Nasional

Lepas Jabatan Bersama Jenazah, Wakil Bupati Nduga: Presiden Tak Pernah Mendengar

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 25/12/2019 13:59 WIB

Wakil Bupati Nduga Wentius Nimiangge (Foto: CNNIndonesia.com

 

Papua, INDONEWS.ID - Wakil Bupati Nduga, Papua, Wentius Nimiangge mengundurkan diri dari jabatannya di hadapan masyarakat Nduga, Selasa (24/12). Wentius mengundurkan diri sembari mengaku tak sanggup melihat sejumlah kekerasan hingga pembunuhan yang menimpa warga sipil.

Wentius mengatakan jabatannya dilepas oleh jenazah-jenazah warga Nduga, termasuk jenazah ajudan dan sopirnya yang turut tewas ditembak.

"Karena jabatan itu pertama dilepas dengan jenazah, ini supir saya yang ditembak, ajudan saya," kata Wentius seperti dikutip dari CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Selasa (24/12).

Wentius mempertanyakan kesungguhan pemerintah pusat mengurai konflik di Nduga. Sebab sebagai perpanjangan pemerintah pusat, mestinya pendapat pejabat di pemerintahan daerah didengar.

"Kami ini seperti, kalau Pak Yairus Gwijangge itu, bapak bupati, seperti tangan kanannya presiden kalau di daerah Nduga. Kalau saya sebagai wakil bupati itu sebagai tangan kirinya presiden," ucap Wentius mengibaratkan.

"Kita mengangkat nama, menyuarakan nama presiden. Tapi apa kami punya suara itu tidak bisa ditanggapi serius, atau bagaimana anda mau tanggapi, begitu saja. Ini yang tidak baik," ujar Wentius.

Wentius menggaris bawahi, kondisi Nduga hingga kini belum jua membaik. Hari-hari jelang Natal dan Tahun Baru yang bagi dia mestinya dirayakan dengan damai dan suasana persaudaraan, justru yang terjadi sebaliknya.

Wentius mengaku tak mengerti lagi harus menyampaikan keluhannya dengan cara apa. "Suara-suara yang kemarin kita sampaikan ke bapak-bapak itu, tidak bisa dengar. Lalu sekarang ini, pembunuhannya baru terjadi begini, berarti kapan baru akan didengar? Kapan akan selesai?" ucap dia.

Itu sebab menurut dia, langkah yang paling mungkin dilakukan adalah mundur sebagai Wakil Bupati Nduga.

"Ini yang saya, sebagai manusia, saya kira saya kehilangan akal, kehilangan keluarga, apabila saya mau perjalanan jauh atau gimana... Ini yang membuat saya, lebih baik saya tinggalkan jabatan saja daripada, siapa yang mendukung saya, siapa yang mengantarkan saya," ungkap dia.

Artikel Terkait