Nasional

Perang Tuduhan soal Sumber Corona, China: Militer AS Bawa Virus ke China

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 14/03/2020 10:59 WIB

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Cina dan Amerika Serikat saling melempar kata-kata pedas setelah Cina tersinggung dengan komentar para pejabat AS yang menuduhnya lamban bereaksi terhadap virus.

Pejabat AS menyalahkan China lantaran lamban mengambil langkah pencegahan ketika pertama kali terdeteksi di Wuhan akhir tahun lalu. Amerika juga menuduh pemerintah Cina tidak cukup transparan tentang virus.

Pada hari Rabu (11/3/20), Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O`Brien mengatakan lambatnya reaksi Cina terhadap kemunculan virus Corona mungkin telah merugikan dunia dua bulan.

Merespon tuduhan AS tersebut, seorang pejabat China melontarkan klaim tanpa bukti soal tentara Amerika Serikat (AS) yang membawa virus Corona atau Covid-19 ke wilayah China. Klaim ini mirip dengan teori-teori konspirasi yang selama ini beredar di media sosial (medsos).

Melansir AFP, Jumat (13/3/2020), Zhao Lijian yang merupakan juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyampaikan klaim itu via Twitter pada Kamis (12/3) tengah malam waktu setempat.

Padahal sebelumnya, Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China dengan tegas menyebut bahwa sumber virus ini adalah hewan liar yang dijual di sebuah pasar di pusat kota Wuhan, Provinsi Hubei.

Namun dalam beberapa hari terakhir, para pejabat China dan seorang pakar kesehatan terkemuka China mengklaim bahwa virus Corona mungkin berasal dari lokasi lain. Sementara otoritas China marah pada sejumlah pejabat AS yang menyebut penyakit ini sebagai `virus Wuhan`.

Kicaun Pejabat China

Akun Twitter terverifikasi juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, menulis kata-kata keras dalam bahasa Inggris dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat yang kurang transparan.

"Kapan pasien nol dimulai di AS? Berapa banyak orang yang terinfeksi? Apa nama rumah sakit itu? Mungkin tentara AS yang membawa epidemi ke Wuhan. Jadilah transparan! Beberkan data kalian ke publik! AS berutang penjelasan!" tweet Zhao, dikutip dari Reuters, 13 Maret 2020.

Some #influenza deaths were actually infected with #COVID-19, Robert Redfield from US #CDC admitted at the House of Representatives. US reported 34 million cases of influenza and 20,000 deaths. Please tell us how many are related to COVID-19? @CDCDirector

Zhao, seorang pengguna Twitter aktif, tidak menawarkan bukti atas klaim militer AS yang membawa virus ke Cina.

"Ini sangat mencengangkan sehingga mengubah banyak hal yang dulu saya yakini," tulis Zhao di akun resminya.

Kedubes AS Belum Berkomentar

Kedutaan Besar AS di Beijing tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang tweet Zhao.

Sebelumnya pada hari Kamis, sesama juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, mengkritik pejabat AS atas komentar "tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab" yang menyalahkan tanggapan Beijing terhadap virus Corona karena memperburuk dampak global pandemi tersebut.

Ditanya tentang komentar O`Brien, Geng mengatakan di Beijing bahwa pernyataan para pejabat AS seperti itu tidak akan membantu upaya pengendalian wabah di AS.

Upaya Cina untuk memperlambat penyebaran telah memberi dunia waktu untuk bersiap menghadapi epidemi, kata Geng.

"Kami berharap bahwa beberapa pejabat di AS saat ini akan memusatkan energi mereka untuk menanggapi virus dan mempromosikan kerja sama, dan bukan untuk mengalihkan kesalahan ke Cina," katanya.

Dikutip dari South China Morning Post, tagar "Zhao Lijian mengirimkan lima tweet berturut-turut yang mempertanyakan AS" trending dan telah dibaca lebih dari 4,7 juta kali di Weibo, Twitter Cina, pada Jumat siang, dengan banyak memuji retorika diplomat.

Beijing dalam beberapa hari terakhir semakin menolak klaim virus Corona berasal dari Cina, meskipun kasus pertama dilaporkan di sana pada bulan Desember.

Virus ini telah menyebar ke lebih dari 100 negara, dengan lebih dari 130.000 kasus di seluruh dunia dan lebih dari 4.900 kematian.

Rumor bahwa virus Corona mungkin telah direkayasa di laboratorium kimia sebagai senjata biologis telah secara luas dibantah oleh para ilmuwan, yang menunjukkan bahwa susunan genetiknya tidak mendukung klaim semacam itu.

Para pejabat senior AS termasuk Presiden Donald Trump telah berusaha menggambarkan virus Corona sebagai "virus asing", dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan para pemimpin Republik melangkah lebih jauh untuk memberi labelnya "virus Wuhan" atau "coronavirus Cina".

Zhao pekan lalu mengatakan kepada wartawan bahwa belum ada kesimpulan tentang asal-usul virus, dan mengatakan ada motif tersembunyi dengan menyebut virus itu berasal di Cina.

Dia mengutip pernyataan Zhong Nanshan, pakar pernapasan terkemuka Cina yang telah menjadi suara resmi tentang wabah itu, bahwa virus Corona mungkin bukan berasal dari Cina.*(Rikardo). 

Artikel Terkait