INDONEWS.ID

  • Kamis, 18/01/2024 10:58 WIB
  • Menko Airlangga: Petik Manfaat Hilirisasi, Indonesia Konsisten Cetak Surplus Neraca Perdagangan dalam 44 Bulan Berturut-turut

  • Oleh :
    • luska
Menko Airlangga: Petik Manfaat Hilirisasi, Indonesia Konsisten Cetak Surplus Neraca Perdagangan dalam 44 Bulan Berturut-turut

Jakarta, INDONEWS.ID - Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan pada bulan Desember 2023 dengan nilai yang mencapai USD3,31 miliar. Angka tersebut merupakan tren surplus sejak Mei 2020 atau telah berlangsung selama 44 bulan berturut-turut dan sekaligus mencerminkan ketahanan eksternal yang terjaga di tengah pelambatan perekonomian global.

Sepanjang tahun 2023, surplus neraca perdagangan internasional Indonesia secara agregat mencapai 
USD36,93 miliar dan melanjutkan tren surplus dalam 4 tahun terakhir. Performa impresif neraca perdagangan tidak terlepas dari terjaganya kinerja ekspor Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global, fluktuasi harga komoditas, dan gejolak geo-politik yang mewarnai tahun 2023. Kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mencapai USD258,82 miliar, 
masih lebih tinggi dari nilai impor sebesar USD221,89 miliar. India dan Amerika Serikat 
menjadi 2 negara penyumbang surplus terbesar untuk tahun 2023 dengan nilai surplus masing-masing sebesar USD14,51 miliar dan USD14,01 miliar. 

Baca juga : Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan

Indonesia bahkan berhasil mematahkan konsistensi defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok sejak tahun 2008 dan berhasil mencatatkan surplus sebesar USD2,06 miliar untuk tahun 2023. Ekspor Indonesia ke Tiongkok untuk tahun 2023 mencapai USD64,94 miliar dengan komoditas utama ekspor yakni besi dan baja, batu bara, kelapa sawit, dan produk nikel. Selama periode Januari – November 2023, ekspor produk nikel Indonesia mampu  mencetak rekor tertingginya sebesar USD4,5 miliar seiring gencarnya kebijakan hilirisasi yang dilakukan Pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.

“Kinerja perdagangan juga baik dari segi ekspor positif terus. Bahkan kita positif dengan Tiongkok. Nah, ini tentunya akibat daripada kebijakan hilirisasi. Dan kita tidak membayangkan bahwa kita pada titik di 2023 bahwa kita bisa positif dengan Tiongkok. Bahkan kita positif dengan hampir seluruh mitra dagang kita, dengan Eropa, dengan India, dengan Amerika. Sehingga tentu ini merupakan kunci daripada kekuatan perekonomian kita,” ujar Menteri 
Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Baca juga : Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting

Salah satu implementasi komitmen Pemerintah untuk mendorong kinerja ekspor nasional tersebut yakni melalui upaya diversifikasi produk ekspor agar tidak hanya dalam bentuk komoditas melainkan juga produk manufaktur. Ekspor tidak hanya mengandalkan komoditas primer seperti batu bara, kelapa sawit, besi, baja, namun juga barang-barang manufaktur seperti kendaraan bermotor dan peralatan elektronik. 

Hilirisasi menjadi salah satu kunci percepatan sektor industri dan ekspor tersebut, untuk itu
Pemerintah fokus pada penciptaan nilai tambah pada komoditas sumber daya alam seperti 
bauksit, timah, dan nikel. Pemerintah telah menyediakan infrastruktur, insentif fiskal, dan 
lingkungan bisnis industri yang kondusif untuk mendukung industri hilir. Investasi smelter telah 
memperlihatkan kemampuannya untuk mendorong ekspor dan meningkatkan pendapatan nasional.

Baca juga : Terinspirasi Langkah Indonesia, Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Selanjutnya, upaya Pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah tersebut tidak hanya memacu kinerja ekspor, namun juga menciptakan lapangan pekerjaan, dan menjaga resiliensi perekonomian. Ke depan, Pemerintah juga akan melakukan ekspansi pada ekosistem yang lebih luas seperti pembuatan kendaraan listrik dalam negeri terutama pada produksi baterai.

Pemerintah juga telah memberikan akses pasar yang lebih baik bagi produk ekspor Indonesia 
di pasar internasional. Di awal tahun ini, Indonesia telah mengimplementasikan Mega Free Trade Agreement Regional Comprehensive Economic Partnership (Mega-FTA RCEP) dan saat ini sedang merundingkan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan Indonesia – European Union Comprehensive Partnership Agreement (I-EU CEPA) untuk memberikan akses pasar yang lebih baik di Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pemerintah juga tengah mengkaji keikutsertaan pada Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP) untuk memberikan akses pasar yang lebih baik di kawasan Amerika Latin. 

Saat ini, Pemerintah juga telah membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional yang akan menajamkan sejumlah strategi peningkatan ekspor baik melalui peningkatan daya saing produk ekspor, diplomasi, promosi perdagangan, dan utilisasi kerja sama internasional, kemudahan perizinan dan fasilitasi perdagangan, peningkatan akses pembiayaan untuk ekspor, serta integrasi ekosistem ekspor nasional untuk produk UMKM.

“Pertumbuhan ekonomi juga akan terus dijaga untuk tetap berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan dalam rangka memastikan ketahanan ekonomi jangka menengah-panjang melalui beberapa kebijakan prioritas yang telah dan akan terus didorong,” ujar Menko Airlangga.

Artikel Terkait
Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan
Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting
Terinspirasi Langkah Indonesia, Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR
Artikel Terkini
Perkuat Perencanaan Pembangunan, Kemendagri Ajak Pemda Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045
Menko Airlangga Sampaikan Sukses Indonesia Jaga Pertumbuhan Ekonomi, Stabilitas Politik, dan Lanjutkan Upaya Transisi Energi
UU DKJ Disahkan, Fahira Idris Soroti Pentingnya Dana Abadi Kebudayaan
Kawal Musrenbang di Riau, Kemendagri Tekankan Pentingnya Pembangunan Berbasis Partisipatif
Pataka 83 Gelar Halal bi Halal, Silaturahmi sekaligus Temu Kangen
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas