Nasional

BPIP: Pengguna Medsos Memiliki Tanggung Jawab Menjaga Persatuan Bangsa Indonesia

Oleh : Mancik - Minggu, 07/06/2020 20:01 WIB

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Benny Susetyo.(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Perkembangan teknologi informasi membuat penyebaran informasi semakin cepat. Informasi kini dalam gengaman, kapan pun dan di mana pun informasi tak lagi sulit untuk diakses. Namun sayang, perkembangan informasi yang pesat diikuti juga dengan maraknya penyebaran hoax atau berita bohong di kalangan masyarakat.

Hoax bukanlah barang baru dalam dunia informasi, tetapi pada masa silam hoax tidak terlalu cepat tersebar seperti masa kini. Hoax pun mengalami banyak inovasi, dan lebih mudah diterima sebagai fakta atau kebenaran di tengah publik.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Benny Susetyo belakangan hoax marak berseliweran di media sosial (medsos) dengan menggunakan foto dan data yang direkayasa.

“Marak berita hoax dengan menggunakan rekayasa foto dan data yang tidak berdasarkan informasi yang tepat atau informasi yang keliru” ujar Benny kepada wartawan, Minggu (7/6/2020).

Dirinya menambahkan, di era modern dan pesatnya perkembangan teknologi informasi, etika dalam bermedsos sering kali tidak dijadikan acuan dalam berpikir, bertindak dan berelasi dalam bermedsos ria.

Menurut Rohaniwan yang juga konsen terhadap perkembangan medosos di tanah air itu, “media sosial (bisa dimanfaatkan sebagai) sarana memajukan nilai kemanusiaan, untuk mempererat persaudaraan, berbagi ide serta gagasan”.

“Keutamaan menggunakan media sosial (seharusnya) mengedepankan etika kepantasan publik dalam menyampaikan pesan atau gagasan hendaknya mengedepankan fakta, data, dan informasi yang benar, bukan sebaliknya (malah) menebarkan kebencian, merusak persatuan dengan data, dan informasi yang tidak benar”, ujarnya.

Salah satu dari tiga Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP itu mencontohkan salah satu berita hoax tentang Presiden Jokowi mengenakan sepatu di dalam masjid yang disebarkan oleh orang tidak bertanggung jawab.

“tujuannya jelas, itu (hoax tentang Jokowi) itu untuk menimbulkan konflik dan kebencian”, ungkapnya.

Romo Benny, sapaan akrabnya mengajak semua pihak semua pihak untuk membangun kesadaran untuk mengedepankan nilai-nilai moralitas publik dalam bermedia sosial. Dirinya juga berpesan agar medsos digunakan sebagai sarana untuk memajukan kemanusiaan, dan bukan untuk alat untuk menghancurkan martabat kemanusiaan.

Menurutnya, keutamaan Pancasila ketika para pengguna medsos memiliki tanggung jawab menjaga persatuan bangsa, dan tidak menebarkan virus kebencian berbau SARA. Itu jelas akan mengancam persatuan Bangsa Indonesia.

“Insan mengamalkan Pancasila memiliki pengetahuan takut akan Tuhan menjadi cara berpikir, bertindak dan berelasi dalam menyampaikan pendapatnya, dan memberikan informasi ke publik melalui media sosial”, tutupnya.BPIP: Pengguna Medsos Memiliki Tanggung Jawab Menjaga Persatuan Bangsa Indonesia

Perkembangan teknologi informasi membuat penyebaran informasi semakin cepat. Informasi kini dalam gengaman, kapan pun dan di mana pun informasi tak lagi sulit untuk diakses. Namun sayang, perkembangan informasi yang pesat diikuti juga dengan maraknya penyebaran hoax atau berita bohong di kalangan masyarakat.

Hoax bukanlah barang baru dalam dunia informasi, tetapi pada masa silam hoax tidak terlalu cepat tersebar seperti masa kini. Hoax pun mengalami banyak inovasi, dan lebih mudah diterima sebagai fakta atau kebenaran di tengah publik.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Benny Susetyo belakangan hoax marak berseliweran di media sosial (medsos) dengan menggunakan foto dan data yang direkayasa.

“Marak berita hoax dengan menggunakan rekayasa foto dan data yang tidak berdasarkan informasi yang tepat atau informasi yang keliru” ujar Benny kepada wartawan, Minggu (7/6/2020).

Dirinya menambahkan, di era modern dan pesatnya perkembangan teknologi informasi, etika dalam bermedsos sering kali tidak dijadikan acuan dalam berpikir, bertindak dan berelasi dalam bermedsos ria.

Menurut Rohaniwan yang juga konsen terhadap perkembangan medosos di tanah air itu, “media sosial (bisa dimanfaatkan sebagai) sarana memajukan nilai kemanusiaan, untuk mempererat persaudaraan, berbagi ide serta gagasan”.

“Keutamaan menggunakan media sosial (seharusnya) mengedepankan etika kepantasan publik dalam menyampaikan pesan atau gagasan hendaknya mengedepankan fakta, data, dan informasi yang benar, bukan sebaliknya (malah) menebarkan kebencian, merusak persatuan dengan data, dan informasi yang tidak benar”, ujarnya.

Salah satu dari tiga Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP itu mencontohkan salah satu berita hoax tentang Presiden Jokowi mengenakan sepatu di dalam masjid yang disebarkan oleh orang tidak bertanggung jawab.

“tujuannya jelas, itu (hoax tentang Jokowi) itu untuk menimbulkan konflik dan kebencian”, ungkapnya.

Romo Benny, sapaan akrabnya mengajak semua pihak semua pihak untuk membangun kesadaran untuk mengedepankan nilai-nilai moralitas publik dalam bermedia sosial. Dirinya juga berpesan agar medsos digunakan sebagai sarana untuk memajukan kemanusiaan, dan bukan untuk alat untuk menghancurkan martabat kemanusiaan.

Menurutnya, keutamaan Pancasila ketika para pengguna medsos memiliki tanggung jawab menjaga persatuan bangsa, dan tidak menebarkan virus kebencian berbau SARA. Itu jelas akan mengancam persatuan Bangsa Indonesia.

“Insan mengamalkan Pancasila memiliki pengetahuan takut akan Tuhan menjadi cara berpikir, bertindak dan berelasi dalam menyampaikan pendapatnya, dan memberikan informasi ke publik melalui media sosial”, tutupnya.

Artikel Terkait