Nasional

IndoEast Network dan Dorongan Ikhsan Tualeka Membangun Indonesia dari Timur

Oleh : Mancik - Jum'at, 06/12/2019 12:01 WIB

Founder IndoEast Network M. Ikhsan Tueleka memberikan cindera mata kepada salah satu narasumber diskusi publik.(Foto:Istimewa)

Jakarta,INDONEWS.ID - Pendiri IndoEast Network Ikhsan Tueleka menaruh harapan besar terhadap gagasan mendorong pembangunan Indonesia mulai dari Timur Indonesia. Gagasan ini lahir karena melihat sejumlah fakta ketertinggalan yang masih erat melekat hampir di seluruh wilayah Indonesia bagian Timur.

Ikhsan dalam pemaparannya kepada peserta seminar dalam kegiatan seminar publik dengan tema `Saatnya membangun Indonesia dari Timur` dan Sof Launching Social Movement With Digital Platform Indoeast Network menerangkan, hampir semua indeks ketertinggalan ada di Indonesia Timur. Indeks ketertinggalan ini hampir seluruhnya berbanding terbalik dengan keberadaan potensi kekayan alam yang ada di masing-masing di Indonesia Timur, mulai dari Maluku hingga Nusa Tenggara.

"Hampir semua indeks ketertingggalan ada di Indonesia Timur.Kemiskinan tertinggi ada di Indonesia Timur, Tata kelola pemerintah yang buruk ada di Indonesia Timur, masalah Sumber Daya Manusia yang masih jauh tertinggal, ada di Indonesia Timur serta masih banyak masalah lainnya," kata Ikhsan dalam sambutan singkatnya mengawali kegiatan seminar tersebut, Jakarta, Kamis,(5/12/2019) kemarin.

Potret ketertinggalan di atas, kata Ikhsan, sebenarnya bukan merupakan kondisi yang sebenarnya terjadi pada seluruh warga Indonesia, terutama masyarakat Indonesia yang berada di bagian Timur, terbentang dari Nusa Tenggara hingga wilayah kepulauan Maluku. Potensi Sumber Daya Alam, baik di darat maupun di laut, seharusnya, membuat masyarakat Indonesia bagia Timur jauh lebih makmur dari keadaan saat ini.

   Kegiatan diskusi publik dengan tema `Saatnya membangun Indonesia dari Timur dan Sof Launching Social Movement With Digital Platform Indoeast Network` di Perpustakaan Nasional, Jakarta.

Karena itu, jelas Ikhsan, perlu ada kesadaran baru bagi seluruh kekuatan masyarakat sipil yang berasal wilayah Indonesia Timur untuk melakukan kolaborasi dan kerjasama memanfaatkan potensi yang ada untuk perbaikan kondisi masyarakat. Kehidupan masyarakat Indonesia Timur sudah saatnya harus setara dengan masyarakat Indonesia di daerah lain.


Momentum Konsolidasi Kekuatan Masyarakat Sipil


Lebih lanjut Ikhsan menegaskan, tanggal lima Desember mesti menjadi titik sejarah bagi seluruh kekuatan pemuda dan pemudi Indonesia Timur untuk melakukan konsolidasi gerakan perubahan membangun peradaan yang lebih baik. Kekuatan pemuda mesti bersatu mendorong dan memabantu pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengelola potensi di daerah masing-masing untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Saya mau tanggal 5 Desember sebagai tanggal bagi seluruh anak Indonesia Timur untuk bergerak membangun Indonesia mulai dari Timur," tegasnya.

Gerakan ini, kata Ikhasan, bertujuan untuk mengurai segala bentuk ketertinggal yan ada di seluruh pelosok Indonesi Timur saat ini. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mendorong pemerintah melihat kembali segala potensi yang ada untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan masyarakat.

Pada kesempatan ini, Ikhsan juga menerangkan bahwa telah ada program pela -gandong kontemporer yang disingkat PeGake. Program ini terinspirasi dari kearifan lokal yang di masyarakat dengan tujuan memperkuat kembali tali persaudaraan dan ikatan kekerabatan di antara sesama.

 Narasumber diskusi publik dan  Sof Launching Social Movement With Digital Platform Indoeast Network`bersama Founder IndoEast Network M. Ikhsan Tueleka

"PeGaKe ini merupakan program Second Village atau Kampung Kedua.Setiap orang, khususnya yang telah mempunyai kemampuan finansial yang lebih dapat membantu peningkatan kapasistas masyarakat di kampungnya yang kedua tersebut, membantu mereka untuk semakin maju, membangun taman baca, membangun desa wisata dan membantu akses wisata bagi anak-anak di kampung tersebut," jelas Ikhasan.

Ikhsan berharap, program ini dapat membantu masyarakat Indonesia untuk membuka berbagai macam keterbelakangan yang ada. Dengan demikian, masyarakat dapat hidup sejahtera dan semakin memperkuat semangat persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.(NKRI)

Untuk diketahui, kegiatan diskusi ini dihadiri oleh Staf khusus presiden Billy Mambrasar, Wakil ketua DPD RI Sultan Najamudin, ketua Persatuan Artis film Indonesia Marcella Zalianty, Wakil Direktur Pelindo II Hambra Samal serta Public Figur Prilly Latuconsina.*

Artikel Terkait