Nasional

Fenomena Ular Kobra di Permukiman Warga, Ahli Reptil : Wajar Karena Musim Penghujan

Oleh : Ronald - Selasa, 17/12/2019 15:30 WIB

Ular kobra. (Foto: Ant)

Jakarta, INDONEWS.ID -  Pemberitaan tentang kemunculan ular berbisa seperti ular kobra di kawasan permukiman di Pulau Jawa dan Bali beberapa pekan terakhir meresahkan warga. Namun, peneliti reptil mengatakan fenomena tersebut wajar terjadi pada awal musim penghujan.

Salah seorang ahli reptil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ganjar Cahyadi, yang juga merupakan Kurator Museum Zoologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, mengatakan fenomena tersebut terjadi karena musim penghujan merupakan masa ular bereproduksi. 

“Ular memiliki fase reproduksi, sekarang musim hujan di mana termasuk musim ular menetas," ujar Ganjar dalam siaran persnya, Selasa (17/12/2019).

Menurut Ganjar, perilaku kobra itu biasanya menyimpan telur di sarangnya. Biasanya sarang bekas tikus, atau di tempat-tempat lembab, dan tumpukan sampah. 

"Ular simpan telornya lalu ketika awal musim hujan akan menetas,” katanya.

Ganjar mengatakan, jika banyak ular ditemukan di suatu lokasi, kemungkinan tempat tersebut merupakan habitatnya atau sebagai area ular mencari makan. Salah satu makanan bagi ular adalah tikus, dan tikus biasanya banyak di perumahan. 

“Kobra itu tipikal ular yang melepas anak-anaknya. Dia tidak menjaga anak-anaknya, karena anak kobra ketika menetas sudah memiliki taring dan kelenjar bisa, jadi sudah bisa mencari makan sendiri," katanya.

Menurut Ganjar, warga perlu mengetahui jenis dan perilaku ular untuk melakukan langkah antisipasi yang tepat. Untuk ular yang berbisa, dapat dikelompokkan pada dua famili yaitu Elapidae dan Viperidae. Ular yang termasuk Elapidae contohnya adalah ular kobra, ular belang (bungarus), dan ular cabai (calliophis intestinalis). 

Sementara untuk kelompok viperidae, kata dia, cirinya adalah bagian kepala berbentuk seperti segitiga. Kalau di daun warnanya hijau dan jika di tanah warnanya kecoklatan. Ular berbisa memiliki taring yang mengeluarkan bisa. Selain itu dari perilakunya juga dapat terlihat kalau ular berbisa lebih santai dalam bergerak, tapi kalau didekati akan melakukan upaya perlindungan diri atau menyerang. 

"Sementara ular tidak berbisa, tidak memiliki taring dan bila didekati akan kabur,” katanya.

Ciri lain dari ular berbisa, kata dia, dapat dilihat dari warna atau coraknya. Ular berbisa lebih mencolok warnanya, misalnya ular cabai yang mempunyai garis warna merah di tubuhnya, kemudian ular bungarus memiliki warga hitam putih.

“Namun khusus untuk ular kobra, yang mencolok adalah karena warnanya hitam legam. Perilaku ular kobra, kalau terancam akan menaikkan tubuhnya dan mengembangkan rusuknya. Bahkan dapat menyemburkan bisanya ke arah mata,” ujarnya. (rnl)

 

Artikel Terkait