Sosok

Jejak Alumni FISIP UI: Mengenal Cosmas Batubara, Sosok Konseptor dan Andalan Order Baru

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 17/02/2021 19:45 WIB

Sosok Cosmas Batubara: Konseptor dan Andalan Order Baru

Sosok, INDONEWS.ID - Bicara soal tokoh yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) seperti tiada habisnya.

Banyak tokoh nasional yang kiprah dan kontribusinya sangat besar bagi perjalanan dan pembangunan bangsa dan negara Indonesia ini menumbuhkan idealisme awalnya di kampus yang berlokasi di Depok ini.

Selama beberapa pekan terakhir, beberapa nama besar muncul dalam tulisan media Indonews.id dengan edisi khusus menelusuri jejak dan kiprah para almuni dalam berbagai bidang yang digeluti.

Dalam edisi "Jejak Alumni FISIP UI" kali ini, kita akan mencoba menelusuri dan melihat kiprah dan sepak terjang seorang Cosmas Batubara dalam pembangunan Indonesia.

Berita kepergiannya meninggalkan dunia yang fana ini sempat menjadi perhatian seluruh komponon bangsa pada 2019 silam. Ia wafat pada Kamis (8/8/2019) di Jakarta dalam usia 80 tahun.

Kabar duka meninggalnya Cosmas Batubara diketahui dari salah satu cucu almarhum, Michael Manurung. Dikutip dari Antara, Michael mengabarkan bahwa kakeknya telah berpulang di RSCM Kencana, Jakarta Pusat. Cosmas Batubara wafat setelah berjuang melawan kanker darah dan sempat dirawat hingga ke Jepang.

Sosok Cosmas merupakan salah satu tokoh kunci tumbangnya Orde Lama yang dipimpin Presiden Sukarno ketika dirinya salah satu aktivist paling gigih di zamannya. Ia lalu menjadi politikus sekaligus menteri andalan Orde Baru ala Presiden Soeharto.

Penasaran bukan dengan sosok yang pernah menjadi menteri tiga kali ini? Simak selengkapnya!

Sosok Cosmas Batubara

Berdasarkan data Wikipedia.ord, Cosmas Batubara adalah seorang politikus dan pengusaha Indonesia, sekaligus merupakan tokoh pergerakan serta aktivist kepemudaan paling berbakat dan berkharisma.

Dikutip dari buku Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia (1984), Cosmas Batubara dilahirkan di Purbasaribu, Simalungun, Sumatera Utara, pada 19 September 1938. Ia berasal dari keluarga biasa yang sederhana.

Ayah Cosmas bekerja sebagai mandor konstruksi jalan. Namun, sejak usia 8 tahun, Cosmas sudah menjadi anak yatim karena sang ayah meninggal dunia. Sedari itulah ia kemudian mencoba hidup mandiri, seperti pesan yang ditinggalkan ayahnya sebelum wafat.

Cosmas memulai pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) di kampung halamannya, kemudian lanjut ke Sekolah Guru Bawah (SGB). Setelah lulus dari SGB, ia meninggalkan Purbasaribu menuju ibu kota dan meneruskan studi ke Sekolah Guru Atas (SGA) di Jakarta.

Dari sinilah Cosmas mulai menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja sebagai guru di SD Strada sembari terus sekolah. Setelah tamat dari SGA, ia lanjut ke Sekolah Tinggi Publisistik dan lulus. Selanjutnya, Cosmas diterima di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip UI).

Menumbangkan Orde Lama

Semasa menjadi mahasiswa, Cosmas menjelma sebagai sosok aktivis berpengaruh. Ia tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) sejak 1962. Organisasi ini punya andil besar dalam perpolitikan nasional terlebih setelah terjadinya Gerakan 30 September 1965.

Karel Steenbrink dalam Catholics in Independent Indonesia 1945-2010 (2015) memaparkan, pada periode itu, Cosmas Batubara adalah Ketua PMKRI dan muncul sebagai salah satu tokoh mahasiswa yang mendorong dibubarkannya Partai Komunis Indonesia (PKI).

Cosmas turut menginisiasi terbentuknya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada 25 Oktober 1965 dan didapuk menjadi ketua organisasi ini. KAMI merupakan gabungan dari beberapa organisasi, termasuk PMKRI, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan sejumlah gerakan lainnya.

Sebagaimana diungkap dalam Pengumpulan Sumber Sejarah Lisan: Gerakan Mahasiswa 1966 dan 1998 (2011) suntingan Erwiza Erman, Cosmas Batubara sangat menghormati Bung Karno, tapi tidak sepakat dengan gagasan Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) yang digaungkan presiden kala itu.

“Menjelang terjadi G30S/PKI itu kita sudah menduga akan ada suatu gerakan yang tidak sejalan dengan kita, karena kita juga mencium tekanan-tekanan yang dilakukan oleh kelompok komunis di berbagai forum," kenang Cosmas.

Hingga akhirnya, atas desakan berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, pengaruh Sukarno mulai meluruh, sampai kemudian kendali pemerintahan diambil-alih oleh Soeharto, terlebih setelah menerima Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar.

Andalan Orde Baru hingga 3 Kali Jadi Menteri

Turut serta dalam mengganyang PKI sekaligus meruntuhkan Orde Lama, Cosmas Batubara pun dilirik oleh Soeharto yang kemudian naik takhta sebagai presiden, begitu pula beberapa tokoh aktivis mahasiswa angkatan 66 lainnya.

Sejak 1967, Cosmas bergabung dengan Golkar yang nantinya menjadi salah satu kekuatan utama Orde Baru. Ia bahkan terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) dari Fraksi Karya Pembangunan.

Dikutip dari pengantar dalam buku Cosmas Batubara: Sebuah Otobiografi Politik (2007), pria Batak ini berandil penting dalam membesarkan Golkar. Di Pemilu 1971 yang merupakan pemilihan umum pertama Orde Baru, Cosmas berperan besar memenangkan Golkar dengan angka mutlak.

Sejak 29 Maret 1978, Presiden Soeharto menunjuk Cosmas untuk menempati posisi menteri yang baru saja dibentuk, yaitu Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat di Kabinet Pembangunan III.

Di kabinet selanjutnya, jabatan ini berganti nama menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat yang juga diemban Cosmas hingga 21 Maret 1988.

Berikutnya, Cosmas Batubara masih bertahan di kabinet, tapi kali ini sebagai Menteri Tenaga Kerja. Ia menuntaskan tugasnya hingga masa jabatannya usai pada 17 Maret 1993. Sebelumnya, tahun 1991, Cosmas terpilih sebagai Presiden International Labour Organization (ILO).

Setelah itu, Cosmas mulai mundur teratur dari panggung politik dan beralih ke ranah bisnis. Dirangkum dari Kontan, Cosmas Batubara adalah Komisaris PT Dharmala Intiland yang kemudian berganti nama menjadi PT Intiland Development. Ia juga duduk sebagai Wakil Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen PT Tunas Ridean.

Cosmas Batubara juga merangkap jabatan sebagai Komisaris Utama PT Multi Bintang Indonesia sejak 1998, selain tercatat pula pernah menduduki berbagai jabatan di sejumlah perusahaan lainnya.

Adapun jabatan itu antara lain sebagai Komisaris PT Ciputra Development, Komisaris PT Metropolitan Kentjana, Direktur Utama PT Agung Podomoro Land, Komisaris Utama PT Sunter Agung, Komisaris Utama PT Alam Hijau Teduh, Komisaris PT Jakarta Relaty, Komisaris PT Indofica, Komisaris Utama PT Mandiri Eka Abadi, Komisaris Utama PT Jaya Lestari Persada, dan lain-lain.

Selain itu, hingga wafatnya, Cosmas Batubara juga menjabat sebagai rektor di Podomoro University yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Agung Podomoro. Salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini menjadi bagian dari Agung Podomoro Group bekerja sama dengan Babson Global Inc. Amerika Serikat.

Kesehatan Cosmas Batubara mulai melemah saat ia diketahui mengidap salah satu jenis kanker darah. Sempat dirawat intensif di salah satu rumah sakit di Jepang, namun Cosmas kemudian menginginkan pulang ke tanah air.

Hingga akhirnya, mantan aktivis sekaligus politikus andalan Orde Baru ini wafat di Jakarta pada 8 Agustus 2019 kemarin, meninggalkan istri bernama RA Cypriana Hadiwijono serta anak-anak dan cucu-cucunya. Jenazah Cosmas Batubara dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

Seorang Konseptor Andal

Gagasan dan pemikiran Cosmas Batubara tentang perumahan bagi masyarakat kecil dan hubungan industrial sangat besar dan masih dipergunakan sampai saat ini. Gagasan dan pemikirannya menjadi role model bagi pemerintah, swasta serta dunia pendidikan di Indonesia.

Mantan Menteri Tenaga kerja dan juga Menteri Perumahan dan Permukiman Rakyat, Theo L Sambuaga mengatakan, Cosmas merupakan sosok yang tegas dengan pemikirannya yang cemerlang saat masih aktif di pemerintahan maupun dunia usaha.

Hal ini membuat nama Cosmas Batubara sangat disegani hingga sekarang dan dijuluki sebagai konseptor sekaligus eksekutor yang andal. Demkian kesaksian sahabat, Theo L Sambuaga dalam acara Webinar Politik Perburuhan FISIP UI dengan Tema Menelusuri Kembali Pemikiran Dr. Cosmas Batubara: Perburuhan dan Perumahan Rakyat di Indonesia, Jakarta, Jumat (2/10).

“Saya kenal sejak tahun 1966 Pak Cosmas Batubara memang seorang aktifitas dan pejuang negeri, gagasan dan pemikirannya sejak kuliah, partai, legislatif, eksekutif dan juga dunia usaha sangat brilian dan ini banyak diikuti yang lain,” kata Theo L Sambuaga.

Cosmas Batubara, lanjut dia, merupakan tokoh yang memiliki dasar pemikiran yang luas mengenai bangsa ini terutama untuk sektor industrial pekerja dan sektor perumahan rakyat. Sejak muda, Cosmas merupakan tokoh yang memiliki pemikiran brilian dan cemerlang. Tak heran gaya dan pemikirannya diikuti oleh banyak pihak, termasuk dirinya.

“Saya bertemu Bung Cosmas di Fisip UI, kami keluarga besar Fisip UI. Pada saat itu dewan mahasiswa UI tahun 1973-74, dan ketua umumnya adalah Hariman Siregar dimana tahun 1973 mempelopori menolak kelahiran KNPI. Nah justru pada saat kongres kedua justru Bung Cosmas yang turut melahirkan KNPI, duduk sebagai ketua DPPnya dan mendorong saya masuk KNPI,” kata Theo kala itu.

Demikian pula waktu Cosmas menjadi pengurus DPP Golkar, dialah yang mendorong Theo untuk masuk Golkar tahun 1979. Kemudian Theo masuk DPR RI 1982-1988 dan pada saat itu Cosmas Batubara menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat.

“Saya berturut-turut jadi Wakil Ketua komisi I, Ketua Fraksi Karya Pembangunan dan ganti jadi Fraksi Partai Golkar. Pada periode kedua DPR 2004-2009 saya sebagai ketua komisi di DPR RI dan selama MPR RI selama 27 tahun (1982-2009) saya dipercayakan sebagai sekretaris fraksi partai Golkar, ketua panitia adhoc I, PAH I dan Komisi PAH I yang menetapkan GBHN hasil reformasi,” ujarnya.

Meskipun beberapa bulan saja, Theo menjadi Menteri Tenaga Kerja, karena mundurnya Presiden Soeharto. Dia mengaku mempelajari semua permasalahan yang terjadi.

Dia melakukan reorganisasi dan revitalisasi organisasi. Memanfaatkan hubungan industrial, termasuk memastikan hak mogok buruh,kesejahteraan buruh, upah minimum, jaminan sosial, pelaksanaan program perdesaan dan perkotaan. Selain itu, pengawasan PJTKI penyalur tenaga kerja Indonesia agar yang dikirim lengkap, dilatih, dan memberikan dukungan pada TKI.

“Ini semua dirintis sejak Zaman Cosmas Batubara,” katanya.

Sebagai menteri Perumahan dan Permukiman, saya laksanakan sejak prinsipnya menjadi modal perumahan dan dilanjutkan menteri menteri berikutnya, seperti perumahan di pedesaan, pembangunan rumah sederhana, rumah sangat sederhana dan pembangunan rumah susun.

“Intinya semua itu menyediakan rumah yang terjangkau dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat berpenghasilan rendah,” katanya.*

Profil Singkat:

Nama : Cosmas Batubara
Tempat Tanggal Lahir : 19 September 1938, Sumatera Utara
Meninggal : 8 Agustus 2019, RSCM Kencana, Jakarta                                                                                                                                Istri: R.A. Cypriana Hadiwijono 
Anak : Arthur Batubara, Prisca Dewanti Batubara

Pendidikan:
Sekolah Rakyat (SR)
Sekolah Guru Bawah (SGB)
Sekolah Guru Atas (SGA) di Jakarta
Sekolah Tinggi Publisistik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip UI).

Karir Politik:

Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat di Kabinet Pembangunan III
Menteri Negara Perumahan Rakyat pada periode
Menteri Tenaga Kerja Pada periode
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 1967-1999

Karir Bisnis: 

Komisaris PT Intiland Development Tbk (DILD) yang saat itu bernama PT Dharmala Intiland Tbk Sejak 1994
Komisaris Dharmala Intiland sekaligus sebagai Komisaris Independen 1996 hingga 2007
Wakil Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen PT Tunas Ridean Tbk (TURI) sejak 1994
Komisaris Utama PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) Sejak 1998
Presiden International Labour Organization (ILO) pada 1991
Komisaris PT Ciputra Development Tbk (CTRA) 2001-2015.
Komisaris PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) 2009-2016
Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) Sejak 2016
Komisaris Utama PT Sunter Agung. 1993-2008
Komisaris Utama PT Alam Hijau Teduh sejak 2011,
Komisaris PT Jakarta Relaty sejak 2004,
Komisaris PT Indofica sejak 2004,
Komisaris Utama PT Mandiri Eka Abadi sejak 2003,
Komisaris Utama PT Jaya Lestari Persada sejak 2002.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait