INDONEWS.ID

  • Minggu, 30/07/2023 08:38 WIB
  • Oppenheimer: Saat Fitnah Politik Lebih Berbahaya dari Ledakan Bom Atom

  • Oleh :
    • luska
Oppenheimer: Saat Fitnah Politik Lebih Berbahaya dari Ledakan Bom Atom

Oleh: Akmal Nasery Basral

J. Robert Oppenheimer (1904-1967) seakan menujum nasib sendiri dalam obrolan dengan Haakon Chevalier, Profesor Sastra Prancis Univ. Berkeley, dalam pertemuan pertama mereka di acara kampus. "Semakin besar sebuah bintang, semakin dramatis kehancurannya," ujarnya saat Haakon bertanya apakah bintang di alam semesta bisa mati. 

Baca juga : BUHTAN

Di akhir 1930-an itu perhatian Oppie masih tercurah 100% pada fisika kuantum dan lubang hitam, bukan pada ikhtiar mencipta senjata pemunah massal. Namun garis nasib mengantarkannya menjadi Direktur Manhattan Project, proyek super rahasia di Los Alamos, yang bertujuan menciptakan bom yang bisa mengakhiri semua perang di muka bumi. Ada tujuan mulia di sana, sekaligus kenaifan luar biasa.  

Singkat cerita, bom atom berhasil diciptakan dan digunakan untuk menghajar Jepang, yang mengakhiri PD II. Oppie pun digelari "Bapak Bom Atom", menjadi ilmuwan paling terkenal sejagat raya. Sayang, nasibnya tak berakhir di puncak ketenaran. 

Baca juga : Kincir Waktu Sir Azyumardi Azra, Sepercik Kenangan Pribadi

Pada 1954, Oppie disidang secara tertutup oleh Pemerintah AS dengan tuduhan terlibat komunisme. Masa lalunya mendukung. Sebab, dari mantan pacarnya (Jean), istrinya (Kitty), adiknya (Frank), sahabatnya (Haakon), dan sejumlah mahasiswanya terlibat aktif di Partai Komunis AS.  Bahkan, Oppie pernah mendonasikan uang bagi para pengungsi perang saudara Spanyol, melalui Partai Komunis Spanyol. 

Hasil akhir persidangan April-Mei 1954 membuktikan sebaliknya. Oppie setia terhadap AS dan tak terafiliasi dengan komunisme. Namun fitnah yang ditebar politisi dan didukung oleh sebagian ilmuwan fisika yang membencinya, membuat Oppie depresi. 

Baca juga : (Semoga Bukan) Ramadhan Penghabisan

Dia membawa istrinya dan kedua anak mereka pindah ke St. John, pulau terpencil di Karibia. Oppie menetap di sana sampai kematiannya pada 1967 akibat kanker tenggorokan. (Dia menjadi perokok berat 100 batang sehari dan tenggelam dalam bergelas-gelas alkohol tanpa henti. (Bagian ini tak ditampilkan Sutradara Christopher Nolan dalam film 𝑂𝑝𝑝𝑒𝑛ℎ𝑒𝑖𝑚𝑒𝑟). 

Akhir kehidupan tragis seorang ilmuwan yang ingin berbakti pada negaranya, tetapi justru digulung fitnah politik.

Artikel Terkait
BUHTAN
Kincir Waktu Sir Azyumardi Azra, Sepercik Kenangan Pribadi
(Semoga Bukan) Ramadhan Penghabisan
Artikel Terkini
Perkuat Perencanaan Pembangunan, Kemendagri Ajak Pemda Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045
Menko Airlangga Sampaikan Sukses Indonesia Jaga Pertumbuhan Ekonomi, Stabilitas Politik, dan Lanjutkan Upaya Transisi Energi
UU DKJ Disahkan, Fahira Idris Soroti Pentingnya Dana Abadi Kebudayaan
Kawal Musrenbang di Riau, Kemendagri Tekankan Pentingnya Pembangunan Berbasis Partisipatif
Pataka 83 Gelar Halal bi Halal, Silaturahmi sekaligus Temu Kangen
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas