Nasional

Salut! Begini Cerita Anak Bos Lippo `Sulap` Plaza Jadi UGD Covid-19 dalam Dua Minggu

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 02/04/2020 13:01 WIB

Executive Director Siloam Hospitals Caroline Riady (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Executive Director Siloam Hospitals Caroline Riady mengatakan rencana jaringan Rumah Sakit Siloam mengubah sebagian Lippo Plaza Mampang jadi ruang perawatan unit gawat darurat (UGD) untuk pasien Covid-19 merupakan ide sang ayah, James Riady.

“Ini sebenarnya hasil dorongan Pak James (Riady) yang melihat kebutuhan makin membludak dalam dua bulan ke depan. Jadilah mall menjadi ruang emergency, [dibangun] dalam dua minggu,” ujar Caroline, Rabu, 1 April 2020.

Menurutnya, Lippo Plaza Mampang akan memiliki kapasitas 415 tempat tidur. Tetapi untuk tahap awal akan dibuka dulu 180 tempat tidur. Rumah sakit darurat ini akan memanfaatkan tenaga medis dari jaringan rumah sakit Siloam. Kebetulan tak jauh dari mall itu, beroperasi Siloam Hospitals Asri.

Caroline mengatakan, pada Selasa lalu, 31 Maret 2020, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan pejabat Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga telah melakukan kunjungan ke rumah sakit tersebut.

“Tadinya hari ini saya mau suruh buka dan terima pasien, tetapi ternyata sirkulasi udara ada yang perlu diperbaiki. Jadi mungkin nunggu beberapa hari lagi.”

Jaringan Siloam Hospitals rencananya mendedikasikan beberapa rumah sakit khusus untuk melayani para penderita Covid-19. Selain di Mampang, mereka melakukannya di RS Siloam yang berlokasi di Kelapa Dua, Tangerang.

Siloam, tutur Caroline, juga memberikan tunjangan gaji tambahan untuk para petugas kesehatan karena mempertaruhkan keamanan diri di garis terdepan untuk menangani wabah corona.

Adapun, rumah sakit lainnya memang tidak secara khusus untuk menampung pasien Covid-19. Namun, disediakan sekitar lima hingga 30 tempat tidur untuk pasien Covid-19.

“Karena kenyataannya sulit untuk merujuk dan kapasitas di Indonesia sangat kurang,” ucap Caroline.

Caroline menambahkan untuk menjadi rumah sakit rujukan pasien Covid-19 dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebab petugas medis harus dilengkapi alat pelindung diri (APD) agar tidak tertular, dan pemeriksaan swab untuk mendeteksi tertular atau tidak para tenaga medis yang kontak langsung dengan pasien terduga Covid-19.

Sementara itu, salah seorang penghuni apartemen Nine Residence Bobby Soebandriyo menyatakan hingga saat ini pihak penghuni apartemen belum menerima pemberitahuan terkait alih fungsi dari mall menjadi RS Darurat yang akan menangani pasien Covid-19. Padahal mall yang akan difungsikan sebagai RS Darurat itu terintegrasi dengan apartemen Nine Residence.

"Bagaimana nasib penghuni yang tinggal di apartemen tersebut? kami dari penghuni sudah berembuk untuk menghadapi hal ini mengingat risikonya sangat besar dengan menggabungkan apartemen berpenghuni dengan RS pasien Covid-19. Di mana penghuni kami banyak anak kecil dan lansia yang memiliki risiko tertular tinggi," ungkap Bobby.

Menanggapi hal tersebut, Caroline menyatakan pihaknya memang tengah melakukan pembahasan mengenai mitigasi risiko dari pengoperasian RS Darurat tersebut terhadap area di sekitarnya, termasuk kawasan hunian.

"Hal itu sedang kami bahas, tentunya ventilasi dan entrance semua berbeda. Hanya fisiknya menumpuk satu di atas yang lain," ungkapnya.*(Rikardo).

Artikel Terkait