Opini

Menjaga Tetap Tegaknya Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia

Oleh : luska - Rabu, 06/01/2021 09:52 WIB

Letkol Laut (KH/W) Elyah Musarovah, Pabandya Komkinjabstruk Ban VI Spersal

oleh: Letkol Laut (KH/W) Elyah Musarovah
Pabandya Komkinjabstruk Ban VI Spersal

Pancasila sebagai jatidiri bangsa Indonesia artinya Pancasila sebagai suatu filsafat
yang merupakan fundamen pikiran, jiwa dan hasrat yang sedalam-dalamnya dan
diatasnya didirikan gedung Indonesia merdeka yang kekal dan abadi.

(Prof. Sunaryo Wreksosuhardjo, 2008).

Faktanya hari ini Pancasila sebagai jati diri bangsa semakin hilang dari kehidupan masyarakat Indonesia. Nilai-nilai Pancasila seolah telah ditinggalkan masyarakat dalam menjalani kehidupan bernegara dan berbangsa. Lebih fatalnya lagi dalam survey 20 tahun terakhir ini hampir sebagian masyarakat Indonesia yang tidak mengenal lambang maupun symbol dalam setiap sila dalam Pancasila. Pancasila merupakan sistem nilai yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, bahkan pada masa kerajaan telah berkembang nilai-nilai dasar yang merupakan karaktermasyarakat sebagai bukti bahwa nilai-nilai tersebut berkembang adalah  adanya tulisan dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Prapanca pada jaman kerajaan Majapahit, sedangkan bukti lain adalah adanya prasasti dan candi-candi yang dipercaya sebagai bukti tumbuh berkembangnya kepercayaan terhadap Tuhan, musyawarah dan gotong royong juga terlihat dalam setiap relief candi.

Nilai-nilai itu kemudian digali dan dirumuskan menjadi suatu tatanan norma mempunyai sejarah yang cukup panjang sampai pada akhirnya  dijadikan sebagai akta pendirian Negara Indonesia dengan sebutan staat fundamental norma. Pendapat John Locke mengenai suatu negara Teori kedaulatan rakyat menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi dalam suatu negara berada di tangan rakyat, teori ini berusaha mengimbangi kekuasaan tunggal raja atau pemimpin agama, dengan demikian, teori kedaulatan rakyat menyatakan bahwa Teori ini menjadi dasar dari negara-negara demokrasi khususnya yang diyakini para raja Inggris bahwa sumber kekuasaan raja berasal dari Tuhan sendiri (legitimasi teologis) negara itupun ada karena Tuhan.

Apalagi dalam menghadapi tantangan era globalisasi. Era globalisasi adalah sebuah istilah memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan  dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi,perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses dimana antar
individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai arti bahwa Pancasila menjadi pedoman bagi setiap perilaku bangsa Indonesia. Perilaku setiap warga Negara harus dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, sehingga bangsa Indonesia mempunyai kepribadian dan jati diri sendiri yang membedakan dengan bangsa- bangsa lain di dunia. Karakter bangsa Indonesia akan ditentukan oleh implementasi fungsi Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa. Sedangkan Pancasila sebagai Ideologi mempunyai arti bahwa nilai-nilai Pancasila menjadi sesuatu yang didambakan dan dicita-citakan dalam bentuk kehidupan nyata. Suatu ideologi selain memuat gambaran tentang kehidupan yang dicita-citakan juga mengandung langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan tersebut. Setiap ideologi mengandung dimensi realitas, dimensi idealis, dan dimensi cara. Dimensi realita merupakan pemahaman situasi masyarakat yang sedang dihadapi sebagai produk dari masa lampau, dimensi idealis merupakan gambaran situasi baru atau kehidupan yang dicita-citakan, sedangkan dimensi cara adalah langkah-langkah untuk mencapai cita-cita.

Dengan adanya tiga fungsi dasar Pancasila tersebut, diharapkan Pancasila mampu berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dalam menjawab tantangan jaman. Dan jika dilihat lagi dari berbagai aspek masalah yang sedang dihadapi bangsa Indonesia, kita seharusnya kembali menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut, karena Pancasila yang merupakan pondasi bangsa Indonesia untuk menghadapi bebagai masalah khususnya di era global seperti saat ini, yang membuat rentan dengan berbagai macam perpecah belahan
bangsa atau yang disebut proxy war, dikarenakan semakin memudarnya nilai-nilai Pancasila dikarenakan perubahan jaman oleh adanya globalisasi.

Sudah seharusnya Pancasila sebagai jawaban dalam menghadapi tantangan di era globalisasi, karena dari implikasi dijadikannya Pancasila sebagai pandangan hidup maka bangsa yang besar ini haruslah mempunyai sense of belonging dan sense of pride atas Pancasila. Setidaknya ada dua alasan yang menyebabkan suatu ideologi akan tetap eksis.

Pertama adalah jumlah penganut atau pengikut. Semakin banyak pengikut dari suatu ideologi, maka ideologi tersebut akan semakin kuat. Pancasila merupakan ideologi yang diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Secara konseptual, Pancasila adalah ideologi yang kokoh. Pancasila tidak akan musnah sepanjang masih ada pengikut yang memperjuangkannya.

Kedua adalah seberapa besar pengikut tersebut mempercayai dan menjadikan ideologi sebagai bagian dari kehidupannya. Semakin kuat
kepercayaan seseorang, maka semakin kuat posisi ideologi tersebut.

Sebaliknya, walaupun banyak pengikut, tetapi apabila pengikut tersebut sudah tidak menjadikan ideologi sebagai bagian dari kehidupannya, maka ideologi dikatakan lemah.

Pancasila sebagai ideology bangsa dan sekaligus karakteristik Bangsa Indonesia mengandung beberapa pengertian dalam setiap sila di dalamnya meliputi:

1.Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa mengandung pengertian Suatu konsep Ketuhanan yang bersumber dari pemikiran manusia yang bersumber dari CIPTA, RASA dan KARSA. CIPTA yang berarti manusia berasal dari ciptaan Tuhan harus memiliki kecerdasan, pengetahuan, ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. RASA yang berarti manusia memiliki perasan, rasa senang, sedih, mencintai dicintai menghargai sesama. KARSA yang berarti manusia memiliki semangat, motivasi berbuat lebih baik mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain .

2.Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab bahwa manusia harus memiliki rasa kemanusiaan atau tenggang rasa terhadap masyarakat sosial di mana ia berada karena manusia bagian dari sosial masyarakat oleh karena itu harus patuh pada aturan aturan yang berlaku dalam masyarakatnya.

3 Persatuan Indonesia merupakan karakter bangsa Indonesia yang ketiga, hal ini muncul karena rasa kesadaran satu nasib satu perjuangan,hal ini sudah ada sejak jaman nenek moyang misalnya dalam berjuang melawan penjajah, di daerah daerah dalam hal bergotong royong.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratandan Perwakilan. Karakter yang keempat berasal dari
filsafat sosial bahwa manusia menghendaki hubungan yang ideal dengan orang lain. Pengertian yang lain bahwa manusia menghendaki hubungan
yang baik saling menghormati dengan yang lain sehingga dalam komunikasi tidak akan terjadi pertengkaran atau percekcokan.

5.Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia Merupakan karakter yang harus diiliki oleh bangsa Indonesia tanpa kecuali baik dari kelompok penguasa
maupun rakyat Indonesia.

Kelima sila dalam Pancasila yang sudah menjadi karakteristik bangsa Indonesia atau jati diri bangsa Indonesia yang harus dipahami, dihayati, dan diamalkan namun dalam Kenyataannya jaman reformasi sekarang ini sudah luntur menyebabkan posisi Pancasila di era globalisasi sangat rawan terhadap ancaman dan gangguan. Secara formal, Pancasila tetap diakui oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai ideologi mereka, namun di tataran aplikatif, perilaku masyarakat Indonesia mulai dari kaum elite sampai rakyat jelata telah banyak yang mengalami pergeseran nilai. Secara tidak langsung pergeseran nilai tersebut membuat masyarakat perlahan-lahan melupakan Pancasila oleh karena itu kita sebagai masyarakat Indonesia untuk menjadikan bangsa Indonesia yang besar dan kuat seluruh rakyat Indonesia dari kaum elite sampai rakyat jelata berkewajiban untuk menjaga tetap tegaknya Pancasila sebagai Jati Diri bangsa Indonesia yang mampu mendarah daging pada seluruh rakyat dan tumpah darah bangsa Indonesia.

Sumber:
Kaelan. 2005. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Wiyono, Suko. 2013. Reaktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.Malang: Universitas Wisnuwardhana Malang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Deklarasi Universal lemang Hak-hak Manusia (Universal Declaralion of Human Riglus), di sahkan oleh Majelis U mllm PBB tanggal 10 Desember 1948.

 

 

Artikel Terkait