Bisnis

Strategi Menteri Perdagangan Enggartiasto Hadapi Perang Dagang Amerika-China

Oleh : Mancik - Senin, 07/10/2019 07:30 WIB

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.(Foto:Kompas.com)

Jakarta,INDONEWS.ID - Perang dagang antara Amerika dan China mendorong Menteri Perdagangan Enggartiasto menyiapkan tuju strategi jitu agar tidak terkena bahaya perang dagang. Strategi disiapkan oleh Indonesia dengan tujuan menghadapi dampak dari perang dagang antara negara-negara raksasa tersebut.

Hingga saat ini, perang dagang antara Amerika dan China dalam bentuk penetapan tarif barang dan jasa terus berlangsung. Selain itu, perang dagang terus terjadi antara Amerika vs Uni Eropa serta Jepang dan Korea Selatan.

"Ada tiga lagi (yang sedang dikejar), mudah-mudahan bisa kami selesaikan tahun ini untuk ditandatangani tahun depan. Karena kalau tidak dijalankan, kita akan kalah dengan negara tetangga, sekarang saja kita sudah kalah dari sisi investasinya," kata Enggar kepada media di Jakarta, Minggu,(6/10/2019) kemarin.

Berikut adalah tuju strategi yang disiapkan oleh Mendag menghadapi perang dagang antara negara raksasa ekonomi di dunia tersebut di atas:

1.Menyelesaikan berbagai perundingan dan perjanjian dagang internasional, baik secara bilateral maupun multilateral. Hingga saat ini, ada 12 perjanjian dagang yang telah disepakati selama Enggartiasto menjabat sebagai menteri perdagangan.

2. memperluas jangkauan ekspor ke pasar non tradisional. Pasar ini merupakan negara yang selama ini bukan mitra dagang utama Indonesia dalam bidang ekspor.

3.Diversifikasi produk ekspor melalui hilirisasi atau penambahan nilai pada produk yang nantinya akan dijual ke pasar internasional. Selama ini Indonesia hanya fokus pada kegiatan ekspor berupa sumber daya alam, seperti minyak, gas, batu bara, dan minyak sawit mentah.

4.membuka diri pada relokasi industri. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada investor melakukan investasi di Indonesia.

5. Berupaya menjaga iklim dan perdagangan di Indonesia.

6. Meningkatkan konsumsi domestik, khususnya pada produk-produk lokal.

7. Menjaga keseimbangan tingkat inflasi atau harga barang kebutuhan masyarakat. Hal ini penting dilakukan agar kemampuan masyarakat menjaga daya beli tetap terjaga, dengan demikian tingkat konsumsi tetap melaju tinggi.*

 

Artikel Terkait