Jakarta, INDONEWS.ID - Ekonom senior DR Rizal Ramli mengaku mendapat laporan dari para pedagang beras di lapangan.
“Izin Bang, perberasan kita ini amburadul sekali. Terlalu banyak campur tangan,” tulis mantan Menko Perekonomian itu dalam akun Twitter miliknya, @RamliRizal, yang dipantau pada hari ini, Senin (18/9).
Menurut mantan Menko Kemaritiman itu, para pedagang tersebut tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas kenaikan harga yang menggila tersebut.
“Kami pedagang tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas kenaikan harga beras sampai 15 rb/kg? Apakah Mentan, Mendag, atau Bulog,” ujar Bang RR – sapaan Rizal Ramli menirukan keluhan pedagang beras tersebut.
Mantan Kepala Bulog ini juga menerima laporan dari pedagang beras bahwa dalam sejarah bangsa, inilah harga beras yang paling tinggi. “Dalam sejarah, baru ini lah harga beras tertinggi Bang Rizal,” tulisnya.
Menjawab pernyataan pedagang beras tersebut, Tokoh Pergerakan ini mengatakan bahwa melambungnya harga beras terjadi karena ulah kebijakan pemerintah yang tidak becus.
“(Kebijakan) Jokowi tidak becus, dan Mentri-menterinya sibuk kampanye atau mproyek,” ujarnya.
Sebelumnya, Bang RR juga mengeritik kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi yang dinilainya sangat doyan impor. Hal inilah, katanya, menjadi salah satu penyebab tingginya harga beras di dalam negeri.
“Situ doyan impor tapi pidato-pidato sloganistik kurangi impor sembari selfie-selfie dengan petani,” ujar mantan Penasihat Fraksi ABRI di DPR/MPR RI itu.
Selain itu, katanya, pemerintah malah mengurani subsidi pupuk sehingga membuat petani rugi.
“Situ yang kurangi subsidi pupuk sehingga petani merugi klo tanam padi pakai pupuk non-subsidi,” ujarnya.
“Sekarang situ salahkan faktor internasional (sebagai) penyebab harga beras naik gila-gilaan. Mikir dong, situ cuman doyan PHP dan ngeles,” pungkasnya.
Seperti diketahui, dalam acara Dies Natalis ke-60 Institut Pertanian Bogor pada Jumat (15/9/2023), Presiden Jokowi mengungkapkan ada 19 negara yang membatasi ekspor pangan, salah satunya India.
Hal itu berdampak pada kenaikan kenaikan harga beras di semua negara.
Jokowi mengatakan, 19 negara tersebut membatasi ekspor demi memastikan ketersediaan pangan di negaranya masing-masing.
Situasi tersebut, kata Presiden, mempersulit upaya pemerintah memperbesar cadangan strategis beras karena sulit melakukan impor.
Padahal, katanya, dahulu banyak negara yang berebut menyodorkan barangnya agar dapat diekspor ke luar negeri. ***