Nasional

Soal Pembentukan Holding Ultra Mikro, Ini Beragam Keuntungan bagi PNM

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 12/02/2021 09:59 WIB

EVP Bisnis UlaMM PNM Kindaris (kiri) bersama EVP Keuangan dan Operasional PNM Sunar Basuki (Kanan) dalam acara Laporan Kinerja Pemberdayaan PNM sepanjang 2020 bertajuk

Jakarta, INDONEWS.ID - EVP Keuangan dan Operasional PNM, Sunar Basuki mengatakan PNM akan mendapatkan beragam keuntungan ketika Holding Ultra Mikro resmi dibentuk. Menurunta, hal ini akan mempengaruhi kekuatan pendanaan perseroan dan mampu menurunkan suku bunga kepada nasabah.

"Seperti dikatakan Pak Direktur Utama, dampak holding akan memperkuat pendanaan. Dan targetnya bisa menurunkan suku bunga nasabah dengan adanya dukungan pendanaan tersebut," jelas Sunar Basuki dalam laporan kinerja PNM sepanjang 2020 secara virtual di Jakarta, Rabu (10/2/2021).

Basuki menambkan, apabila nanti suku bunga dapat ditekan, PNM akan semakin kompetitif di pasarnya. Sehingga mampu memberikan terhadap pertumbuhan bisnis perseroan.

Dengan dukungan pendanaan dan suku bunga yang rendah, PNM akan semakin kompetitif dan berdampak pada pertumbuhan bisnis.

Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Kementerian BUMN berencana meleburkan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Pegadaian (Persero).

Dari pembentukan holding BUMN Ultra Mikro, diharapkan mampu memaksimalkan proses pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Karena ketiga perusahaan BUMN yang merupakan anggotanya bisa saling mengisi dan saling menguatkan sesuai masing-masing lini bisnis utamanya.

Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyampaikan upaya pemerintah mengintegrasikan semua badan usaha agar proses pemulihan ekonomi berjalan cepat. Salah satunya, rencana membentuk holding ultra mikro.

"Transformasi sektor keuangan melalui holding ultra mikro akan memperkuat ketahanan ekonomi, menciptakan pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas, mengurangi ketimpangan, dan meningkatkan kualitas nasabah UMKM dalam rangka keuangan inklusif," jelas Erick di sebuah diskusi virtual beberapa waktu lalu.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait