INDONEWS.ID

  • Kamis, 16/05/2024 17:53 WIB
  • Gelar Rapat Internal di Istana, Indonesia Semakin Siap Berproses Menjadi Anggota OECD

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Gelar Rapat Internal di Istana, Indonesia Semakin Siap Berproses Menjadi Anggota OECD

Jakarta, INDONEWS.ID - Sejak tahun 2007 Indonesia telah menjadi mitra The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), bersama Brasil, India, RRT, dan Afrika Selatan. Di Asia Tenggara sendiri, OECD telah meluncurkan South East Asia Regional Program di tahun 2014.

Pada pertemuan Ministerial Council Meeting (MCM) OECD yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Paris 2 minggu lalu dalam rangka 10 tahun South East Asia Regional Program, OECD menerima permohonan Indonesia dan Argentina. Terhitung hingga pertemuan tersebut berlangsung, Argentina telah berproses selama 5 tahun, sedangkan Indonesia telah berproses selama 7 bulan sejak surat yang dikirim OECD.

Baca juga : Pemerintah Tekankan Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan Vokasi untuk Tingkatan Produktivitas dan Daya Saing SDM Indonesia

“Nah sekarang negara-negara yang sama statusnya seperti Indonesia adalah Argentina, Brasil, Bulgaria, Kroasia, Peru, dan Rumania. Mereka sudah berproses rata-rata lebih dari 2 tahun. Bahkan Brasil sudah mendekati 5 tahun. Nah, Indonesia baru masuk dalam pendaftaran tersebut,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Kamis (16/05).

Beberapa negara yang sudah berhasil dalam proses aksesi dan menjadi anggota OECD membutuhkan waktu yang tidak singkat, contohnya Kosta Rika butuh waktu 6 tahun, Kolombia 7 tahun, dan Chile 3 tahun. “Jadi kita harus belajar dari Chile bagaimana mereka bisa menjadi anggota dalam waktu yang lebih cepat. Kita targetnya 3 tahun, sama seperti Chile,” ungkap Menko Airlangga.

Baca juga : Menko Airlangga Terima Penghargaan dari Pemerintah Rusia dan Temui Medvedev, Manturov dan Reshetnikov untuk Dorong Penguatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Rusia

Setelah menjalani proses aksesi, pada proses berikutnya Indonesia perlu mengeluarkan memorandum. Memorandum dimaksud akan terdiri dari dokumen yang mencakup seluruh Steering Committee yang ada di OECD, mulai dari keuangan, ekonomi, anti korupsi, persaingan sehat, sampai dengan yang lebih detail terkait consumer policy, digital economy, technology policy, steel committee, termasuk juga shipbuilding. Untuk membangun memorandum akan diberikan waktu sekitar 250- 280 hari.

“Nah untuk itu, tadi arahan Pak Presiden, kita akan membentuk PMO di bawah kantor Kemenko. Di mana itu akan mencapai seluruh kementerian dan itu untuk mengawal proses transformasi menuju negara yang menjadi bagian dari OECD. Dan Sekretaris Jenderal Cormann akan segera ke Indonesia akhir bulan ini, tentunya akan mengadakan pertemuan dengan Bapak Presiden,” ujar Menko Airlangga.

Baca juga : Menko Airlangga ke Rusia Temui Menteri, Ketua Parlemen dan Pimpinan Perusahaan Terkemuka, Dorong Kerja Sama Ekonomi, serta Genjot Investasi dan Ekspor Indonesia

Menko Airlangga juga melaporkan terkait dengan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF), yang terdiri dari 4 pilar. Saat ini Indonesia telah menyelesaikan negosiasi terhadap Pilar Kedua, yakni terkait supply chain. Presiden Joko Widodo memberi arahan agar ratifikasi terhadap supply chain segera dilakukan melalui Perpres.

Kemudian, Pemerintah telah menyelesaikan 5 dari 11 klaster dalam Pilar Pertama mengenai perdagangan yang direncanakan akan diselesaikan pada akhir tahun 2024. “Dan ini yang belum selesai adalah terkait dengan labor, environtment, digital economy, dan juga trade facilitation dan competition policy. Itu yang belum selesai seluruh negara, bukan cuma Indonesia,” jelas Menko Airlangga.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan akan ada penyelesaian Pilar Ketiga mengenai clean economy, yang telah menyelesaikan legal reviu dan akan ditandatangani tanggal 6 Juni nanti. Demikian halnya dengan Pilar Keempat mengenai fair economy yang juga akan ditandatangani pada tanggal 6 Juni 2024.

“Dan oleh karena itu, berikutnya kita akan mempersiapkan Critical Mineral Dialogue, kemudian Cooperative Work Program, dan Clean Economic Investor Forum,” imbuh Menko Airlangga.

Dalam Clean Economic Investor Forum tersebut Indonesia mengajukan beberapa project. Ada 17 project yang dokumentasinya sudah dianggap selesai, seperti geothermal, green refinery, sorghum to biofuel, hingga blue ammonia.

Selain itu, semikonduktor turut menjadi sorotan penting dalam rapat tersebut mengingat semikonduktor menjadi bagian yang strategis selain critical mineral. “Semikonduktor ini penting karena dalam OECD salah satunya juga mengirim fact-finding misson mengenai ekosistem semikonduktor di Indonesia di pertengahan tahun ini,” jelas Menko Airlangga.

Menko Airlangga menegaskan bahwa Indonesia harus membangun kembali ekosistem semikonduktor. Hal utama dari industri semikonduktor adalah chip design, yang membutuhkan ahli di bidang mikroelektronik. Oleh karena itu, LPDP akan didorong untuk dapat memberikan beasiswa, juga melakukan training for the trainer.

Keterlibatan Indonesia dalam OECD diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, baik dari sisi investasi maupun best practice secara global. Dengan begitu, Menko Airlangga percaya Indonesia akan masuk ke dalam ekosistem semikonduktor global. 

Artikel Terkait
Pemerintah Tekankan Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan Vokasi untuk Tingkatan Produktivitas dan Daya Saing SDM Indonesia
Menko Airlangga Terima Penghargaan dari Pemerintah Rusia dan Temui Medvedev, Manturov dan Reshetnikov untuk Dorong Penguatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Rusia
Menko Airlangga ke Rusia Temui Menteri, Ketua Parlemen dan Pimpinan Perusahaan Terkemuka, Dorong Kerja Sama Ekonomi, serta Genjot Investasi dan Ekspor Indonesia
Artikel Terkini
Resmikan Bangunan Sekolah di Perbatasan RI-RDTL, Satgas Yonif 742/SWY Terima Penyerahan Senjata Api
Pertemuan membahas Persiapan Satgas Yonif 623/BWU Akhiri Tugas di Maybrat, Pj Bupati Ucapkan Terima Kasih
Cerita Nasabah PNM Ciptakan Inovasi Olahan Bunga Mawar
Tambang Milik Siapa
Tema Kemanusiaan Lebih Efektif Menarik Dukungan Semua Pihak Terkait Perjuangan Palestina
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas