Nasional

Perkumpulan Driver Gojek Kerakyatan Kecam Pernyataan CEO Taksi Big Bule Malaysia

Oleh : very - Sabtu, 31/08/2019 19:20 WIB

Shamsubahrin Ismail, CEO Taksi Big Bule, Malaysia. (Foto: Kastara.id)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Beberapa hari yang lalu, Shamsulbahrin Ismail , CEO Taksi Big Bule, perusahaan asal Malaysia memberikan pernyataan yang telah melukai hati rakyat Indonesia, khususnya pemuda-pemudi Indonesia yang berprofesi sebagai driver Gojek. Pernyataan Shamsubahrin tersebut menyebut bahwa negara Indonesia adalah negara miskin, karena itu Gojek hanya pantas bagi kalangan kelas bawah orang Malaysia yang miskin.

Walau sempat memberikan klarifikasi dan permintaan maaf terbuka di media massa dan elektronik, tetap saja Perkumpulan Driver Gojek Kerakyatan (Pergerakan) merasa perlu mengambil sikap tegas, sehingga tidak terjadi lagi hal-hal semacam penghinaan dan pelecehan terhadap harga diri pemuda-pemudi Indonesia di kemudian hari.

“Mengutuk keras pernyataan yang telah menghina, melecehkan, bahkan menginjak-injak harga diri Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Koordinator Nasional Samoel Yahya dan Divisi Kajian dan Advokasi Pergerakan, Girindra Sandino melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (31/8).

Menurut Pergerakan, sesuai dengan konstitusi kita yakni Pembukaan UUD 1945, bahwa  pemerintah Indonesia wajib untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan keadilan sosial. “Karena itu, pernyataan CEO Taksi Big Bule tersebut tentu dapat meretakan hubungan dua negara yang bertentangga dan bersahabat,” ujar Pergerakan.

Karena itu, Pergerakan meminta Pemerintah Republik Indonesia agar melakukan langkah-langkah diplomasi yang ofensif untuk meredam serta memberi peringatan keras kepada pemerintah Malaysia agar menghimbau warga negaranya untuk tidak sembarangan dalam mengeluarkan pernyataan yang mengandung penghinaan dan pelecehan terhadap Negara Republik Indonesia beserta rakyatnya.

“Meski kami menerima permintaan maaf tersebut, akan tetapi bahwa rencana aksi turun ke jalan kawan-kawan driver Gojek sebagai bentuk protes dan solidaritas adalah hal yang wajar. Hal ini untuk menunjukkan kepada negara-negara manapun, kelompok-kelompok, berbagai profesi, komunitas-komunitas, setiap  individu-individu atau warga negara, baik dalam maupun luar negeri untuk tidak mengedepankan sikap yang merendahkan martabat kemanusiaan, sikap superior berlebihan, ujaran kebencian, dan lain-lain yang akan memicu konflik laten yang dapat berkembang menjadi konflik terbuka,” ujar Girindra.

Untuk itu, Pergerakan juga mendesak Pemerintah Malaysia agar menindak tegas Shamsulbahrin Ismail, CEO Taksi Big Bule, sesuai dengan peraturan yang berlaku di Malaysia, karena ulahnya telah menimbulkan keresahan dan ketegangan dua negara sahabat.

“Bahkan karena persaingan bisnis, Shamsulbahrin Ismail, CEO Taksi Big Bule, perusahaan asal Malaysia terkesan ingin mengadu domba antara Grabbike asal Malaysia yang beroperasi di Indonesia dengan Gojek Indonesia yang dapat memicu kecurigaan dan konflik yang cenderung bersifat kasuistik di Indonesia,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait