INDONEWS.ID

  • Sabtu, 27/05/2023 11:10 WIB
  • Majukan Daerah, RR: Perbaiki Alokasi Khusus dan Pajak untuk Daerah Terbelakang

  • Oleh :
    • very
Majukan Daerah, RR: Perbaiki Alokasi Khusus dan Pajak untuk Daerah Terbelakang
Tokoh Pergerakan, DR Rizal Ramli. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketimpangan masih menjadi masalah besar di Indonesia saat ini. Pada September 2022, tingkat ketimpangan yang diukur menggunakan Gini Ratio adalah sebesar 0,381.

Salah satu yang dilakukan oleh Presiden Jokowi adalah dengan memindahkan Ibu Kota Negara Nusantara ke Kalimantan Timur tepatnya di Penajam Paser Utara. Pemindahan tersebut dilakukan untuk mewujudkan visi Indonesiasentris.

Baca juga : Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan

Namun, tokoh pergerakan DR Rizal Ramli mempunyai cara lain untuk mengusahakan kesejahteraan tersebut, bukan dengan cara memindahkan IKN.

“Bagaimana caranya memajukan daerah-daerah? Bukan dengan Ibu Kota Baru, yang penuh kibul-kibul, tapi dengan perbaikan alokasi khusus (% dari export tambang, ikan dll) untuk daerah-daerah, dan sistem pajak yang lebih murah untuk daerah-daerah terkebelakang,” ujarnya dalam acara Indonesia Lawyers Club dengan tema “25 Tahun Reformasi, Perlukah Reformasi Jilid 2? di Jakarta, Kamis (25/5).

Baca juga : Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting

Ekonom senior itu mengungkapkan untuk mengurangi ketimpangan, seharusnya pemerintah fokus agar 70 persen industri yang berpusat di Jawa bisa didorong ke luar Jawa. Misalnya memindahkannya ke Indonesia Timur atau sebagian daerah di Sumatera.

Baca juga : Menikah di Balai Sarwono, Bregas Ingin Merasakan Atmosfer Adat Jawa yang Kental

(Indonesia Lawyers Club dengan tema “25 Tahun Reformasi, Perlukah Reformasi Jilid 2? di Jakarta, Kamis (25/5). Foto: tangkapan layar)

Untuk itu, mantan Menko Perekonomian di era Presiden Gus Dur itu, mengatakan, hal tersebut dilakukan antara lain dengan mengkombinasikannya dengan kebijakan fiskal.

“Ngapain pemerintah memberlakukan kebijakan pajak untuk perusahaan yang sama di seluruh daerah di Indonesia? Karena itu, jika saya menjadi Presiden, saya akan memberlakukan pajak yang beda untuk industri di Jawa dan luar Jawa, yaitu 30 persen untuk Jawa dan 15 persen untuk daerah di luar Jawa. Karena itu, pengusaha yang melihat pajak di luar Jawa lebih rendah maka dengan sendirinya dia akan memindahkan industrinya ke luar Jawa,” ujarnya.

“Jadi, ada cara-cara inovatif untuk memperbaiki ketimpangan yang ada,” ujar ekonom senior itu.

Namun, katanya, hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang mempunyai leadership, bukan hanya bermodalkan pencitraan belaka.

“Mana bisa pemimpin dengan gaya begini. Pemimpin itu harus punya visi, strategi dan operasional untuk membuat mimpi jadi kenyataan,” ujar mantan Menko Kemaritiman tersebut. ***

Artikel Terkait
Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan
Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting
Menikah di Balai Sarwono, Bregas Ingin Merasakan Atmosfer Adat Jawa yang Kental
Artikel Terkini
Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah Kecam Pelarangan Ibadah di Tangerang
Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik UNPAM, Bangun Ekosistem Toleransi Harus Jadi Perhatian Bersama
Mandiri Utama Finance Gelar MUF Auto Fest 2024 Fasilitasi Masyarakat Indonesia Miliki Kendaraan Impian
Basarnas Lakukan Penandatangan Loca dengan Pusat Informasi Aeronautika Perum LPPNPI
Tips Memilih Jasa Penagihan Hutang yang Terbaik
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas