Bupati Aswari saat melayat keluarga almarhum Gratias Romarkus (50) warga Desa Selawi Kecamatan Lahat, Selasa (18/7/2017). (Foto: komeringonline.com)
Lahat, INDONEWS.ID - Ada banyak cara untuk menciptakan dan merawat semangat toleransi di tengah masyarakat. Jangan membayangkan cara yang besar dan wah. Ada banyak hal kecil yang bisa dilakukan, tapi bisa berdampak luas. Apalagi, jika hal itu dilakukan orang berpengaruh seperti Kepala Daerah.
Nah, cara inilah yang dilakukan Bupati Lahat, Aswari Rivai. Tanpa melihat latar belakang agama seseorang, hati Aswari terenyuh mendengar berita kematian yang dialami warganya.
Berita kematian itu menimpa Gratias Romarkus (50) warga Desa Selawi Kecamatan Lahat yang merupakan dosen di sebuah perguruan tinggi di Kabupaten Lahat.
Untuk memberi hiburan pada keluarga yang ditinggalkan, Kak Wari – demikian Aswari biasa disapa – langsung mendatangi rumah duka.
Kabupaten Lahat, yang terkenal dengan ikonnya yaitu “Bukit Serelo” merupakan salah satu kabupaten tertua di Sumatera Selatan. Sikap toleran memang telah mengakar dan membudaya dalam diri masyarakatnya.
Hal itu misalnya terlihat dalam peristiwa kematian. Melayat merupakan salah satu ciri kehidupan sosial masyarakat di Kabupaten Lahat. Inilah yang mendasari H.Aswari Rivai, Bupati Lahat untuk selalu melestarikan budaya tersebut.
Seperti dikutip dari komeringonline.com, setelah memeriksa kesiapan kunjungan Pangdam II Sriwijaya dan Kapolda Sumsel yang dijadawalkan Rabu, besok (19/7/2017), orang nomor satu di “Bumi Seganti Setungguan” tersebut langsung melayat.
Tanpa memandang latar belakang pendidikan ataupun agama, Kak Wari hadir di tengah warga yang sedang dirundung kesedihan.
Bukan sekali ini saja dilakukan Aswari. Sebelumnya, Ketua DPD Partai Gerindra, yang juga Bakal Calon Gubernur Sumatera Selatan ini melayat di 3 (tiga) tempat berbeda. Bupati Aswari menghibur dan memberikan semangat serta dukungan moril kepada keluarga yang ditinggalkan.
”Ini adalah cara saya untuk menjaga toleransi antar umat beragama,” jelas Aswari. (Very)