Nasional

Erick Thohir Prioritaskan 1,5 Juta Nakes Terima Vaksin Coivd-19, IDI Ingin Dilakukan Serempak

Oleh : Ronald - Jum'at, 04/09/2020 14:01 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir sekaligus Ketua Pelaksana Harian Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) (Foto : Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  yang juga merupakan Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir mengatakan, 1.5 juta dokter dan perawat akan masuk dalam daftar prioritas penerima vaksin COVID-19.

Menurutnya, para tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya merupakan garda terdepan dalam memerangi Covid-19, sehingga mereka perlu mendapat perlindungan.

"Tentu 1,5 juta ini juga yang harus dipastikan mendapat vaksin duluan. Beliau-beliau (dokter dan perawat) harus disuntik duluan, karena beliau yang terdepan," kata Erick dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/9/2020).

"Karena itu, kalau memang nanti bahan baku vaksin sudah bisa diproduksi, ini yang kita masukan ke dalam skala prioritas," tambahnya.

Lebih lanjut Erick Thohir mengatakan bahwa pihaknya segera berkonsultasi bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengenai jumlah tenaga kesehatan sekitar 1,5 juta.

Adapun, jumlah 1.5 juta dokter dan perawat merupakan estimasi personel kesehatan yang akan turun langsung dalam melakukan vaksinasi kepada masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Erick juga menyebut, saat ini pemerintah tengah berupaya mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 secara massal, yang rencananya akan dilakukan pada awal tahun 2021. Jika memungkinkan, vaksinasi COVID-19 tersebut bisa saja dilakukan pada Desember tahun ini.

"InsyaAllah awal tahun depan, kalau bisa lebih cepat Desember, Alhamdulillah, tapi (rencananya) awal tahun depan," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Daeng M Faqih melalui Webinar Kementerian BUMN dan PPNI pada 9 September 2020 silam, mengusulkan pemberian vaksin dilakukan secara serempak.

Menurut Ketua Umum PB IDI ini, dilakukan secara serempak karena vaksin Covid-19 hanya memiliki masa efektivitas 6 bulan hingga 2 tahun untuk melindungi tubuh dari virus tersebut.
 
"Vaksin ini kekuatan untuk melindungi dari segi imunitasnya itu terdapat waktu, kami mengambil angka yang paling kecil yaitu 6 bulan untuk melindungi, sehingga vaksinasi ini harus dilaksanakan serempak kalau bisa 6 bulan selesa," tutup Daeng. (rnl)
 

Artikel Terkait