Opini

Bung Karno: Dari Homo Sapiens ke Homo Deus Via Inferno COVID-19

Oleh : hendro - Jum'at, 10/04/2020 15:45 WIB

Pengamat sosial dan politik Christanto Wibisono

Jakarta, INDONEWS.ID - Hari ini Jumat 10  April 2020;  saya diundang khusus  oleh  Proklamator dan Presiden pertama RI  dengan moda Wawancara Imajiner dengan Bung Karno . Kita tetap bersalaman dan cipika cipiki tidak menjaga jarak. Sebab Wawancara Imajiner tidak masuk dalam domain physical crowd yang ditarget oleh PSBB.  

BK dengan santai namun serius kontemplatif,   assertive dan  confident. 

BK: Selamat ulang tahun anda ke 75 bung Chris. Kali ini saya yang justru mau wawancara anda, bagaimana anda merespon fenomena COVID 19 ini dari kacamata jurnalis seumur hidup serta menilai kebijakan pemerintah Indonesia dan negara negara G20 sedunia yang semua “kapiran”(telantar) dalam menyikapi hibrida tsupandemi COVID 19 ini.

CW: Pertama  tama saya bersyukur diberi anugerah hidup oleh Tuhan Yang Maha Kuasa mencapai 75 tahun dan sudah dua kali sempat diwawancara oleh Izrael alias Giam Lo Ong (malaikat pencacah jiwa manusia) bleeding perdarahan pasca operasi wasir di Husada 1984 dan operasi sinus di New York Cornell Presbyterian Hospital  2006. Kemudian tentu saya bersyukur memperoleh ilham inspirasi untuk memperkenalkan moda WIBK ini sejak tahun 1977 sebagai pola orisinal menyajikan diskusi politik sejarah berbobot.  Secara 3in1 educating, entertaining dan enlightening. Saya memutuskan memakai metode ini juga untuk menyampaikan gagasan bapak tentang fenomena COVID 19 ini.

BK: Dante (1265-1321) menulis Inferno kisah perjalanan imajiner menembus “neraka” dan sekarang ini manusia abad XXI dihadapkan kepada Inferno versi  COVID 19.  Kita berdua sudah bosan diskusi wacana tentang dunia seisinya bung Chris. Kita hari ini hanya mau bikin meme tunggal cekak aos.

HOMO SAPIENS dikaruniai anugerah bisa memberlakukan self rejuvenation peremajaan kembali sel manusia menuju kondisi immortalitas menjadi HOMO DEUS. Prasyarat utama adalah Homo Sapiens mensterilkan diri dari genetika DNA moral destruktif, moral pembunuh (Kabil) yang tega membunuh adiknya sendiri (sesama Homo Sapiens) Habil.

Selama ini Homo Sapiens telah melakukan pembunuhan antar manusia dengan peperangan serta genosida dan demosida  yang didorong oleh motivasi kecemburuan sosial sara yang memakan korban jaun labih banyak dari segala macam pandemi  dan atau bencana alam seperti tsunami.
Maka COVID 19 ini adalah ultimatum terakhir Tuhan Yang Maha Kuasa sebelum manusia bertobat dari IM-MORALITAS tercemar VIRUS KEBENCIAN SARA yang sama destruktifnya dengan virus Covid.
Jika Homo Sapiens bertobat dan menghentikan watak im-moral SARA nya maka berpeluang menjadi Homo Deus yang memiliki substansi IM-MORTALITAS.

 Jika Homo Sapiens tidak berhenti memproduksi  virus SARA Kabilisme, maka manusia akan melakukan bunuh diri kolektif. Karena membiarkan COVID ini menjadi penentu final kompetisi eksistensi vs demosida kolektif ala Gulag-Auschwitz dan banyak demosida lain sepanjang sejarah tirani manusia pelbagai bangsa/ideologi.


CW: Siap pak akan saya viralkan sebagai kado bapak untuk ulang tahun saya ke 75 dan saya tebarkan  sebagai kontribusi Presiden/Pendiri Republik Indonesia Sukarno dalam proses transisi  Homo Sapeins ke Homo Deus lewat Inferno COVID 19. (Penulis pengamat politik dan sosial Christianto Wibisono)

Artikel Terkait