Daerah

Cegah Penyebaran COVID-19, Ini Hasil Inovasi Mahasiswa UMM

Oleh : very - Kamis, 30/07/2020 11:15 WIB

Tim PMM UMM Sampang menyalurkan bantuan beberapa alat pelindung diri yaitu “Ojol Shield” kepada pengemudi ojek online pada Rabu (29/7). (Foto: Ist)

 

Malang, INDONEWS.ID -- Dari hari ke hari jumlah pasien COVID-19 terus bertambah. Tim medik dan tim pendukung penanganan virus Corona di Kabupaten Sampang tidak berimbang dengan jumlah peningkatan pasien. Tim PMM UMM Sampang, Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang di Kabupaten Sampang, melalui program PMM Bhaktimu Negeri, tergerak menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk membantu mencegah persebaran COVID-19 yang semakin meluas.

Pada Rabu (29/07/2020) tim PMM UMM Sampang menyalurkan bantuan beberapa alat pelindung diri yaitu “Ojol Shield” kepada pengemudi ojek online. Pangkalan ojek online berada dalam wilayah kerja Kabupaten Sampang.

Seperti dikutip dari PMM.UMM.Sampang, kegiatan ini diawasi dan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Setyo Wahyu S, SE., ME. Dia berpesan kepada seluruh tim relawan yang daerahnya masuk ke zona merah untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan mengunakan alat pelindung diri yang lengkap agar terhindar dari risiko penularan COVID-19 saat menjalankan tugas.

Penggunaan sekat berupa material mika dinilai cukup efektif. Terlebih sekat yang membatasi antara pengemudi dengan penumpang berukuran sesuai dengan lebar tubuh orang dewasa. Material mika dipilih karena bahannya cukup tebal dan bobotnya ringan. Sekat ini di-design agar tidak mengganggu kerja pengemudinya.  Tim menggunakan tali penyangga dengan kualitas yang baik dan dijahit oleh penjahit yang profesional sehingga dapat memperkecil kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan. Tali tersebut dipilih agar dapat menyangga mika dan tidak memberatkan bahu pengemudi saat berkendara. 

“Diharapkan semua unit dalam lingkup Universitas Muhammadiyah Malang dapat bersinergi dan berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat khususnya di daerah terpencil. Penanganan COVID-19 tidak bisa bergerak secara maksimal tanpa dukungan dari semua lapisan masyarakat untuk terus berkolaborasi menangani dampak dari wabah ini baik di sektor kesehatan maupun ekonomi,” ucap Maghfiroh, Koordinator kelompok 11 PMM UMM Sampang seperti dilaporkan Cahana Rastra Cotama pada Rabu (29/07/2020).

Selain membagikan “ojol shield”, tim juga memberikan 1 paket “cegah COVID-19” pada tiap pengemudi ojek online. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya perlindungan ganda. Paket tersebut berisi 5 masker, 1 handsanitizer, 2 tablet vitamin C serta 1 brosur berkaitan dengan COVID-19. Tentu saja apa yang telah dilakukan oleh tim PMM UMM Sampang dalam melawan COVID-19, bisa dijadikan inspirasi untuk senantiasa berbagi dengan apa yang kita bisa.

Selain itu, tim juga membantu pemerintah dengan menerapkan pola hidup sehat pada diri sendiri serta menginformasikannya pada pengemudi ojek online, salah satunya adalah dengan sebisa mungkin menghindari menyentuh wajah dengan tangan, karena mata, hidung dan mulut merupakan akses termudah masuknya virus. Hal ini berkaitan dengan lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengemudi ojol diluar rumah dan bersinggungan langsung dengan konsumen membuat tingginya resiko terpapar virus corona.

Cuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun dan air mengalir juga penting digalakkan, karena kita tidak tahu apakah benda yang kita sentuh telah terpapar atau tidak. Tim menyampaikan bahwa handsanitizer digunakan sebagai cairan pembersih tangan, apabila air bersih dan sabun sulit diakses. Cairan yang mengandung 60% alkohol atau lebih, maka bisa digunakan sebagai pengganti handsanitizer. Jika kandungan alkoholnya dibawah 60% maka efektifitas (membunuh kuman) bisa menurun drastis.

Brosur yang tim bagikan pada masyarakat salah satunya berisi pencegahan yang dikutip langsung dari e-book yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, hal ini bertujuan agar masyarakat dapat menerapkan tata cara pencegahan COVID-19 dengan benar yaitu hindari stress dan tetap optimis dengan melakukan aktifitas sehari-hari dan tetap menjaga jarak (social distancing). Tim menghimbau agar masyarakat tidak terlalu percaya diri dan merasa bahwa diinya tidak beresiko tertular/menularkan ataupun merasa cukup imun/kuat terhadap virus, dengan harapan agar tidak timbulnya resiko bias optimisme yang berperan besar memunculkan ketidakpatuhan terhadap protokol pemerintah.

Dari kaca mata psikologi dan sejumlah riset, anjuran ini kurang spesifik, tidak sepenuhnya benar, dan bahkan membahayakan nyawa banyak orang, khususnya dalam situasi pandemi yang kesuksesan intervensinya sangat bergantung pada perubahan perilaku manusia secara massal, bersamaan, dan terkoordinasi.

Kabupaten Sampang adalah salah satu dari empat kabupaten yang ada dipulau Madura. Awalnya kabupaten Sampang merupakan satu-satunya daerah zona hijau di Jawa Timur, akhirnya juga termasuk daerah zona merah. Tanggal 26 Mei 2020, Satgas COVID-19 kabupaten Sampang mengatakan bahwa jumlah ODP sebanyak 468, PDP sebanyak 17 dan Positif sebanyak 16, dari pasien yang terconfirm tersebut ada 4 orang yang dinyatakan sembuh berdasarkan hasil negatif pada SWAB test yang diambil sebanyak dua kali. Angka ini akan terus bertambah, terbukti dengan tercatatnya pasien yang terconfirm COVID-19 sejumlah 198 orang pada 28 Juli 2020. Jumlah angka tersebut didapat dari update situasi peta sebaran COVID-19 di Jawa Timur yang dirilis oleh Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur. (Very)

 

Artikel Terkait