Nasional

Pengamat Militer: Media Sosial Ancaman Nyata Dalam Perang Modern

Oleh : Mancik - Kamis, 03/10/2019 17:04 WIB

Analis pertahanan dan militer, Connie Rahakundini.(Foto:IST)

Jakarta,INDONEWS.ID - Analis pertahanan dan militer, Connie Rahakundini menyebutkan, media sosial sebagai salah satu bentuk ancaman nyata dalam perang modern di masa depan. Hal ini ia sampaikan pada saat seminar kebangsaan bertajuk"Muara unjuk rasa:NKRI Mau Dibawa ke Mana?` di Balai Sarwono, Jakarta, Kamis,(3/10/2010)

Menurut Connie, media sosial saat ini tidak hanya mendatangkan manfaat positif. Media sosial mendatangan satu ancaman tersendiri di masa depan bagi negara Indonesia.

"Jika media sosial merupakan bentuk perang modern, maka nasib sebuah negara, nasib seorang kepala negara sangat ditentukan oleh media sosial," kata Connie.

Karena perkembangan media sosial, kata Connie, hubungan antar negara tidak memiliki batas yang jelas. Satu negara seakan dipaksan untuk memahami perkembangan ekonomi dan politik di belahan dunia lain.

Hal ini sangat mendesak bagi negara Indonesia dalam negara melindungi negara dari ancaman perkembangan teknologi. Selain itu, negara tidak kalah dalam perang media sosial di masa depan berhadapan dengan negara lain.

"Media sosial memaksa kita memberikan perhatian pada masalah di dunia lain, tidak hanya dalam negeri Indonesia," jelas Connie.

Dalam rangka menghindari ancaman terhadap negara dari perkembangan media sosial, kata Connie, pemerintah menata penggunaan media sosial. Penataan ini dimaksud bukan untuk membatasai warga negara dalam mengakses media sosial.

Namu, kata Connie, pengaturan penggunaan media sosial lebih pada bagaimana warga negara menggunakan media sosial dengan baik. Media sosial digunakan untuk kegiatan yang sifat membangun bagi negara.

"Negara harus hadir untuk menata kembali penggunaan media sosial oleh warga negara," jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Kementerian Pertahanan dan Institusi TNI mesti lebih serius lagi menghadapi ancaman perang media sosial di masa depan. Selain itu, peingkatan soal teknologi menjadi penting untuk dijawab oleh TNI.

"Kemenhan dan TNI harus lebih serius dalam penggunaan teknologi dan menghindari ancaman media sosial," ungkapnya.

Selain itu, ia menjelaskan, ancaman nyata di masa depan adalah perang berbasis teknologi, bukan perang fisik. Karena itu, negara mesti mengambil langkah yang tepat untuk mengantisipasi hal-hal tersebut.

"Perang masa depan itu adalah penggunaan teknologi dan media sosial, sehingga negara mesti mengantisipasi," tutupnya.

 

 

Artikel Terkait