Jakarta, INDONEWS.ID- Rendahnya elektabilitas Presiden Joko Widodo yang berada di bawah 50 persen menjadi alarm bahaya dalam kontestasi politik Pilpres 2019 mendatang. Demikian penilaian pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro.
Menurut Siti Zuhro, adalah hal yang wajar jika pada setiap rilis survei menempatkan nama Jokowi selalu yang teratas.
“Akan tetapi, Jika elektabilitas yang menurun setelah masa pemilihan, akan menjadikan indikasi banyaknya masyarakat pemilih yang menginginkan pemimpin baru,” kata Siti Zuhro dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (22/10/2017).
Seperti diketahui, berdasarkan hasil survei yang dikeluarkan PolMark Indonesia, Elektabilitas Jokowi menurun hingga 13,7 persen. Namun saat Pilpres 2014 lalu, Jokowi mengantongi elektabilitas sebersar 54,9 Persen, sedangkan dalam rilis survei PolMark Indonesia, Jokowi hanya mengantongi eletabilitas sebesar 41,2 Persen.
Survei Polmar dilakukan pada 9-20 September 2017 tersebut melibatkan 2250 rsponden yang dilakukan pada WNI yang berdomisili di Indonesia. Metode survei menggunakan Mulitistage random samplinf dengan margin of error +- 2,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (hdr)