Bisnis

Mbok Sugini Berharap Gunung Kidul Jadi Sentra Energi Terbarukan

Oleh : very - Rabu, 12/02/2020 14:01 WIB

Mbok Sugini, warga Gunung Kidul saat memprektekkan penggunaan wood pellet untuk memasak. (Foto: Ist)

Yogyakarta, INDONEWS.ID -- Hampir dua bulan belakangan ini Sriyadi, 31 tahun, giat mengenalkan wood pellet sebagai energi alternatif untuk memasak di rumah tangga. Merasa bahwa energi terbarukan ini sangat baik untuk masyarakat, dia pun menggunakannya di rumahnya sendiri dan mengajarkan penggunaan kompor wood pellet di kampungnya.

Sabtu 8 Februari 2020, disaksikan tetangga dan warga sekitar rumahnya, Sriyadi mendemokan penggunaan kompor wood pellet kepada Ibundanya, Mbok Sugini. Uji coba penggunaan wood pellet yang dilakukan Sriyadi mendapat sambutan hangat dari warga di kampung halamannya, tepatnya di dusun Kaliwaru, kecamatan Ngawen, kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Menanggapi permintaan warga untuk mendapatkan wood pellet dan kompornya, Mbok Sugini pun berharap agar Sriyadi dapat berupaya lebih keras sehingga Gunung Kidul dapat menjadi percontohan pemanfaatan energi ini.

"Le (panggilan anak laki-laki), tolong diupayakan agar tetangga-tetangga kita juga bisa pake ini (wood pellet dan kompor). Praktis, mudah, aman dan masaknya jadi cepet. Syukur pabriknya bisa dibangun di sini, kayu banyak. Dan kamu bisa kerja di sini dekat Simbok, ndak usah jauh-jauh kerja di Jakarta," kata Mbok Sugini sambil memandang putra sulungnya dengan bangga.

Ternyata uji coba pemanfaatan wood pellet yang dilakukan oleh Sriyadi di Gunung Kidul tersebut merupakan inisiatif Sriyadi, yang diakuinya karena cinta dan bakti kepada Ibu dan kampung halamannya.

(Uji coba pemanfaatan wood pellet untuk memasak di rumah Bu Tuginem, Cangkringan- DIY. (Dari kiri ke kanan: Suyadi dari PT EMI Persero, AM Putut Prabantoro, penggagas Indonesia Raya Incoporated, Dr. R. Agus Trihatmoko, akademisi Universitas Surakarta, serta ketiga dan keda dari kanan, Pak Benny dan Bu Tuginem, warga penerima program uji coba wood pellet. (Foto: Ist)

Sriyadi mengaku bahwa banyak tetangganya yang berharap untuk bisa mendapatkan wood pellet dan kompor tersebut karena selama ini masih menggunakan kayu bakar. "Sebagian besar warga yang menyaksikan uji coba tadi berharap agar bantuan kompor dan suplai wood pellet ditambah, terutama karena mereka melihat ini lebih bersih dan praktis, rumah jadi ndak berasap dan bisa dibawa buat masak di sawah. Tapi ya mohon maaf, sementara ini baru satu, buat Simbok saya dulu, karena kebetulan saat ini saya cuma mampir aja, sambil lewat mau ke arah Yogya karena ada program uji coba seperti ini di Cangkringan dan Surakarta," kata Sriyadi.

Sriyadi, pria kelahiran Gunung Kidul, sudah 5 tahun ini bekerja sebagai office boy di PT Energy Management Indonesia (Persero). PT EMI (Persero) melakukan rintisan pemanfaatan wood pellet sebagai energi alternatif untuk memasak di rumah tangga, dengan program bernama Multiple Household-fuel Options.

Berdasarkan keterangan tertulis dari PT Energy Management Indonesia (Persero), Direktur Utama PT EMI (Persero), Andreas Widodo mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan rintisan pemanfaatan bio-energy, salah satunya wood pellet, sebagai alternatif energi bersih untuk memasak di rumah tangga.

Lebih lanjut Andreas menyanpaikan bahwa pihaknya sangat mengharapkan kontribusi dan sumbangsih dari berbagai pihak agar program ini dapat terus berkembang merata kepada seluruh rakyat Indonesia, terlebih mereka yang belum berkesempatan memanfaatkan energi bersih.

"Benar sekali, kami sedang melakukan rintisan pemanfaatan energi terbarukan sebagai alternatif energi bersih untuk memasak di rumah tangga. Bukan hanya dukungan, justru peran aktif dan sumbangsih dari berbagai pihak terutama dari para pemangku kepentingan sangat diharapkan," kata Andreas.

(Uji coba wood pellet di Kota Surakarta. Dari kiri ke kanan: Andi Lala kepala divisi marketing PT EMI, Dr Agus Trihatmoko akademisi Universitas Surakarta, Dr. Intan Novela akademisi Universitas Sebelas Maret, Faqih Mualim engineer PT EMI, Antonius Aris Sudjatmiko direktur operasional dan pengembangan PT EMI, Sugino dan Triman penerima paket uji coba/rintisan wood pellet sebagai alternatif energi bersih untuk memasak di rumah tangga. Foto: Ist

Menanggapi harapan Mbok Sugini dan putranya untuk perluasan cakupan wilayah uji coba di Gunung Kidul, Andreas menyampaikan akan berusaha semaksimal mungkin dan menggandeng para donatur.

Andreas mengaku bahwa selain dari kas PT EMI (Persero), selama ini pembiayaan untuk program rintisan tersebut juga berasal dari partisipasi dan sumbangan koperasi maupun pegawai secara individual.

"Saat ini pendanaan masih dari internal PT EMI. Bahkan ada sumbangan dari koperasi dan pegawai, bagus juga karena motivasinya adalah ungkapan empati dan rasa tanggungjawab kepada mereka yang selama ini belum mendapatkan energi bersih. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih banyak lagi yang berpartisipasi," kata Andreas.

Rangkaian kegiatan uji coba pemanfaatan wood pellet di Yogyakarta dan Jawa Tengah baru dilakukan kemudian pada hari Senin dan Selasa 10/11 Februari 2020 masing-masing di Dukuh Balangan, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY dan dilanjutkan di desa Klemburan, Baturan, Kec. Colomadu, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Hadir pada acara tersebut Antonius Aris Sudjatmiko, Direktur Operasi dan Pengembangan PT EMI, Dr. Intan Novela dari Universitas Sebelas Maret, Dr. R. Agus Trihatmoko dari Universitas Surakarta serta A.M. Putut Prabantoro selaku penggagas Indonesia Raya Incorporated. (*).

 

Artikel Terkait