Nasional

FEB UI Gelar Diskusi Online "Presentasi Program of MM MBA in Aviation Management"

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 26/10/2020 16:45 WIB

Kampus Universitas Indonesia Depok

Jakarta, INDONEWS.ID - Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNiversitas Indonesia (FEB UI) bekerja sama dengan CSE Aviation menggelar diskusi yang dilakukan secara daring pada Senin (26/10/2020).

Diskusi online bertajuk "Presentasi Program of MM MBA in Aviation Management" tersebut bertujuan memperkenalkan sebuah program baru FBUI yakni "MM MBA in Aviation Management" hasil kerjasamanya dengan Coventry University UK yang diinisiasi CSE Aviation Consulting.

Tujuannya adalah untuk menjawab tantangan industri penerbangan di Indonesia akan datang, yang semakin lama semakin kompleks dan berkembang.

Hadir sebagai pembicara di antaranya Presiden Director of CSE Aviation, Samudra Sukardi, MMIS, MSIS, Assisten Proffesor in Aviation Management Course Director, Msc Air Transport Management Coventry University, Dr. Mukesh Pandey, Associate Head of School Professor in Aviation Management Coventry Universirty, Jenny Fernando.

Dalam pemaparannya, Vice Director of MM FIB UI, Yeshika Alversia mengatakan kerja sama ini berupa penyelenggaraan joint program yang akan menghasilkan para Magister Manajemen dan Magister Business Administration khusus di bidang Manajemen Aviasi.

"Setelah mengikuti program ini selama empat semester, para lulusan akan mendapatkan mendapatkan dua gelar master sekaligus yakni Magister Manajemen dan Magister Business Administration bidang Manajemen Aviasi," kata Yeshika seperti dikutip Indonews.id.

Keseluruhan kegiatan belajar mengajar disampaikan di Kampus MMUI Salemba dan keseluruhan program akan disampaikan dalam empat semester melalui kelas khusus.

"Diharapkan, materi-materi yang disampaikan mampu mengakomodasi kebutuhan seluruh pelaku industri penerbangan baik dari regulator, kebandarudaraan, airlines, navigasi udara, MRO, manufaktur, dan industri pendukung lainnya,"

Presiden Director of CSE Aviation, Samudra Sukardi, MMIS, MSIS di sela-sela acara mengatakan kondisi industri penerbangan dunia lumpuh total akibat pandemi covid-19. Penerbangan antar negara semakin ribet dengan berbagai peraturan dan protokol yang disusun pemerintah.

"Memang hampir semua airlines di dunia pada masa pandemi tahun 2020 ini jadi disaster sebab bukan hanya soal kompetitif persaingan antar airlines, tapi juga hilangnya customer, hilangnya penumpang. Penumpang gak boleh masuk ke negara-negara tertentu, terbang dan macam-macam," beber Samudra.

Namun, kata Samudra, masalah sesungguhnya juga ada pada airlines itu sendiri. Menurutnya, airlines harusnya lebih berani mengatakannya kepada pemerintah sebagai regulator terkait kebijakan pembatasan. Airlines, tambahnya, memiliki posisi bargaining yang kuat sebagai penggerak ekonomi negara dan bangsa.

"Jadi harusnya, airlines diberikan kesempatan seperti misalnya ketika seseorang bepergian, jika sudah dicheck temperaturnya, tak diperlukan lagi test rapid atau swab, jaga jarak di cabin. Itu semua berlebihan," kata Samudra.

Samudra menambahkan, seharunya, jika temperatur penumpang tidak lebih dari 36, itu berarti dia sehat. Maka tidak diperlukan dilakukan rapid atau di-swab test apalagi jika harus menjaga jarak di cabis.

"Akibatnya, industri penerbangan Indonesia berlarut-larut down, meski tidak di-lockdown. Hampir semua bidang ekonomi lumpuh. Sekarang sudah sulit, tinggal nunggu vaksin aja," ungkap Samudra.

Associate Head of School Professor in Aviation Management Coventry Universirty, Jenny Fernando mengatakan banyak orang senang melakukan pernerbangan. Namun seiring dengan merebaknya pandemi covid-19 di berbagai negara di dunia, terjadi perubahan perilaku konsumen.

"Pandemi corona belum bisa dipastikan kapan akan berakhir, entah dalam dua atau tiga tahun ke depan dan juga terjadi perubahan perilaku konsumen dalam industri penerbangan. Ini tentu menjadi tantangan yang terus kita carikan solusinya," kata Jenny.

Assisten Proffesor in Aviation Management Course Director, Msc Air Transport Management Coventry University, Dr. Mukesh Pandey mengatakan sebagai solusi dari persoalan pandemi corona ini diperlukan pemikiran-pemikiran yang out of the box.

"Pandemi corona berdampak pada semua lini ekonomi secara khusus industri penerbangan, namun apa yang kita butuhkan adalah pemikiran yang out of of the box untuk menghadirkan solusi-solusi yang inovatif," kata Mukesh.

Terpisah Pemimpin Redaksi Indonews.id yang juga merupakan alumni Universitas Indonesia, Drs. Asri Hadi, MA menyampaikan ucapakan selamat atas lahirnya program baru yang prestisius dari FEB UI ini.

"Semoga program yang baru ini, bahkan yang pertama di Asia Tenggara ini mampu melahirkan generasi yang inovatif dan berpikiran out of the box untuk menjawab persoalan bangsa," ungkap Asri.*(Rikard Djegadut).

 

 

Artikel Terkait