Nasional

Hampir Dua Bulan Menunggu, Warga Korban Longsor Keluhkan Bantuan Pemerintah Tak Kunjung Datang

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 20/02/2020 19:30 WIB

Kondisi Tenda-tenda pengungsian warga korban Longsor di desa Kiara Pandak, Sukajaya (Foto: Rudi Hermawan)

Jakarta, INDONEWS.ID - Hampir dua bulan setelah bencana longsor yang menimpa warga di empat kecamatan di kabupaten Bogor yakni Cigudeg, Nanggung, Jasinga dan Sukajaya yang terjadi pada awal tahun Rabu (1/1/2020) sebagian besar masih mengungsi dan tinggal di tenda-tenda sementara.

Salah satu desa yang terkena dampak cukup parah adalah warga di Desa Kiara Pandak, Kecamatan Sukamaju. Hingga Kamis (20/2/2020) memasuki bulan kedua pasca-bencana, sebagian besar korban longsor di lokasi tersebut mengeluhkan bantuan yang tak kunjung datang seperti yang dijanjikan oleh pemerintah.

Sehingga, warga sangat berharap pemerintah segera merealisasikan dana bantuan untuk jaminan hidup, serta dana rehabilitasi untuk perbaikan rumah mereka.

Dalam sebuah grup facebook kecamatan @Suara Warga Kecamatan Suka Jaya, Bogor, seorang warga dengan akun @Choky Start mengeluhkan kondisi warga yang masih tinggal di tenda-tenda darurat. Padahal sudah memasuki hari ke-50 pasca bencana terjadi."Sampai kapan kami dihantui rasa takut di kala hujan datang," ungkapnya.

Akun tersebut pun mengadu kepada pemerintah yang sudah menjajikan dana bantuan 10 hingga 50 juta untuk rumah rusak ringan, sedang dan berat. Selain itu, pemerintah, katanya, menjanjikan para korban Rp500 ribu per bulan sebagai uang tunggu untuk warga yang direlokasi.

"Masyarakat sangat membutuhkannya. Karena, mayoritas warga di dusun ini kesehariannya adalah penambang (gurandil). Sekarang, mata pencaharian warga ditutup toal pasca bencana tersebut," pungkasnya.

Sementara itu, Rudi, salah satu warga korban bencana longsor asal Dusun Kiarapandak Kecamatan Sukajaya berharap agar pemerintah segera merealisasikan bantuan yang pernah dijanjikan.

"Kami harap kepada Pemkab atau Pemprov segera mencairkan dana bantuannya sebagaimana yang telah dijanjikan, terutama uang tunggu buat warga yang akan direlokasi. Sebagian dari mereka sekarang mata pencahariannya sebagai gurandil ditutup total," ujar Rudi Hermawan dalam keterangan tertulisnya kepada Indonews.id, Kamis, (20/2/2020).

Rudi menginformasikan, jumlah KK di Desa Kiara Pandak, Dusun 2, RT 3,4 RW 6, Kp. Nangka Beurit sebanyak 83. Sedangkan jumlah bangunan yang akan direlokasi sebanyak 67 bangunan, semuanya dari RT 3 dan 4.

Seperti diketahui, berdasarkan hasil rekap data terakhir, bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (1/1/2020) itu menyisakan 14.010 pengungsi yang berasal dari empat kecamatan.

Dari Kecamatan Cigudeg sebanyak 922 orang, Kecamatan Sukajaya sebanyak 9.926 orang, Kecamatan Nanggung sebanyak 3.121 orang, dan Kecamatan Jasinga sebanyak 41 orang.

Pasalnya, peristiwa di awal tahun 2020 itu banyak menyebabkan kerusakan materil, khusus bangunan rumah ada sebanyak 1.092 unit rusak berat, 1.625 unit rusak sedang, dan 1.334 unit rusak ringan.

Kejadian tersebut juga menelan korban jiwa sebanyak delapan orang, dan tiga orang hilang yang kini sudah dinyatakan meninggal meninggal dunia. Kemudian, 12 orang mengalami luka berat, dan 517 orang mengalami luka ringan.*(Rikardo).

Artikel Terkait