Daerah

Akselerasi Sektor Pariwisata, Sumatera Barat Perlu Bangun Global Brand Destination

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 07/04/2021 13:30 WIB

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraft) periode 2011-2014, Dr. H. Sapta Nirwandar, S.E

Jakarta, INDONEWS.ID - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraft) periode 2011-2014, Dr. H. Sapta Nirwandar, S.E mengatakan salah satu strategi dalam rangka percepatan pembangunan di sektor pariwisata Sumatera Barat adalah dengan membangun global brand destination.

Hal itu dikatakan Sapta Nirwandar dalam seminar online yang digelar Korps Alumni HMI (KAHMI) Dosen Sumatera Barat bertajuk "Strategi Percepatan Pembangunan Sektor Pariwisata Sumatera Barat" melalui aplikasi meeting zoom pada Rabu (7/4)

"Jadi yang pertama, Sumatera Barat harus memiliki global brand destination yang kuat, membangun satu strong destination brand. Kita tidak bisa hanya mengharapkan brand "wondeful Indonesia` saja," kata Sapta Nirwandar di sela-sela pemaparannya seperti dikutip media ini, Rabu (7/4).

Sapta Nirwandar menjelaskan bahwa beberapa negara lain di dunia seperti Perancis dan Amerika mengedepankan brand destination yang kuat. Bahkan menurutnya, Sumatera Barat harus membangun brand destination: one region, one destination.

"Tapi beberapa negera seperti Perancis, Amerika, itu mereka punya destination brand yang kuat. Kalo kita contoh di Indonesia seperti Bayuwangi, itu juga brand destinationnya kuat," tambahnya.

Ia menegaskan bahwa brand adalah bussines assets. Pemahaman ini sering dilupakan oleh para kepala daerah. Di Bayuwangi, lanjutnya, ada beragam pariwisata yang ditawarkan dan dapat mengenjot banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara berawal dari brand yang kuat. Antara lain ada pariwisata, surfing, ada juga yang disebut blue fire, seni budaya, cafe dan seterusnya.

"Jangan lupa, brand itu adalah business assets. Ini yang sering dilupakan. Sekarang kita punya kopi, teh kayu aro, teh kawa, tapi orang ga tau. Bahkan Teh Kawa itu kalah dengan teh tarik. Padahal teh kawa ini hebat sekali, karena dia punya efek bukannya ke samping tapi ke depan. Artnya, penglihatan jadi terang," urainya.

Lebih lanjut, Sapta Nirwandar menerangkan bahwa brand bukanlah sebuah cost namun merupakan sebuah investment. Artinya, konsintensi dan kegigihan membangun brand akan menghasilkan sesuatu bernilai tinggi di masa mendatang.

"Brand is not a cost, tapi an investment. Ini penting. Selama ini para bupati melihat brand ini sebagai cost, bukannya sebagai investment. Oleh karena itu, ini harus dimulai dipikirkan," pungkasnya.

"15 tahun lalu saya masuk di Musrembang, itu orang pada skeptis terhadap pariwisata. Katanya pariwisata itu sejalan dengan muharam sajada. Saya bilang enggak, tergantung kita memanagenya," sambungnya.

Lebih jauh, ia menambahkan, jika di Thailand dikenal dengan istilah "One Tambon One Product", di Sumatera Barat kita harus bangun One Region (kabupaten/kota), one best destination.

"Coba lihat di Sumatera Barat ini, ada banyak sekali tempat wisata alam seperti Pantai Carocok Painan, Kuak Raja, Taman Nasional Kerinci Sablat, Lembah Anai, Danau Siingkarak, Gunung Singgalang,Sawahlunto, Pulau Setan, Lembah Harau, Danau Maninjau, Lubuk Rantiang, Pulau Mandeh," paparnya.

Tak hanya itu, di Sumatera Barat juga ada wisata Kebuh Teh Alahan Panjang, Pemandian Alam Sako Tapan, Air Terjun Nyarai, Lubuak Bonta, Muaro Binguang, Danau di Diateh Danau dan Danau di Bawah dan lain sebagainya.

Untuk diketahui, Danau Diateh atau kembar merupakan julukan yang diberikan untuk Danau Diateh (Di Atas) dan Danau Di Bawah. Kedua danau ini memiliki luas hampir sama dan terletak berdekatan sehingga disebut Danau Kembar.

"Di mana ada danau Diateh dan Dibawah, kecuali di Sumatera Barat. Jadi kalo Rahmat alam ini tidak dimanfaatkan, itu yang salah adalah para akademisi dan para dosen," tukasnya. 

Sapta Nirwandar mengaku sudah mengunjungi 400 lebih dari 500 kabupaten selama masih aktif jadi Wakil Menparekraft. Namun, tak ada yang seperti Sumatera Barat.

Selain tempat wisata alam tersebut di atas, di Sumatera Barat juga jadi gudangnya arsitek ulung yang mampu membangun gedung seni yang sangat khas, seperi Masjid Padang.

"Masjid Padang itu, arsitek yang bangun ini hanya ada di Sumatera Utara. Janjang Seribu, Equator di Bonjol, Lobang Jepang, Jam Gadang, Desa Lama Pariangan dan seterusnya. Bicara pariwisata Sumatera Barat itu ga ada habis-habisnya. Mulai dari alam, budaya, religi, kuliner dan macam-macam," beber Sapta Nirwandar bangga.

Terpisah, Pemimpin Redaksi Indonews.id selaku Putra Daerah Sumatera Barat asal Tanah Datar mengatakan siap bekerjasama dengan berbagai pihak di Sumatera Utara dan Sumatera Barat memperkenalkan dan mempercepat pembangunan pariwisata di masing-masing daerah.

Ia berharap agar semua pihak berkolaborasi berbagi pengetahuan seperti yang dilakukan mantan Wakil Menparekraft untuk turut serta berkontribusi membangun dearah, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

"Sebagai putra daerah Sumatera Barat, saya berharap kepada semua pihak untuk berkolborasi berbagi pengetahuan dan pengalaman membangun Sumatera Barat tercinta. Sehingga akhirnya dapat menyejahterakan masyarakat lokal," ungkap Asri Hadi.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait