Nasional

Kunjungan Kerja Ke Surabaya, Doni Monardo Dorong Peran Kampus Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru

Oleh : Mancik - Minggu, 05/07/2020 20:03 WIB

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Nasional) Doni Monardo bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, melakukan kunjungan kerja dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 di wilayah Jawa Timur.(Foto:Istimewa)

Surabaya, INDONEWS.ID - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Nasional) Doni Monardo melakukan rangkaian kunjungan kerja (kunker) ke sejumlah wilayah Indonesia.

Kunjungan kerja dilakukan bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, Komisi VIII dan IX DPR RI, beserta rombongan lainnya.

Dalam arahannya, Doni Monardo menerangkan, peran universitas melalui mahasiswanya dapat membantu menggerakkan masyarakat untuk perubahan perilaku sesuai dengan adaptasi kebiasaan baru, menerapkan protokol kesehatan.

"Pendekatan kemanusiaan dari peran akademisi dan komunitas penting untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat," kata Doni dalam rapat rapat virtual bersama rektor se-Jawa Timur, Minggu,(5/07/2020)

Doni memberikan gambaran solusi perubahan perilaku dengan peran mahasiswa dapat dilakukan melalui sejumlah aktivitas seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sejumlah wilayah di Jawa Timur secara khusus dan seluruh Indonesia pada umumnya.

Menurut Doni, kegiatan KKN dapat menjadi upaya inivatif, efisien dan lebih tepat sasaran dalam rangka mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat untuk menghadapi pandemi Covid-19.

"KKN Tematik dapat mengajak masyarakat mengubah perilaku sesuai protokol kesehatan ditambah menjaga imunitas dengan olahraga dan mengkonsumsi makanan sehat." jelas Doni.

Pada kesempatan yang sama, Menko PMK meminta universitas sebagai salah satu komponen ‘pentaheliks’ dalam penanggulangan bencana mendukung penanganan Covid-19. Hal ini dapat dilakukan melalui inovasi-inovasi sains dan akademik serta peranan dalam menyampaikan informasi dan komunikasi kepada masyarakat.

"Saya minta peran serta universitas, baik negeri maupun swasta untuk bersama-sama menanggulangi Covid-19, sebagaimana akademisi merupakan bagian dari komponen ‘pentaheliks’, dalam penanggulangan bencana, sesuai yang dimarwahkan oleh Ketua Gugus Tugas sekaligus Kepala BNPB, Pak Doni Monardo,” kata Menko Muhadjir.

Menko Muhadjir Effendy juga mengingatkan, pemerintah saat ini telah menuju upaya dalam rangka membangkitkan gairah ekonomi akibat pandemi.

"Kita sedang berupaya bangun dari hibernasi ekonomi akibat pandemi,” ujar Menko Muhadjir.

Sementara itu, Menkes Terawan lebih menekankan penanganan pasien dan spesimen tetap diawasi dan dijaga. Selain itu, para tenaga medis dan tenaga laboratorium juga harus mendapatkan pelatihan sebelum terjun dalam penanganan Covid-19.

"Uji kepada pasien secara klinis dan harus diawasi,” ujar Menkes Terawan.

Menkes Terawan juga mengingatkan agar penyiapan ruangan laboratorium harus betul-betul memenuhi syarat.

"Jangan sampai laboratorium menjadi episentrum baru,” imbuh Terawan.

Hotel Grand Surabaya Alih Fungsi Sebagai RS Darurat Covid-19

Untuk diketahui, Hotel Grand Surabaya saat ini dialih fungsikan menjadi RS Darurat Khusus penanganan COVID-19 oleh Pemprov Jawa Timur. RS Darurat ini dijadikan sebagai tempat menangani para pasien yang terkonfirmasi positif SARS-CoV-2 dan tempat istirahat bagi para tenaga medis.

Adapun RS Darurat Hotel Grand Surabaya tersebut sekaligus melengkapi RS Lapangan Indrapura sebagai sarana dan prasarana penanganan COVID-19, yang sebelumnya diresmikan Ketua Gugus Tugas Nasional Doni Monardo pada 3 Juni 2020.

Upaya Pemprov untuk menjadikan Hotel Grand Surabaya menjadi RS Darurat Covid-19 sebagaimana yang telah diputuskan dalam rapat koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Provinsi Jawa Timur bersama Presiden Joko Widodo dan Ketua Gugus Tugas Nasional Doni Monardo sebelumnya pada (24/6).

Dalam arahan presiden, penanganan Covdi-19 tidak bisa bergerak sendiri-sendiri. Dalam hal ini setiap wilayah di Provinsi Jawa Timur harus bersinergi dan mengambil kebijakan dengan merujuk pada sains dan menggandeng para pakar dan ahli keilmuan yang terkait.

Selain itu, Presiden juga meminta agar Kota Surabaya dapat mensinergikan RS Rujukan dan RS Darurat, sehingga tidak terjadi penumpukan dan dapat meringankan beban tenaga medis dalam menangani pasien Covid-19.*

 

 

Artikel Terkait