Nasional

Tokoh Papua Sebut Mendamaikan Papua Harus Dengan Hati Bukan Senjata

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 11/09/2019 19:01 WIB

Demianus Ijie saat menjadi narasumber pada diskusi publik: "Menjaga Damai di Bumi Cendrawasi: Anak Papua Bicara Papua"

Jakarta, INDONEWS.ID - Polemik Papua menyita perhatian banyak pihak. Hingga berita ini diturunkan, diskusi dan seminar membedah konflik Papua masih berlangsung untuk mencari solusi atas polemik yang tengah terjadi.

Teriakan "referendum" dan "Papua merdeka" terus disuarakan masyarakat Papua di berbagai kesempatan aksinya.

Salah satu tokoh asal Papua yang juga merupakan Anggota DPR-RI periode 2014-2019, Demianus Ijie mengatakan menyelesaikan masalah Papua membutuhkan pendekatan dengan hati bukan dengan senjata.

Hal itu dikatan Ijie saat menjadi pembicara dalam acara diskusi Papua bertema: Menjaga Damai di Bumi Cendrawasih: Anak Papua, Bicara Papua" bertempat di Gedung Juang, Cikini, Menteng jakarta Pusat, Selasa, (10/9).

"Berhati-hati mengelola konflik Papua. Harus menggunakan manajemen hati. Jangan sedikit sedikit angkat senjata" kata Ijie

Untuk itu, mantan ketua DPR Papua Barat ini mengpreasiasi langkah yang ditempuh Jokowi. Menurutnya, pendekatan yang dilakukan Jokowi sudah tepat. Sebab Jokowi, tambahnya, sudah melakukan pendekatan dengan hati.

Sayangnya, ia mencurigai, ada orang-orang di sekitar Jokowi yang tidak ingin Jokowi tercatat dalam sejarah sebagai tokoh yang paling mengerti menyelesaian masalah Papua, yakni dialog.

Sehingga, lanjutnya, pendekatan yang dipakai dalam mengelola konflik Papua, oleh orang-orang ini, justru pendekatan militer. Padahal pendekatan seperti itu hanya akan menambah luka di atas luka lama di hati masyarakat Papua.

"Jokowi sudah cukup baik, pendekatan pakai Hati. Namun saya curiga ada orang-orang di sekitar Jokowi yang tidak ingin Jokowi dicatat sejarah soal menyeleisaikan masalah Papua," tegas politisi PDIP ini.

Maka dari itu, ia mengkritisi keputusan pemerintah mengirim dan menambah personil TNI ke Papua. Ia menegaskan, janganlah menggunakan pendekatan yang dipakai saat kasus Timor Timur.

"Saya tidak setuju ada apa-apa tentara dikirim. Jangan pakai gaya yang dipakai saat operasi di Tim-tim," tegasnya.*(Rikardo)

Artikel Terkait