kata Djumala, kita sebagai bangsa Indonesia harus bangga dan bersyukur, meski bangsa Indonesia beragam agama, hingga hari ini kita tetap utuh bersatu dalam wadah negara kesatuan Indonesia. “Hal itu karena para pemimpin dan elit politik kita tetap committed terhadap kesepakatan nasional terkait ideologi negara, Pancasila” tutup Djumala. (Lka)

Baca juga : Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila
Artikel Terkait
Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik
Dewan Pakar BPIP: Akademisi Bisa Buka Wacana Keselarasan Sistem Pilpres dengan Sila ke-4 Pancasila
Dewan Pakar BPIP: Memory of the World UNESCO, momentum promosikan Pancasila ke dunia internasional
Artikel Terkini
Regional 4 Jadi Ayah Asuh Anak Stunting Pemayung
Perkuat Perencanaan Pembangunan, Kemendagri Ajak Pemda Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045
Menko Airlangga Sampaikan Sukses Indonesia Jaga Pertumbuhan Ekonomi, Stabilitas Politik, dan Lanjutkan Upaya Transisi Energi
UU DKJ Disahkan, Fahira Idris Soroti Pentingnya Dana Abadi Kebudayaan
Kawal Musrenbang di Riau, Kemendagri Tekankan Pentingnya Pembangunan Berbasis Partisipatif
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas