INDONEWS.ID

  • Jum'at, 25/08/2017 14:40 WIB
  • Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental Resmi Dibuka di Solo

  • Oleh :
    • very
Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental Resmi Dibuka di Solo
Pagelaran wayang kulit dengan lakon Begawan Bimo Suci persembahan dalang Ki Warseno Slenk di Benteng Vastenburg Solo, Kamis (24/8) malam. (Foto: Kemendagri.go.id)

Surakarta, INDONEWS.ID – Kota Surakarta  menggelar pekan Kerja Nyata Revolusi Mental Indonesia dari 25 sampai 27 Agustus 2017. Rangkaian acara ini dibuka dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon Begawan Bimo Suci persembahan dalang Ki Warseno Slenk di Benteng Vastenburg Solo, Kamis (24/8) malam.

Hadir dalam pegelaran ini Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo dampingi  Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Soedarmo, Staf Khusus Mendagri Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa, Didik Suprayitno dan Walikota Surakarta, Hadi Rudyatmo.

Baca juga : Sail Nias 2019, 500 Penari Tarian Kolosal Nias Meriahkan di Hari Puncak

Dalam sambutannya, Soedarmo mengatakan pekan kerja nyata revolusi mental ini baru pertama kali digelar dan dilaksanakan di Kota Surakarta. Di samping dalam rangka mengembangkan dan melestarikan kesenian dan budaya khususnya wayang, acara ini juga merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan revolusi mental.

“Bagaimana kita bisa menggembleng menjadi manusia yang memiliki hati bersih, memiliki kemauan dan keinginan seperti elang rajawali, harapan seluruh masyarakat yang memiliki karakter bangsa,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Puspen Kemendagri.

Baca juga : Atraksi Lompat Batu di Desa Bawomataluo, Melatih Ketangkasan Pemuda Nias

Soedarmo menyebut sejak era reformasi tahun 1998 kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara mengalami degradasi atau penurunan dalam berbagai aspek kehidupan.

“Jadi pada kegiatan malam ini adalah awal dari kegiatan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental. Mudah-mudahan bisa meningkatkan pemahaman dan kesadaran dari berbagai elemen bangsa,” bebernya.

Baca juga : P-Five Band Unjuk Kebolehan di Penutupan Kejurnas Gokart 2019

Harapan besar perlu terus ditingkatkan agar negara Indonesia ke depan mampu bersaing dengan negara-negara lain di era globalisasi yang banyak berpengaruh terhadap berbagai kehidupan masyarakat.

“Dulu kita terkenal masyarakat yang memiliki rasa sopan santun, murah senyum, memiliki sikap penghormatan yang tinggi dari yang muda ke yang tua, memiliki jiwa kegotongroyongan sekarang sudah mulai berkurang,” tegasnya.

Acara ini diharapkan bisa menggugah dan mengembalikan perilaku positif yang ada di tengah masyarakat Indonesia.

“Revolusi mental ini merupakan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat,  berbangsa dan bernegara yang di dalamnya ada integritas, nilai etos kerja dan gotong royong dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait
Sail Nias 2019, 500 Penari Tarian Kolosal Nias Meriahkan di Hari Puncak
Atraksi Lompat Batu di Desa Bawomataluo, Melatih Ketangkasan Pemuda Nias
P-Five Band Unjuk Kebolehan di Penutupan Kejurnas Gokart 2019
Artikel Terkini
Perkuat Semangat Persaudaraan Antara Siswa, SMP Notre Dame Gelar Paskah Bersama dan Peringatan Hardiknas 2024
PNM Mekaar Beri Reward Ketua Kelompok Unggulan Studi Banding Olahan Jamu Tradisional
PNM Berikan Ruang Bakat dan Silaturahmi Karyawan Lewat Event SEHATI
Waspadai Pihak-Pihak yang Benturkan Konsep Negara Pancasila dengan Agama
Pelintas RI - Timor Leste Kini Bisa Akses Internet `Ngebut` di PLBN Motaain
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas