INDONEWS.ID

  • Rabu, 17/05/2023 14:22 WIB
  • Catatan 98: Memimpin Komite Rakyat Salemba ke DPR/ MPR RI

  • Oleh :
    • luska
Catatan 98: Memimpin Komite Rakyat Salemba ke DPR/ MPR RI

Penulis : PANDE K. TRIMAYUNI ( KETUA SENAT FISIP UI 1998/1999)

Dalam tumpukan memori otak ini tentang gerakan 98, diantara yang selalu teringat adalah saat saya memimpin Komite Rakyat Salemba masuk ke gedung DPR/ MPR RI. Saya yakini itu adalah rakyat umum bukan mahasiswa yang pertama kali bisa masuk ke gedung DPR/MPR saat itu. Rakyat ini bukan hanya mahasiswa tetapi perkumpulan masyarakat dan rakyat umum lainnya yang saat itu biasa datang ke Posko kami, baik Posko UI Depok maupun Posko UI Salemba.

Baca juga : BUMN, Apakah Sudah Melaksanakan Tanggung Jawab Terhadap Pasal 33 UUD

Mei 1998 itu, suhu politik memanas. Saat mendengar peristiwa penembakan di kampus Trisakti pada 12 Mei, kami langsung ke Trisakti dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tidak tidur semalaman. Besoknya pada 13 Mei kami ke Tanah Kusir untuk mengikuti pemakaman mahasiswa Trisakti yang gugur.

Situasi semakin mencekam. Kerusuhan dan penjarahan dimana-mana. Tanggal 14 Mei kita mengadakan aksi solidaritas di Kampus Salemba. Dari rumah ransel diisi penuh baju, antisipasi jika beberapa hari kedepan tidak sempat pulang.

Baca juga : Refleksi Bulan Pancasila: Etika Dalam Bisnis Pariwisata (Bagian 2)

Kita sepakat untuk menduduki Gedung DPR/MPR. Mahasiswa UI dan kampus lain akhirnya bergerak semua ke gedung DPR. Sementara itu di Posko KBUI Salemba, kelompok masyarakat yang sebelumnya memang biasa memgikuti acara acara kami meminta ikut ke DPR. Kami juga mau ikut ke DPR, kata mereka. Saya cek teman teman, ternyata yang diperbolehkan masuk ke Gedung DPR saat itu hanya kelompok kelompok mahasiswa. Tetapi DPR/MPR adalah gedung rakyat. Dan sejak awal kami di UI sepakat bahwa gerakan 1998 yang kita bangun adalah gerakan mahasiswa bersama elemen rakyat lainnya. Kami belajar dari gerakan-gerakan mahasiswa sebelumnya yang cenderung elitis. Sehingga sejak awal posko kami terbuka untuk siapa pun rakyat yang datang. Dari pedagang kaki lima, anak-anak SMA, asosiasi dan persatuan profesi seperti persatuan pramugari, PKK, Karang Taruna dan lain-lain datang ke posko kami. Kami sejak awal sudah memposisikan diri untuk bergerak bersama rakyat. Bahwa gerakan 1998 ini adalah gerakan mahasiswa bersama elemen rakyat lainnya. Tidak elitis.

Dan elemen-elemen rakyat yang datang pada kami untuk ikut ke DPR/MPR adalah massa terorganisir tersebut. Kami tahu mereka dari mana dan pemimpin pemimpinnya. Saya berdiskusi dgn Ki Joyo Sardo koordinator harian di posko Salemba. Kita putuskan, kita kawal rakyat ke DPR. Meski dikabarkan hanya mahasiswa yang boleh masuk, kami tidak kecil hati. Setidaknya jika tidak bisa masuk, kami sudah berusaha sebaik- baiknya yang bisa dilakukan.

Baca juga : Refleksi Bulan Pancasila: Etika Dalam Bisnis Pariwisata (Bagian 1 )

Mereka kita koordinasikan dengan nama Komite Rakyat Salemba. Dan saya menjadi Korlap yang memimpin mereka menuju DPR/MPR. Kami menggunakan beberapa bis dan saya berada di bis paling depan dengan jaket kuning UI. Kami masuk melalui pintu belakang. Pikiran cuman satu, semoga seluruh bis kami bisa lolos masuk semua. Saat saya turun dan melapor petugas di gerbang masuk DPR/MPR, saya katakan kami semua berangkat dari UI Salemba. Dan memang benar kami berangkat semua dari UI Salemba. Syukur petugas dan mahasiswa yang berjaga di gerbang tidak banyak tanya dan memberi masuk kita semua. Mungkin mereka pikir ini rombongan mahasiswa juga. Sesuatu yang awalnya kita pesimis bisa masuk, akhirnya berhasil.

Sampai sekarang saya yakin bahwa Komite Rakyat Salemba yang saya pimpin itu adalah rombongan *PERTAMA* elemen rakyat umum yang bisa masuk ke DPR/MPR pada Mei 1998. Merdeka! Hidup Rakyat!

Jakarta 17 Mei 2023, Pande K. Trimayuni

Artikel Terkait
BUMN, Apakah Sudah Melaksanakan Tanggung Jawab Terhadap Pasal 33 UUD
Refleksi Bulan Pancasila: Etika Dalam Bisnis Pariwisata (Bagian 2)
Refleksi Bulan Pancasila: Etika Dalam Bisnis Pariwisata (Bagian 1 )
Artikel Terkini
Tanggapi Tuduhan Ade Pencuri, Lawyer Gaul: gak Cocok sama Faktanya
Terus Bermanuver Menuju Pilkada NTT, Cagub Ardy Mbalembout dan Irjen Jonny Asadoma Gelar Pertemuan Tertutup di Jakarta
Tamini Square Gelar Festival Soto dan Masakan Nusantara
Dituduh Curi Iphone, Ade Laporkan AA ke Polres Jaksel
PNM Terus Bekali Nasabah dengan Teknologi Digital
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas