Bisnis

Dukung UMKM saat Pandemi, Group Modalku Salurkan Pinjaman 15,4 Triliun Semester I 2020

Oleh : Mancik - Rabu, 15/07/2020 22:30 WIB

Group Modalku tetap mendukung UMKM di tengah pandemi Covid-19 dengan menyalurkan pinjam modal usaha.(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Group Modalku terus bekerja di tengah pandemi Covid-19 dengan menyalurkan pinjaman usaha sebesar Rp 15,4 triliun sampai semester I tahun ini kepada UMKM di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Singapura, dan Malaysia.

Diketahui, Jumlah penyaluran pinjaman ini masih cukup stabil jika dibandingkan dengan jumlah penyaluran di semester I tahun lalu. Modalku juga telah menyalurkan pinjaman kepada lebih dari 2,4 juta transaksi pinjaman dan mengalami pertumbuhan lebih dari 60% sejak awal tahun 2020.

Co-Founder & CEO Modalku, Reynold Wijaya dalam keterangan mengatakan, kondisi tahun 2020 memberikan tantangan sangat luar biasa karena dampak wabah Covid-19. Pandemi berpengaruh terhadap penyaluran pinjaman karena ekonomi UMKM merasakan dampak yang sama.

"Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan terutama pada Kuartal II dimana kita semua sama-sama merasakan dampak dari pandemi virus COVID-19, termasuk UMKM. Sampai saat ini, fokus utama Modalku adalah mendukung UMKM yang bisnisnya terkena dampak pandemi tersebut," kata Reynold Wijaya kepada Indonews, Jakarta, Rabu,(14/07/2020)

Meskipun ada pandemi Covid-19, Modalku tetap melakukan berbagai upaya membantu sektor UMKM yang mengalami dampak langsung Covid-19. Salah satunya dengan memberikan bantuan modal usaha.

"Jumlah penyaluran pada semester I sebesar Rp 4,1 triliun dan transaksi pinjaman yang terus meningkat menunjukkan komitmen kami untuk tetap berkontribusi terhadap perkembangan UMKM," jelasnya.

Reynold Wijaya menjelaskan, industri UMKM yang menjadi peminjam di Modalku didominasi oleh sektor perdagangan, baik itu besar maupun eceran. Dengan adanya pandemi ini, langkah restrukturisasi juga perlu dilakukan sebagai bentuk solusi bagi peminjam di Modalku yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.

Beberapa usaha UMKM yang melakukan pinjaman, menurutnya, diakibatkan oleh penurunan pendapatan saat Covid-19 berlangsung. Mereka mengajukan pinjama dengan tujuan agar usaha tetap berjalan.

"Sekitar 2% peminjam aktif Modalku telah mengajukan restrukturisasi dan dalam proses oleh tim Modalku. Sebagian besar, kebutuhan restrukturisasi diajukan oleh peminjam karena adanya penurunan omset akibat pandemi, penundaan pembayaran dari payor/bouwheer (pemberi kerja untuk UMKM) khusus untuk pinjaman Invoice Financing, dan beberapa disebabkan adanya kesulitan dalam pembelian barang modal karena keterbatasan logistik, sehingga usaha terhambat," ungkapnya.

Para peminjam di Modalku sangat kooperatif ketika melakukan proses pengembalian pinjaman, sehingga sampai saat ini Modalku di Indonesia masih bisa menjaga tingkat default di bawah 1%.

Hal ini tetap perlu dilakukan oleh Modalku sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pemberi pinjaman. Sampai saat ini, lebih dari 100.000 pemberi pinjaman telah berkontribusi menyalurkan dananya kepada UMKM melalui Modalku.

Selama masa pandemi, Modalku terus melakukan edukasi terhadap publik mengenai pentingnya memiliki alternatif investasi, salah satunya melalui Modalku.

Selain itu, para pemberi pinjaman bisa turut berkontribusi untuk mendukung bisnis UMKM Indonesia di tengah pandemi ini agar terus beroperasi.

Menyambut fase normal baru, beberapa bisnis sudah mulai kembali beroperasi sehingga harapannya omset bisnis juga berangsur membaik.

"Kami akan terus memantau perkembangan fase normal baru karena proses pemulihan ekonomi terutama bisnis UMKM ini bukan hal yang mudah. Dengan asas responsible lending, kami akan terus menjalankan langkah seleksi yang komprehensif, program restrukturisasi, serta mendukung sektor kesehatan yang saat ini sedang dibutuhkan dengan berbagai kerjasama baru dalam beberapa waktu kedepan,” jelas Reynold Wijaya.

Adapun pengakuan dari salah satu peminjam Modalku, Meika yang turut mengajukan restrukturisasi, mengatakan, usahanya selama virus corona mengalami kerugian. Karena, kegiatan penjualan tidak dapat dijalan di luar rumah.

"Bisnis saya yang bergerak di bidang perlengkapan barang outdoor cukup terdampak karena aktivitas outdoor ikut terhenti karena adanya pandemi. Hal ini mempengaruhi penurunan penjualan bisnis saya sehingga pemasukan tidak mencukupi untuk melakukan pembayaran cicilan hutang. Program restrukturisasi ini sangat meringankan beban toko sehingga saya tetap bisa fokus untuk meningkatkan penjualan lagi kedepannya," ungkapnya.

Untuk diketahui, Modalku menyediakan layanan peer-to-peer (P2P) lending, di mana peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan hingga Rp 2 miliar yang didanai oleh pemberi pinjaman platform (individu atau institusi yang mencari alternatif investasi) melalui pasar digital. Selain di Indonesia, Modalku juga beroperasi di Singapura dan Malaysia dengan nama Funding Societies.*

Artikel Terkait