Sosok

Ridwan Zachrie: Fondasi Utama Perusahaan Ada pada Integritas

Oleh : very - Jum'at, 05/06/2020 22:10 WIB

Ridwan Zachrie (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID – Perusahaan itu ibarat rumah. Fondasi utama perusahaan ada pada integritas. Semegah apapun perusahaan dengan modal besar, jika dikelola oleh sumber daya yang tidak berintegritas, maka hanya masalah waktu perusahaan tersebut akan runtuh. Dia akan roboh berkeping-keping. Roda perusahaan itu dijalankan oleh manusia sebagai human capital. Karena itu, jika pengelola tidak memiliki integritas, maka perusahaan akan dikelola dengan tidak mempertimbangkan tata kelola yang baik. Maka robohlah rumah itu.

Itulah metafora yang diambil seorang Ridwan Zachrie ketika membicarakan sebuah perusahaan. Bagi dia, kunci sebuah perusahaan, termasuk BUMN, ada para integritas para pengelolanya. Karena itu, sebesar apapun perkembangan sebuah perusahaan, jangan pernah mengabaikan pembangunan integritasnya.

“Kunci sebuah perusahaan tetap pada integritas. Dinamika perkembangan teknologi apapun akan selalu bergerak cepat. Ini harus selalu dijaga dengan integritas yang baik, supaya ‘rumahnya’ tetap kuat,” ujar Ridwan dalam perbicangan dengan INDONEWS.ID, di rumahnya yang asri di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (5/6).

Nilai integritas inilah yang dipetik Ridwan dari menjalankan profesi di bidang keuangan selama ini hampir 30 tahun. Baginya, yang utama dalam menjalakan sebuah pekerjaan adalah  integritas. Menjalani bidang pekerjaan apapun harus selalu disertai integritas yang tinggi. Dan baginya, hal itu tidak bisa ditawar. Apalagi ketika dipercaya mengelola keuangan perusahaan, tingkat integritas harus senantiasa dijaga dengan baik. Dengan integritas yang baik, perusahaan akan mendapat trust yang baik dari para stakeholder.

Dari integritas itu maka mulai mengalirlah kepercayaan atau trust. Trust ini, katanya, harus dibangun, bukan muncul tiba-tiba seperti membalikkan telapak tangan. Adanya trust yang baik dari stakeholder merupakan cerminan bagaimana stakeholder termasuk masyarakat melihat wajah sebuah perusahaan tersebut. “Oleh karena itu, kalau integritas itu adalah jiwa atau ‘soul-nya’, maka dalam framework infrastruktur perusahaan, dia harus dikawal dengan good governance,” ujar mantan Direktur Keuangan, Direktur Operasional & Pemasaran PT Perikanan Nusatara (Persero) ini.

Kunci keberhasilan perusahaan dalam membangun sustainabilitas, kata Ridwan, ada pada “good corporate governance” sebagai sebuah kebutuhan. Jika perusahaan sudah menerapkan “good governance” sebagai kebutuhan, maka perusahaan akan selalu comply terhadap tata kelola yang baik, karena mereka menjalaninya sebagai suatu keharusan yang didasari oleh kebutuhan.

Tak dapat dipungkiri bahwa semua sektor kehidupan saat ini sudah berkembang sedemikian cepat. Hal itu karena adanya perkembangan teknologi dan informasi. Teknologi informasi membuat dunia seperti berada dalam genggaman bahkan di ujung jari.

Keuangan salah satu sektor yang berkembang sangat pesat. Saat ini sektor keuangan sudah memasuki era digitalisasi. Pemanfaatan teknologi keuangan (financial technology/ fintech) yang optimal dapat menjadi pendorong kuat untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals /SDG’s). Karena itu, agar berhasil dibutuhkan kolaborasi dan sinergi yang strategis antara pemerintah, sektor swasta, serta pelaku keuangan lainnya, dalam memanfaatkan teknologi keuangan sebagai solusi tantangan pembangunan.

“Dalam rentan karir saya di bidang keuangan, saya mengalami perjalanan teknologi keuangan dari yang awal masih sangat konservatif sampai sekarang memasuki era 4.0. Amazing time. Kuncinya, kita harus dinamis. Hidup itu harus dinamis. Dan dinamis membutuhkan perubahan yang positif. Kita harus bisa mengikuti perkembangan yang sangat pesat ini dengan dinamis dan sikap optimistis. Harus terus mau belajar dan belajar, karena teknologi keuangan ini berkembang terus,” ujar mantan Vice President Bank Mandiri, dan HSBC ini.

 

(Ridwan Zachrie. Foto: Ist)

Kombinasi Ilmu Hukum dan Ekonomi

Selepas menamatkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, lulusan terbaik itu malah langsung bekerja di dunia perbankan. “Saya langsung bekerja di Citibank. Bidang pekerjaan yang saya geluti dalam rentang waktu hampir 30 tahun,” ujar Ridwan yang memiliki hobi berenang, membaca buku, dan menonton film-film termasuk film documenter itu.

Dalam rentang waktu itu, Ridwan menghabiskan banyak waktunya berkarir di dunia keuangan, baik di sektor jasa keuangan di antaranya perbankan, asuransi, sekuritas, investment banking maupun sektor riil. Hampir semua sektor industri pernah dijalaninya, baik di bidang keuangan, pemasaran termasuk operasional.

Pengalaman bekerja di keuangan inilah yang membuat Ridwan mulai memikirkan untuk mendalami ilmu di bidang tersebut.

Sebuah niat baik pasti akan direstui oleh semesta alam. Karena itu, Ridwan berhasil mendapatkan beasiswa dari British Award untuk menempuh S2 di Inggris. Ridwan memilih bidang ekonomi di salah satu institusi pendidikan ekonomi terbaik di dunia yakni London School of Economic (LSE). Kombinasi ilmu hukum dan ekonomi yang dikuasainya menjadi modal yang kuat baginya untuk menjalani karir di bidang keuangan.

Bagi  eks anggota Komite Audit dan Komite Resiko di Berau Coal Energi Tbk, BTPN, Aetra, serta sebagai Komisaris Independent di Recapital Group itu, pendidikan itu sangat penting. Betapa tidak, peta persaingan SDM di bidang keuangan di dalam negeri sudah semakin ketat. Kualitas SDM yang dihasilkan lembaga pendidikan di Indonesia semakin baik. Universitas-universitas papan atas di Indonesia mampu menghasilkan lulusan lokal yang kualitas tidak jauh berbeda dengan universitas asing. Kalau dulu, menempuh pendidikan di luar negeri menjadi idaman dan faktor pendukung untuk bekerja di perusahaan favorit, kini dengan keberadaan universitas-universitas di Indonesia yang hebat-hebat, justru menjadi pilihan utama untuk menempuh pendidikan di dalam negeri.

“Ini merupakan perkembangan yang sangat bagus sekali, dimana Indonesia akan memiliki SDM yang semakin bersaing, hasil dari pendidikan nasional kita yang semakin hebat mutunya. Kompetisi SDM ini akan semakin ketat tentunya, namun akan baik bagi perkembangan industri ini sendiri,” ujar Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Trisakti itu.

Berbekal pendidikan mumpuni tersebut, tak heran jika Ridwan banyak mendapat tawaran pekerjaan. Dalam perjalanan karirnya, Ridwan pernah bekerja di perusahaan swasta, asing maupun BUMN. Sejak tahun 2008 dia sudah menduduki posisi puncak sebagai CEO, CFO, COO di berbagai perusahaan dengan berbagai latar belakang industri.

Dengan bekerja di BUMN, kata Ridwan, dirinya mendapat pengalaman yang sangat berharga, karena perusahaan-perusahaan BUMN sangat menerapkan prinsip-prinsip GCG di setiap lini kegiatan. Hal ini membuat alur kerja mampu terstruktur dengan baik dengan mekanisme kontrol/pengawasan yang sangat baik juga. Sehingga dengan mekanisme baku yang sudah baik ini mampu membangun semangat kompetisi yang baik antar BUMN bukan saja sebagai suatu “corporation-oriented” tapi juga sebagai “agent of Development”. Hasilnya kinerja yang baik dan mampu bersaing dengan korporasi-korporasi skala global.

Dia mengatakan, keberhasilannya dalam mengelola perusahaan hanya bisa sustainable jika menjalankannya sesuai azas good corporate governance. Dan terbukti, dia berhasil mencatakan perkembangan perusahaan yang sebelumnya kurang baik menjadi baik berkat menerapkan good corporate governance tersebut.

Tak heran jika pada tahun 2019 lalu, Insitute of Certified Management Accountant (ICMA) Australia menetapkan dirinya sebagai “The Best CFO 2019”. “Menurut saya, awards merupakan salah satu bentuk apresiasi atas suatu hasil nyata yang kita perjuangkan dan dapat tercapai. Yang utama bagi saya adalah apabila upaya yang saya lakukan untuk perbaikan dan penyempurnaan perusahaan dapat membawa hasil maksimal bagi kemajuan perusahaan, maka itulah achievement yang utama,” ujar peraih The Best Indonesia CFO 2019  (versi ICMA Australia), United Kingdom Alumni Business Award (2008), Asia Pacific Young Business Leader, Tokyo (2008), serta Tokoh HRD Inspiratif (Majalah Human Capital 2010) itu.

 

(Ridwan Zachrie bersama keluarga. Foto: Ist)

Kontribusi Positif Bagi Kemajuan Bangsa

Lantas apa cita-cita atau target tertinggi Ridwan dalam pekerjaan? “Saya ingin berkontribusi terbaik di bidang yang saya cintai ini. Jika kita mencintai perkerjaan yang kita lakukan dan menjalankan dengan amanah yang baik, optimistis akan membawa hasil yang maksimal. Target tertinggi saya dalam pekerjaan adalah dapat terus berkontribusi positif bagi kemajuan Indonesia dimanapun saya mengabdi,” ujar mantan Managing Director di PT Recapital Advisors, dan Executive Vice President di Perum Perikanan Indonesia itu.

Selain melakukan aktivitas financial advisor, Ridwan saat ini juga sedang menulis buku yang diharapkannya bisa memberi kontribusi bagi sharing knowledge dan experience dengan pelaku dunia usaha.

Menulis buku tersebut dilakukannya sejak diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi virus Corona. “Saya mengisi kegiatan dengan mulai menulis buku dan memberikan advisory kepada beberapa pihak yang memerlukan input dari saya baik dari aspek keuangan, operasional, pemasaran, dll. Advisory juga saya berikan kepada mahasiswa-mahasiswa dan lulusan muda yang mau membangun bisnis sendiri (start-up). Berdiskusi dengan mereka, memberikan warna tersendiri dan kegembiraan tersendiri untuk saya. Saya bangga generasi muda Indonesia hebat, cemerlang dan mempunyai spirit untuk membangun karya sendiri,” ujar pengagum Martin Lurther King karena aktivitas kemanusiaannya itu.

Untuk mengisi Work From Home (WFH) Ridwan lebih banyak membaca buku-buku sejarah, biografi tokoh-tokoh nasional dan dunia. Dengan membaca buku sejarah, katanya, dirinya bisa belajar “wisdom” dari pengalaman hidup para tokoh tersebut.

Saat ini Ridwan lebih banyak melakukan aktivitas in-door. Satu hal yang disyukuri dari pandemi ini yakni dia lebih banyak memiliki kesempatan untuk beriteraksi dengan anak-anak, baik yang sudah berkerja maupun masih kuliah. Dia mengatakan, dirinya cukup terkejut karena salah satu putranya yang juga menekuni kuliah bisnis dan baru saja lulus, dapat berdiskusi berbagai hal terkait keuangan, bisnis.

“Putra saya yang satunya bekerja sebagai Arsitek, dan di tengah pandemi ini saya merasa bersyukur banyak punya waktu mendengarkan pencapaian-pencapaian yang putra saya lakukan di usia yang relatif masih sangat muda dengan membangun usaha sendiri. Dengan putri saya yang masih kuliah psikologi, di tengah pandemi ini, makin sering saya mendengar cerita perkuliahannya yang penuh tantangan dan terkadang tukar pikiran ketika putri saya harus menyusun paper kuliah. Di luar itu, aktivitas bersama istri saya melakukan kegiatan out-door membawa beberapa anjing peliharaan saya jalan-jalan sekitar kompleks saja, sekalian olah raga,” ujarnya.

Mengagumi seorang politisi kawakan Inggris, yaitu mantan PM Winston Churchill, tidak membuat Ridwan ikut tertarik terjun ke kancah perpolitikan. “Saya ingin fokus di dunia pekerjaan yang saya jalani saja sebagai profesional. Selain itu saya ingin kembali ke dunia akademis untuk bisa sharing knowledge dan experience ke generasi muda Indonesia,” ujarnya.

Tokoh lain yang dikaguminya yaitu General Eisenhower. Di bidang olah raga, dia kagum dengan Muhammad Ali. “Saya juga mengagumi Presiden Soekarno dan Wapres M Hatta, founding father of Indonesia. Intinya, saya mengagumi kontribusi yang mereka berikan bagi ‘society’, perjalanan hidup mereka yang mampu mengubah dunia dengan ‘wisdom’ yang mereka miliki. ‘Wisdom’ ini yang value-nya luar biasa. Kita belajar dari ‘wisdom’ ini,” ujarnya.

Di tengah pandemi Virus Corona yang mengubah pola perilaku manusia, Ridwan memilih untuk tetap mengutamakan kesehatan ketimbang aktivitas lain seperti ekonomi. Baginya, dengan kesehatan yang baik, kita dapat bekerja dan beraktivitas dengan baik. Kesehatan merupakan harga yang tidak bisa ditawar-tawar. Oleh karena itu, baginya, pola hidup sehat harus selalu dijaga.  

Selain bekerja dari rumah, Ridwan tak lupa untuk selalu beribadah dari rumah. Baginya, kekuatan hidup yang utama adalah doa dan ibadah. “Menurut saya, adanya ‘faith’ yang kokoh, ini yang membawa kita kuat mengarungi roda kehidupan,” ujarnya.

Betapa tidak, dia pernah mengalami sebuah peristiwa up and down, naik dan turun dalam kehidupannya. Pada tahun 2009, dia kehilangan anak tercinta  yang meninggal dunia karena musibah kecelakaan. “Adanya faith yang tetap membuat saya kuat, sehingga bisa terus melanjutkan roda kehidupan. Dan membangun hubungan dengan sesama yang baik itu utama dan essensial, karena mereka yang turut mendoakan kita juga,” pungkasnya. (Very)

 

Profil Ridwan Zachrie:

  • Place/DOB : Jakarta, 27 April 1969      
  • Status : Married with 3 children               
  • Religion : Islam

Education :

  • SMP Pangudi Luhur (1984); SMA Pangudi Luhur (1987)
  • University Trisakti, Bachelor of Law, Faculty of Law (Cum Laude) (1987-1991)
  • London School of Economics & Political Science, University of London, Master of Science in Economic (1995-1996)
  • Institute of Business Law &Legal Management, Master of Business Law (1992-1996)
  • Victoria University of Wellington, New Zealand, Doctoral course (2000-2002)

Job experience :

  • PT Agrinas Agro Industri, Fisheries Head
  • PT Lautan Elok Sejahtera, President Director/Chief Executive Officer
  • PT Global Usaha Semesta, Senior Advisor
  • PT Perikanan Nusantara (Persero) – (State-owned Enterprises), Director/Chief Operation & Marketing Officer (2019), Director/Chief Financial Officer (2017-2018)
  • Perum Perikanan Indonesia - (State-owned Enterprises), Senior Executive Vice President, Finance & Human Resources (2016-2017)
  • PT Asuransi Jiwa Recapital/Recapital Life Insurance (Recapital Group), Independent Commissioner & Audit Committee Chairman (2006-2019)
  • PT Asuransi Recapital/Recapital General Insurance (Recapital Group), Independent Commissioner (Jan 2016-2017)
  • PT Recapital Sekuritas/Recapital Securities (Recapital Group), Independent Commissioner (2007-2019)
  • PT Geo Dipa Energi (State-Owned enterprises), Special Advisor to the BOD/BOC on Risk Management & Human Resources (Jan 2015-March 2016)
  • PT Glendale Partners (Joint Venture Company), President Director (Jan 2015March 2016)
  • Fairways Investment Group, Associate Director, Risk &Human Resources (2013-2015)
  • Killara Resources Ltd, Australia, Chief Executive Officer, PT Killara Resources (2012)
  • Tanri Abeng & Son (TASON) Holding, Chief Executive Officer (2011)
  • PT Recapital Advisors, Recapital Group, Managing Director (2006-2010)
  • PT Aetra Air Jakarta, Risk Monitoring Committee Member (2009-2010)
  • PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk/National Pension Bank, Risk Monitoring& Audit Committee Member (2006-2009)
  • PT Berau Coal Energy Tbk, Risk Monitoring Committee Member (2009-2012)
  • The Hongkong & Shanghai Bank Corporation/HSBC (2006), Vice President, Consumer Risk Group
  • PT Bank Mandiri Tbk (2003-2005), Vice President, Consumer Risk & Recovery Group

 

Achievement :

  • Best CFO Awards 2019 by Institute of Certified Management Accountant Australia-Indonesia
  • Most Trusted Company 2010 based on CGPI index (Swa magazine) –

(Recapital)

  • Asia pacific young business leader by Asia 21 Network New York USA (Tokyo 2008)
  • UK Alumni Business Awards 2008 by the British Council
  • The most potential human resources practitioners, Human Capital Magazine 2009
  • The most inspirative human resources practitioners, Human Capital Magazine 2010
  • British Chevening Awards 1995

 

Organization Experience :

  • Special Advisor, National Commission for Business Competition

Supervision/Komisi Pengawas Persaingan Usaha/KPPU (2009- 2011)

  • Chairman, Association for Risk Management Practitioner (2011-2012)
  • Board of Management, British Chambers in Indonesia (2010-2011)
  • Co-Founder, Paramadina Public Policy Institute (2010-present)
  • United Kingdom Education Ambassador to Indonesia (2010-2011)
  • Chairman, Permanent Committee on Governance & Business Ethics, Indonesian Chamber of Commerce & Industry (2009-2010)
  • Chairman of Indonesian Private Enterprises for Anti-bribery movement, Indonesian Chamber ofCommerce & Industry (2009-2010)
  • Executive Director, University Bina Nusantara Governance Center (20082011)
  • Senior Lecturer at Trisakti University (2008-present)

 

Publications :

  • Co-editor of the best seller book, title Korupsi Mengkorupsi Indonesia (2010), published by Gramedia Pustaka Utama
  • Writer of the book, title Memoar Komisaris Jenderal Polisi DR H. Mochammad Jasin : Meluruskan Sejarah Kepolisian Indonesia (2010), published by Gramedia Pustaka Utama
  • Writer of number of articles published in prominent Indonesian newspapers and magazines

 

Artikel Terkait