Opini

Perkembangan Teknologi Kedirgantaraan

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 06/08/2020 11:01 WIB

Unit demo XQ-58A Valkyrie, produk Kratos saat uji pada 5 maret 2019 di area uji Yuma, Arizona. (DoD)

Oleh: Muhammad Ali Haroen, Pengamat masalah Pertahanan dan mantan Redaktur Majalah Teknologi Strategi Militer

Opini, INDONEWS.KD - Perkembangan teknologi pada pesawat udara nir-awak atau drone sampai kepada tujuan untuk beroperasi bersama dengan pesawat tempur berawak, untuk memenuhi doktrin tempur udara MUM-T atau Man UnManned-Teamed operation. Drone tempur yang diciptakan juga dapat beroperasi secara mandiri atau autonomous.

Program pengembangan drone tempur ini di Amerika Serikat disebut sebagai program Skyborg, melibatkan pihak industri Boeing, Kratos, Northrop Grumman dan General Atomics. Jadwal percobaan terbang diperkirakan mulai tahun 2021 mendatang.

Skyborg merupakan salah satu dari tiga program unggulan Laboratorium Penelitian Angkatan Udara Amerika Serikat (RLAF), merupakan drone yang akan berfungsi sebagai wingman dari pilot pesawat tempur, selain dipersenjatai, drone ini juga difungsikan sebagai pengumpul data intelijen, serta pengirim informasi penting bagi pilot tempur yang didampingginya. 

Memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) yang dilengkapi dengan piranti lunak khusus sehingga dapat melakukan proses pengambilan keputusan saat melakukan misinya. Artinya, mampu melakukan reaksi secara otonomus terhadap beberapa kondisi khusus yang dihadapinya.  

Pihak Angkatan Udara mengidentifikasi setidaknya 15 misi untuk Skyborg, seperti pertahanan pangkalan, relay komunikasi atau pengumpulan data. 

Misi prospektif tersebut akan membantu memberikan masukkan atas eksperimen yang dilakukan oleh prototype Skyborg pada tahun depan, serta memberi umpan balik untuk menentukan perannya dalam area pertempuran. Berikutnya, pencanangan jadwal operasional Skyborg paling cepat pada tahun 2023 mendatang.

Apabila program Skyborg ini berhasil, maka di masa mendatang pilot tempur akan mendapatkan wingman yang dapat terbang kapan saja dalam melaksanakan misi tempurnya.  

Sesuai dengan doktrin MUM-T, pilot tempur dapat mengoperasikan Skyborg dalam jarak yang dapat mengamankan dirinya.  Dengan adanya drone tempur ini diharapkan dimasa mendatang dapat mengurangi jumlah jatuhnya korban pilot tempur.

Versi Australia

Boeing memperkenalkan Airpower Teaming System pada pameran kedirgantaraan di Australia (Avalon) 2019 yang lalu. Konsep tersebut dirancang untuk menampilkan peran wingman nir-awak yang loyal terhadap pesawat berawak yang didampinginya.

Airpower Teaming System di Australia dikembangkan oleh Boeing Defence Australia yang merupakan program pesawat nir-awak dengan nilai investasi yang besar diluar Amerika Serikat. 

Menurut pemberitaan, pihak Australia, seperti yang dikemukakan Menteri Pertahanan Christopher Pyne, Pemerintah Australia berkontribusi sebesar 40 juta dollar Australia untuk pengembangan proyek ini (disebut sebagai Defence Project 6014 Phase I) atau Loyal Wingman Advanced Development Programme, hingga nantinya dapat menampilkan tiga unit prototype.

Airpower Teaming System merupakan semi-autonomous multi-mission system, dengan kemampuan membawa persenjataan (tidak diuraikan jenis persenjataannya), dapat dikendalikan dari stasiun di darat maupun pesawat tempur yang menyertainya.

Direktur Boeing dari Phantom Works International, Shane Arnott, mengatakan bahwa tidak ada modifikasi yang diperlukan pada pesawat tempur yang akan mengendalikan wingman pesawat nir-awak ini.

Menurut data dari Boeing, pesawat ini memiliki panjang 38 kaki dan berkemampuan menjelajah dengan jarak tempuh maksimal 2.000 mil laut. 

Memiliki penampilan layaknya pesawat tempur, dilengkapi dengan sarana sensor sehingga mampu melakukan misi intelijen, surveillance dan reconnaissance serta peran peperangan elektronika.

Prototype pertama sedang dikerjakan difasilitas Boeing Defence di Brisbane, Queensland, namun tidak dijelaskan apakah nantinya pesawat ini akan di produksi di Australia atau di Amerika. Hanya dijelaskan, itu tergantung dari pangsa pasarnya.

Perkembangan teknologi kedirgantaraan militer tidak saja berlaku pada pembuatan pesawatvtempur yang kini sudah memasuki upaya pembuatan pesawat tempur generasi ke-6, tetapi juga pada drone yang akan di fungsikan layaknya pesawat tempur berawak unruk dipasangkan dengan pesawat tempur berawak guna memenuhi doktrin tempur MUM-T yang sedang marak.*

Artikel Terkait