Daerah

BNPB: Banjir dan Tanah Lonsor di Sumatera Utara Telan Korban Jiwa

Oleh : Mancik - Senin, 13/07/2020 17:30 WIB

Banjir dan tanah longosor di Kelurahan Tanjur Pingir, Kecamatan Sinatar Martoba, Sumatera Utara.(Foto:Dokumen BNPB)

Jakarta, INDONEWS.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana melalui BPBD Kota Pematang Siantar melaporkan banjir bandang yang terjadi di Kelurahan Tanjur Pingir, Kecamatan Sinatar Martoba, menelan korban jiwa. Akibat bencara tersebut, satu orang warga setempat meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pematang Siantar, warga yang meninggal diakibatkan karena terseret arus banjir saat banjir berlangsung. Sementara, BPBD terus melakukan pendataan terhadap warga yang mengamalami dampak banjir.

"Warga meninggal karena hanyut terbawa arus saat mengendarai sepeda motor," demikian BPBD Kota Pematang Siantar dalam keterangannya kepada media, Jakarta, Senin,(13/07/2020)

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Pematang Siantar telah melakukan upaya penanganan darurat. Di antaranya, kaji cepat, evakuasi korban dan pembersihan sisa material lumpur. Kondisi saat ini banjir telah surut.

Sementara itu, tanah longsor terjadi di dua lokasi, yakni di Kabupaten Simalungun dan Deli Serdang. Tanah longsor di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Simalungun terjadi pada Sabtu (11/7).

BPBD setempat mengidentifkasi 7 keluarga mengungsi, sedangkan kerugian material mencakup 2 rumah dan 1 gereja tertimbun dan 15 rumah lain terdampak.

Menindaklanjuti kejadian ini, Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Simalungun telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti pengerahan alat berat untuk membersihkan material lumpur.

Sedangkan, longsor lainnya terjadi di Desa Demak Maleho, Kecamatan Bangun Purba, Deli Serdang, pada Minggu (12/7). Tanah longsor yang terjadi pada 18.45 WIB mengakibatkan satu orang luka berat dan 3 Keluarga mengungsi.

Korban luka tersebut telah dirawat di RSUD Deli Serdang untuk perawatan intensif. Kerugian material mencakup 3 rumah rusak berat.

Berdasarkan laporan BPBD, sejumlah kejadian tersebut dipicu oleh faktor hujan dengan intensitas tinggi, sedangkan longsor dipengaruhi juga kondisi tanah yang labil.

Dilihat dari prakiraan cuaca Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Provinsi Sumatera Utara memiliki curah hujan dengan tingkat menengah pada dasarian II – III dan I Agustus 2020.

Meskipun dengan curah hujan menengah, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga untuk mengantisipasi fenomena alam yang dapat berpotensi bencana.

Melalui analisis InaRISK, Provinsi Sumatera Utara termasuk wilayah dengan tingkat bahaya sedang hingga tinggi untuk banjir bandang.

Setidaknya 30 kabupaten dengan luas bahaya mencapai 150.720 hektar memiliki potensi bahaya tanah longsor di sejumlah kabupaten.

Populasi terpapar untuk bahaya banjir bandang dengan kategori sedang hingga tinggi mencapai lebih dari 650 ribu orang.

Sedangkan bencana tanah longsor, provinsi ini juga memiliki tingkat bahaya sedang hingga tinggi. Jumlah populasi terpapar mencapai lebih dari 580 ribu jiwa di 27 kabupaten dengan luas bahaya hingga 1,9 juta hektar.*

 

 

Artikel Terkait