Nasional

Mengejutkan Para Ilmuwan, Burung Kangkok Terbang Sejauh 12.000 km, Lintasi 16 Negara

Oleh : Mancik - Minggu, 28/06/2020 16:30 WIB

Perjalanan burung Kangkok sejauh 12.000 km dan melintasi 16 negara dan dipantau melalui satelit.(Foto:BBC.Com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Perjalanan seekor burung sejauh 12.000 km dan melintasi 16 negara, memukau para ilmuwan yang meneliti secara khusus proses migrasi seekor unggas tersebut.

Burung tersebut harus menahan badai dan angin kencang selama perjalanan hingga mencapai tempat tujuan.

Para ilmuwan yang memantau sang unggas, harus menggunakan satelit dalam melihat pergerakan unggas tersebut dari negara Afrika bagian Selatan menuju Mongolia, yang diyakini sebagai tempat pengembangbiakan sang unggas.

Melihat proses migrasi sang ungas, para ilmuwan menyebut bahwa ini bukan perjalanan biasa. Ini perjalan yang sangat luar biasa dari jenis unggas untuk bertahan hidup dan berkembang biar.

"Perjalanan yang sangat panjang," kata para ilumuwan yang meneliti proses migrasi sang unggas seperti dilansir bbc.com, Jakarta, Minggu,(28/06/2020)

Seekor unggas yang menempuh perjalan jauh ini diketahui memiliki nama Onon, sama seperti sebuah sungai di Mongolia. Burung ini dikenal dengan cuckoo (canorus Cuculus) dan Kangkok erasia dalam bahasa Indonesia.

Diketahui, Onon berangkat dari rumah di Zambia pada musim dingin, tanggal 20 Maret yang lalu. Kecepatan terbang sang unggas, rata-rata 60 km/ jam.

Onon terbang dengan jarak ribuan kilometer di atas Samudara Hindia tanpa henti dan melintasi beberapa negara seperti Kenya, Arab Saudi, dan Bangladesh.

Dr Chris Hewson dari British Trust for Ornithology (BTO), sebuah lembaga yang aktif melakukan penelitian migrasi burung bersama peneliti lokal di Mongolia menerangkan, proyek yang mereka kembangkan, berhasil menangkap berbagai macam hal berkaitan dengan migrasi burung.

"Saya pikir hal terpenting yang dapat dipelajar adalah burung-burung dapat melakukan perjalanan sejauh ini dan seringkali dengan sangat cepat sehingga mereka perlu menemukan kondisi yang cocok untuk penggemukan," ungkapnya.

Chris Hewson mengungkapkan berbagai fenomena soal migrasi burung yang menempuh perjalan jauh hingga ribuan kilimeter. Migrasi jarak jauh ini menegaskan bahwa angsa tersebut mengetahui dengan benar tempat yang paling tepat untuk ia berkembang biak.

"Mereka juga tahu persis ke mana harus pergi untuk mendapatkan kondisi angin yang baik untuk membantu mereka, misalnya, untuk menyeberangi Samudra Hindia," tutupnya.*

 

 

 

 

Artikel Terkait