Nasional

Seorang Jurnalis Dilaporkan Hilang, Dua Lainnya Diintimidasi Polisi dalam Demo UU Ciptaker di Jakarta

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 09/10/2020 07:45 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Seorang jurnalis media online Merahputih.com, Ponco Sulaksono, dikabarkan menghilang saat meliput demo menolak Omnibus Law Undang-undang atau UU Cipta Kerja.

Demikian dibenarkan Kepala Kompartemen News merahputih.com, Alwan Ridha Ramdani lewat keterangan tertulis, Kamis, 8 Oktober 2020.

“Sampai malam ini belum diketahui keberadaannya,” kata Alwan. 

Alwan mengatakan Ponco terakhir kali mengirimkan berita terkait demo penolakan UU Omnibus Law kepada redaksi pada pukul 15.14 WIB.

Beberapa saksi, kata dia, mengatakan Ponco ditangkap saat terjadi bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di kawasan Gambir, Jakarta Pusat. Beberapa saksi lain mengatakan Ponco sempat terjatuh saat kericuhan di sekitar Tugu Tani.

Alwan mengatakan tim redaksi Merahputih.com mencari ke sejumlah titik seperti Polsek Gambir, Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya, namun belum membuahkan hasil. Pencarian yang dilakukan oleh wartawan di rumah sakit di kawasan Gambir juga nihil.

Dua wartawan lainnya dari Suara.com Peter Rotti dan Adit Rianto diduga mengalami penganiayaan, intimidasi dan perampasan alat kerja oleh aparat polisi. Pada pukul 18.00 WIB, kedua jurnalis itu tengah merekam video aksi di sekitar halte Transjakarta Bank Indonesia.

Pemimpin Redaksi suara.com Suwarjono mengatakan Peter merekam aksi para polisi menganiaya mahasiswa yang ikut unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja. Tiba-tiba seorang berpakaian sipil serba hitam menghampirinya, disusul enam polisi berseragam. 

“Para polisi itu meminta kamera Peter, namun Ia menolak sambil menjelaskan bahwa dirinya wartawan,” kata Suwarjono dalam keterangan tertulis.

Namun, para polisi memaksa dan merampas kamera Peter. Seorang dari polisi itu sempat meminta memori kamera. Peter menolak dan menawarkan akan menghapus video aksi kekerasan aparat polisi terhadap seorang peserta aksi.

Para polisi bersikukuh dan merampas kamera jurnalis video Suara.com tersebut. Peter pun diseret sambil dipukul dan ditendang oleh segerombolan polisi tersebut.

"Saya sudah jelaskan kalau saya wartawan, tetapi mereka (polisi) tetap merampas dan menyeret saya. Tadi saya sempat diseret dan digebukin, tangan dan pelipis saya memar," kata Peter melalui sambungan telepon.

Setelah merampas kamera, memori yang berisi rekaman video liputan aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar di sekitar patung kuda, kawasan Monas, Jakarta itu diambil polisi. Namun kameranya dikembalikan kepada Peter.

"Kamera saya akhirnya kembalikan, tetapi memorinya diambil sama mereka," ujarnya.

Kekinian Peter dalam kondisi memar di bagian muka dan tangannya akibat penganiayaan aparat kepolisian.*

Artikel Terkait