Jakarta, INDONEWS.ID - Cemara 6 Galeri-Toeti Heraty Museum, yang selama hampir 30 tahun dikelola oleh Inda C. Noerhadi akan menyelenggarakan on site exhibition bertajuk, “Membatik Ketangguhan.”
Selain karena Saparinah Sadli dan Toeti Heraty berbagi semangat dan visi yang sama dalam memperjuangkan kesetaraan gender, Inda C. Noerhadi berkolaborasi dengan Dana Iswara untuk mempresentasikan kain batik secara fisik.
“Membatik Ketangguhan” dikuratori oleh William Kwan Hwie Liong dan dibuka untuk umum di Cemara 6 Galeri-Toeti Heraty Museum pada tanggal 23 – 25 Mei 2023.
“Membatik Ketangguhan” menampilkan 12 batik Saparinah, lokakarya bersama para pengrajin batik dari Pekalongan dan Batang, Jawa Tengah, yang dapat diikuti oleh pelajar dan orang dewasa.
Selain pameran dan lokakarya, peristiwa ini juga menyajikan diskusi untuk memaknai Batik Saparinah dan pemutaran film tentang batik. Peristiwa ini diharapkan dapat mempertemukan publik dari dua spektrum yang berbeda dan menginspirasi kolaborasi serupa di masa depan.
“Membatik Ketangguhan” diselenggarakan untuk memperkenalkan sosok Saparinah Sadli dan perjuangan para perempuan kepada para penggemar batik, dan memperkenalkan batik kepada para pejuang gerakan perempuan dan mereka yang memiliki kepedulian terhadap perjuangan kesetaraan gender.
Diketahui, Saparinah Sadli merupakan sosok inspiratif bagi para pejuang gerakan perempuan di Indonesia. Pasca Tragedi Mei 1998, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) tersebut memperjuangkan keadilan bagi para korban Mei’98 melalui Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), dan menjadi Ketua Pertama Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).
Merayakan hari ulang tahun Saparinah Sadli yang ke-90 dan untuk mengapresiasi semangat hidupnya, sejumlah pejuang gerakan perempuan mempersembahkan kain batik dengan motif khusus: 9 burung hong dan anggrek bulan.
Mereka adalah Kamala Chandrakirana, Andy Yentriyani, Myra Diarsi dan Tati Krisnawati, yang dengan bantuan bersama peneliti batik dari Institut Pluralisme Indonesia (IPI), William Kwan Hwie Liong, menghadirkan batik Saparinah dalam 5 prototype. Batik Saparinah ini mereka luncurkan secara online dalam rangka peringatan Hari Pergerakan Perempuan, 22 Desember 2022 lalu.
Batik Saparinah diciptakan berdasarkan refleksi bersama Saparinah Sadli mengenai perjalanan hidupnya yang bertaut dengan berbagai persoalan kebangsaan, terutama kekerasan berbasis gender terhadap perempuan.
Motif batik sembilan burung hong dan anggrek bulan terinspirasi dari sosok Saparinah Sadli, sekaligus mencerminkan ketangguhan perempuan pembela Hak Asasi Manusia (HAM) dalam berjuang.
Salah satu perempuan pembela HAM yang berjuang bersama Saparinah Sadli tersebut adalah pendiri Cemara 6 Galeri-Museum, yang kini bernama Cemara 6 Galeri-Toeti Heraty Museum, Toeti Heraty.