Nasional

Pembukaan Pameran "Batik Dalam Dimensi Baru" Karya Tiarma Sirait Berlangsung Meriah

Oleh : indonews - Kamis, 03/10/2024 22:51 WIB


Jakarta, INDONEWS.ID - Ratusan orang yang merupakan keluarga, sahabat, kenalan, pengunjung hingga media memadati Cemara 6 Galeri yang beralamat di Jl. HOS Cokroaminoto No. 9-11, Menteng, Jakarta Pusat.

Pada Kamis, 3 Oktober 2024 sore, Galeri yang didirikan oleh Prof. Dr. Toeti Heraty di tahun 1993 itu merupakan ajang pembukaan pameran lukisan batik kontemporer karya Tiarma Sirait yang akan berlangsung selama sepekan ke depan, terhitung sejak 3 hingga 16 Oktober 2024.

Pantauan media di lokasi, pembukaan pameran yang diberi judul “Batik Dalam Dimensi Baru” dan dikuratori oleh Anna Sungkar itu dihadiri ratusan orang. Hal ini membuat ajang pembukaan pameran tersebut berlangsung meriah. Tak sedikit di antaranya adalah para sosialita Ibukota.

Mereka terlihat antusias mengikuti rangkaian acara pembukaan dan mengabadikan berbagai momen dan kesempatan untuk berfoto bersama sang seniman dan karya-karya sang seniman, kurator hingga sesama mereka-yang seolah-oleh momen tersebut juga dimanfaatkan sebagai ajang untuk reuni.

Hadir juga di antara para undangan adalah Pemimpin Redaksi Indonews.id, Asri Hadi. Pria yang akrab disapa Buyung ini oleh teman-teman dekatnya merupakan teman sang seniman Tiarma Sirait saat keduanya menempuh pendidikan di Kota Melbourne, Australia.

"Saya menyampaikan ucapan selamat dan selalu sukses kepada teman saya Tiarma Sirait atas karya-karyanya. Secara khusus pameran kali ini saya doakan sukses dan mendapat banyak pengunjung," kata Asri Hadi.

Sebagai informasi, Tiarma Sirait adalah seniman fashion yang tinggal di Bandung. Dia sering menampilkan berbagai jenis karyanya: dari instalasi, pertunjukan, tekstil hingga fashion. Dia mulai belajar melukis pada seniman senior Barli Sasmitawinata semasa duduk di bangku SMP.

Karyanya dikenal provokatif secara visual dan menggugah pemikiran, dengan mempertanyakan semua kearifan konvensional baik dari Timur maupun Barat.

Tiarma mulai mengeksplorasi batik sejak tahun 1997. Saat itu ia melakukan eksplorasi terhadap batik Jambi, yang kemudian dipamerkannya di Import Shop Berlin pada tahun 1999. Kemudian dilanjutkan dengan mengeksplorasi batik Indramayu yang dipamerkannya di pameran Klondike Days 2000, Edmonton, Canada.

Di tahun 2008, ia mengeksplorasi batik Jawa dengan gaya Harajuku yang dicampur dengan gaya design pribadinya. Harajutik (Harajuku in Batik) ditampilkan di even Javarizm, Tokyo. Batik bagi Tiarma, merupakan elemen penting dalam diplomasi budaya antara Indonesia dengan dunia internasional.

Batik menjadi medium dalam menggabungkan kebudayaan dari negara yang berbeda. Karenanya pada karya Tiarma selalu terjadi fusion. Fusion antara yang tradisional dengan yang baru, fusion antara Indonesia dengan budaya global, dan fusion antara batik yang sudah ada dengan gayanya sendiri.

Dalam pamerannya kali ini, Tiarma tidak mengeksplorasi secara spesifik gaya batik tertentu seperti yang ia lakukan sebelumnya. Tiarma lebih menekankan eksplorasi pada flora dan fauna. Menurut Anna Sungkar, kurator pameran ini, “Ketika melukiskan binatang atau benda-benda yang digambarkan pada pameran ini, kita akan melihat bagaimana Tiarma dengan seksama melukiskan detail yang menakjubkan.

Selain variasi menarik dari motif yang ditampilkan, ia juga memperlihatkan kerapihan dalam pembuatannya. Berbeda dengan batik pesisir yang warnanya blink-blink dan ngejreng, karya batik Tiarma menampilkan warna yang kalem dan lembut, dengan kombinasi yang harmonis. Hal itu menunjukkan dimensi baru atas aspek kontemporer dari batik yang diciptakannya.”

Suatu kebahagiaan bagi Tiarma Sirait, apabila dapat menampilkan percobaan- percobaannya itu secara utuh dalam suatu pameran tunggal kali ini. Hal ini menjadi barometer pencapaian Tiarma, utamanya pada karya batik.

Menurut Tiarma Sirait, “Pameran ini juga merupakan manifestasi seorang seniman yang serius dalam menekuni batik demi menancapkan ideologinya agar batik terus lestari dan menjadi alat diplomasi serta transformasi budaya.”

Keberlanjutan batik tidak saja bergantung pada pelestarian bentuk, nilai dan filosofi tradisinya, tetapi perlu dimaknai oleh pengembangan dari perspektif artistik, teknologi dan pemaknaannya hari ini.

"Saya berupaya melakukan inovasi melalui proses trans-medium, memindahkan ekspresi batik di atas kain menjadi ekspresi di atas kanvas, dengan mempertemukan berbagai unsur simbol, motif, bentuk, warna sesuai dengan tema maupun ungkapan ekspresi yang ingin dihadirkan," ucap Tiarma di sela-sela pemaparannya.

Di samping menggabungkan berbagai elemen batik, terang Tiarma, dia juga menghadirkan serial lukisan, yang idenya bersumber dari flora & fauna, yang diabstraksi seperti yang dijumpai dalam karya-karya batik tradisi, tetapi dengan komposisi tunggal, tanpa motif berulang seperti halnya dalam batik tradisional.

"Secara tematik, spirit perempuan menjadi daya dan bentuk yang kuat dalam karya saya, sebagai bagian tak terpisahkan dengan alam di satu sisi, tetapi juga dengan peranannya dalam perkembangan peradaban. Dalam eksplorasi karya kali ini, teknologi digital dalam bentuk augmented-reality akan menjadi bagian dari pameran," tutupnya.

Profil Tiarma Sirait

Tiarma Sirait adalah seorang pelukis, seniman fesyen dan desainer tekstil berbasis di Bandung. Ide-ide melukisnya dikembangkan dari pengalamannya dalam fesyen dan tekstil, dengan batik sebagai salah satu motif eksplorasinya. Ia belajar melukis dari seniman senior Indonesia, Barli Sasmitawinata alm.

Pada tahun 1994, Tiarma lulus dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam bidang Desain Tekstil. Kemudian ia melanjutkan ke Institut Teknologi Royal Melbourne (RMIT) dalam bidang Desain Mode, dan Program beasiswa STINT (The Swedish Foundation for International Cooperation in Research & Higher Education), serta menyelesaikan Magister Fashion dan Desain Tekstil di University of Borås, Swedia.

Pada tahun 1997, ia memulai studio pribadinya yang diberi nama “Studio Poleng”, untuk fashion dan lukisan. Kiprahnya di bidang desain dan fashion telah diakui oleh banyak lembaga seni internasional. Ia banyak melakukan pameran di banyak negara dan menerima berbagai penghargaan dari dalam negeri dan luar negeri seperti Korea, Perancis, China, India, Lithuania, dan Australia.

Selain telah berpameran di seluruh Indonesia, ia juga pernah berpameran di Bangladesh, Bosnia Herzegovina, Kamboja, Kanada, Kolombia, Kuba, Denmark, Jerman, Hongaria, India, Italia, Jepang, Malaysia, Myanmar, Filipina, Polandia, Portugal, Singapura, Slovakia, Spanyol, Swedia, Thailand, Turki, Vietnam, Inggris, dan Amerika Serikat.

Karya Tiarma dalam bidang lukisan, fotografi, dan fashion performans telah diakui oleh banyak institusi seni internasional dan telah berpartisipasi dalam lebih dari 400 pameran dan diakui oleh banyak lembaga seni dan acara internasional, serta menerima berbagai penghargaan, antara lain:

2024: BIEAF `Change To ECO` World Artist 10 di Korea

2023: Maratona Internazionale D’Arte (Terza Edizione) di Italia

2023: The World Platinum Senior Artist Award: Dream Big the Global International Awards di India

2023: 1st Winner di Kompetisi Aquarel pada 4th Watercolor Biennale di Lithuania

2022: 1st Winner di kompetisi fotografi pada 3rd International Photography Biennale di Lithuania

2021: Raja Ravi Varma International Award 2021 di Guwahati, Assam, India

2017: Excellent Skill Award dari Mayor of the Nowon-gu di World Youth Art Festival, Ajung Art Museum, Seoul – Korea

2015: Finalis Gudang Garam Indonesia Art Award (GGIAA) di Galeri Nasional, Jakarta – Indonesia

2008: Karya "Won’t Ever Be" menjadi koleksi permanen di Olympic Fine Arts Museum, China 2002: Menjadi perwakilan Indonesia di Concours International des Jeunes Createurs de Mode 2002 di Paris, Perancis. Tiarma Sirait terus memberikan kontribusi yang signifikan di dunia seni melalui karya-karyanya yang inovatif dan melampaui batas hingga saat ini.

Artikel Lainnya