Nasional

Percepat Pembangunan Infrastruktur Listrik, JK Panggil Plt Dirut PLN

Oleh : Ronald - Jum'at, 30/08/2019 07:13 WIB

ilustrasi PLN (Foto : istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Plt Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sripeni Inten Cahyani mengungkapkan jika pemerintah meminta PLN untuk mempercepat pembangunan infrastruktur listrik dan pelayanan. Hal tersebut disampaikannya usai memenuhi panggilan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Pemerintah memberikan support kepada PLN, suatu badan usaha yang harus didukung oleh pemerintah tetapi juga PLN diminta untuk fokus di dalam percepatan di pembangunan dan pelayanan," kata Sripeni, pada Kamis (29/8/2019). 

Ditambahkan Sripeni, pemerintah juga ingin melakukan percepatan pembangunan infrastruktur listrik melalui peraturan presiden (Perpres). Namun, menurut Sripeni, Perpres tersebut masih dibahas oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Rencana ada rancangan perpres yang akan dikeluarkan tapi masih dibahas sama ESDM, nanti kita tunggu ESDM," kata Sripeni.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pernah menyinggung pengembangan pembangkit listrik dan energi berbahan bakar energi baru dan terbarukan yang masih lambat di Indonesia. Karena itu, JK mendorong PLN dan Kementerian ESDM mengkaji keterlambatan dengan percepatan pembangunan infrastruktur listrik.

"Karena itulah maka, PLN, Menteri ESDM harus mengkaji kenapa terjadi kelambatan proses ini. Karena arti daripada apa yang terjadi minggu lalu, tambah transmisi dan sistem. Karena harus diperbaiki, jadi listrik suatu infrastruktur yang tanpa hilir," ujar JK saat hadir membuka The 7th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) di Jakarta Convention Centre, Selasa (13/8/2019) lalu.

Menurut JK, peristiwa black out atau pemadaman listrik beberapa waktu lalu menjadi pelajaran perlunya penguatan infrastruktur listrik.

"Artinya perbaiki, tambah power, tambah transmisi, perbaiki sistem yang juga gardu macam-macam, itu harus, para engineering kita pasti tahu itu kan harus diperbaiki," ujarnya. (rnl) 

  

 

Artikel Terkait